Apa Itu Time Blindness?
SURAU.CO – Time blindness adalah kondisi di mana seseorang tidak menyadari waktu berlalu. Akibatnya, ia kesulitan memperkirakan durasi aktivitas atau mengatur waktu secara efektif. Fenomena ini tidak hanya membuat seseorang terlambat, tapi juga bisa merusