Kalam
Beranda » Berita » Tafsir Al-Bayan: Tafsir Pegon untuk Kaum Milenial

Tafsir Al-Bayan: Tafsir Pegon untuk Kaum Milenial

Tafsir Al Bayan

KH. Shodiq Hamzah, seorang ulama karismatik dari Pondok Pesantren As-Shodiqiyah Semarang, menghadirkan sebuah mahakarya berupa kitab tafsir yang berjudul Tafsir Al-Bayan Fi Ma’arifati Ma’anil Qur’an.

Tafsir Al-Bayan merupakan sebuah karya Tafsir al-Qur’an yang disusun secara khusus untuk menjawab kebutuhan generasi milenial dan Gen-Z. Dengan gaya bahasa yang mudah dan sederhana, tafsir ini hadir sebagai jembatan antara kekayaan tradisi pesantren dan tantangan pemahaman al-Qur’an di era modern.

Melalui Tafsir Al-Bayan, nilai-nilai Islam disampaikan dengan cara yang relevan, membumi, dan mudah dipahami oleh generasi muda yang hidup di tengah arus informasi digital dan perubahan sosial yang dinamis.

Memahami Al-Qur’an dengan Bahasa Anak Muda

Tafsir Al-Bayan lahir dari keprihatinan mendalam KH. Shodiq terhadap jauhnya sebagian besar masyarakat, khususnya generasi muda, dari pemahaman dan kecintaan terhadap al-Qur’an. Banyak dari mereka belum pernah mengenyam pendidikan pesantren, sehingga tidak terbiasa mendalami isi dan makna al-Qur’an secara sistematis.

Mereka hanya mengenal al-Qur’an sebatas bacaan ritual, tanpa menyentuh kedalaman pesan dan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Melihat kenyataan ini, KH. Shodiq berinisiatif menyusun tafsir yang dapat menjembatani jarak itu dengan sebuah karya tafsir yang membumi, mudah dipahami, dan tetap menjaga kedalaman ilmiahnya.

Manajemen Waktu: Refleksi Mendalam Bab Bersegera dalam Kebaikan

Pesantren As-Shodiqiyah menerbitkan karya ini melalui kerja sama dengan Penerbit Asnalitera Yogyakarta. Kitab ini terdiri dari 30 jilid, sesuai dengan jumlah juz dalam al-Qur’an, dan setiap jilid mencakup antara 100 hingga 150 halaman. Kitab berukuran 15 x 23 cm dan penggunaan kertas bookpaper membuat pembaca merasa nyaman saat membawa dan membaca kitab ini.

Tafsir al-Bayan Berbahasa Jawa Latin

Salah satu keunggulan utama kitab tafsir ini adalah penggunaan bahasa Jawa Latin. KH. Shodiq terinspirasi oleh tafsir-tafsir Jawa sebelumnya, seperti Tafsir al-Ibriz karya KH. Bisri Mustofa Rembang dan Tafsir al-Iklil yang ditulis oleh KH. Misbah Zainul Mustofa.

Namun, beliau memilih bahasa Jawa Latin untuk memudahkan generasi muda untuk mendalami dan mempelajari, serta memahami isi al-Qur’an. Menurut penulis, hal ini untuk memudahkan pembaca, khususnya generasi muda yakni kaum milenial dan gen-z, dalam memahami al-Quran.Inilah yang membuat Tafsir Al-Bayan unik dan menarik selain dari konteks isi dan penjelasan ayat di dalamnya.

Tafsir Al-Bayan merupakan karya yang berhasil menggabungkan kekayaan tradisi pesantren dengan pendekatan yang lebih modern dan komunikatif. Perpaduan ini menjadikan Al-Bayan sebagai salah satu contoh luar biasa dalam khazanah tafsir al-Qur’an di Nusantara.

Gaya Penulisan dan Pendekatan yang Unik

KH. Shodiq Hamzah merupakan seorang ulama produktif dengan 37 karya, menulis tafsir ini berdasarkan pengamatannya terhadap kebutuhan masyarakat umum. Beliau melihat bahwa banyak masyarakat awam, terutama yang tidak berlatar belakang santri atau pesantren, mengalami kesulitan memahami tafsir-tafsir sebelumnya seperti Tafsir al-Ibriz dan lainnya.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Nama Tafsir Al-Bayan sendiri terinspirasi dari beberapa ulama besar. Nama “Al-Bayan” diambil dari Tafsir Fathul Bayan karya Syekh Abi Toyyib Shidiq Hasan bin Ali Al-Hasani Al-Bukhori dan Tafsir Adhwa Al-Bayan karya Syekh Muhammad Al-Amin Al-Syinkiti. Istilah “Fii Ma’rifati” dari KH. Bisri Mustofa dan “Ma’ani Al-Qur’an” dari kitab-kitab ulama seperti Syekh Imam Abi Ja’far An-Nukhasi.

Fitur-Fitur Unggulan Tafsir Al-Bayan

Tafsir Al-Bayan memiliki beberapa ciri khas dan keunggulan utama:

  • Aksara Jawa Latin: Memudahkan mereka yang tidak terbiasa membaca kitab kuning dan tulisan Arab pegon.
  • Ringkas dan Langsung: Cocok untuk generasi muda yang menyukai penjelasan praktis.
  • Pegon Jawa: Melestarikan tradisi intelektual Islam Jawa.
  • Informasi Lengkap: Setiap surat berawal dengan penjelasan ayat makkiyah/madaniyah, jumlah ayat, kata, dan huruf.

Pendekatan Tafsir: Ijmali dan Komprehensif

Kitab tafsir ini bisa masuk dalam kategori tafsir mufrodat yang menitikberatkan pada makna kata-perkata, metode ini sangat efektif dalam memberikan pemahaman terhadap ayat al-Qur’an. Tafsir Al-Bayan juga bisa masuk kategori tafsir ijmali yang menguraikan secara ringkas dan global.

K.H. Shodiq Hamzah memulai tafsirnya dengan metode yang sangat praktis dan terstruktur serta mengawalinya dengan pengantar yang memuat informasi penting seperti status Makkiyah atau Madaniyah, jumlah ayat, jumlah kalimat (kata), bahkan jumlah huruf dalam surat tersebut. Selain itu, beliau menjelaskan nama surat secara mendalam, termasuk alasan penamaannya serta latar belakang historis atau tematis yang mendasarinya.

Tak kalah penting, beliau juga menyebutkan keutamaan setiap surat yang dibahas. Penyebutan keutamaan ini menjadi unsur motivatif yang sangat berharga, karena dapat mendorong pembaca—terutama generasi muda—untuk lebih mencintai al-Qur’an dan membiasakan diri membacanya secara rutin

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

Selanjutnya KH. Shodiq juga menggabungkan pendekatan historis (tarikhi), linguistik (lughawi), dan sosial-kemasyarakatan (adabi-ijtima’i). Tafsir ini fleksibel dan relevan dengan kebutuhan umat Islam masa kini. Beliau juga melengkapi tafsir ini dengan konteks turunnya ayat (sabab an-nuzul), kisah-kisah relevan (qisas), serta keterangan tambahan (tanbih), keterangan penting (muhimmat), dan keterangan lainnya.

Adapun secara akidah, Tafsir Al-Bayan mengikuti madzhab Asy’ari. Hal ini tampak dari penafsiran ayat-ayat mutasyabihat. Adapun dari sisi fiqhnya, tafsir ini mengikuti mazhab Syafi’i.

Tafsir Al-Bayan, Solusi Cerdas untuk Generasi Milenial

Di tengah tantangan zaman dan derasnya arus informasi, generasi milenial membutuhkan pendekatan yang cerdas dan relevan untuk memahami al-Qur’an. Tafsir Al-Bayan, karya KH. Shodiq Hamzah, hadir menjawab kebutuhan tersebut dengan pendekatan yang komunikatif dan tetap menjaga kedalaman makna dan kekayaan tradisi keilmuan Islam.

Melalui Tafsir Al-Bayan, KH. Shodiq Hamzah ingin menegaskan bahwa al-Qur’an bukanlah kitab yang khusus bagi kalangan pesantren saja, melainkan bisa untuk siapa pun—termasuk generasi milenial dan gen-Z. Tafsir ini tidak hanya menjelaskan ayat demi ayat, tetapi juga menghadirkan konteks yang membumi, sehingga memudahkan pembaca untuk menjadikannya pedoman hidup.

Lebih dari sekadar karya ilmiah, Tafsir Al-Bayan adalah bentuk kepedulian terhadap rendahnya minat generasi muda dalam mendalami al-Qur’an. Melalui bahasa yang jernih dan pendekatan yang inklusif, KH. Shodiq Hamzah mengajak semua kalangan untuk kembali kepada al-Qur’an—bukan dengan keterpaksaan, tetapi dengan cinta dan pemahaman.(kareemustofa)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement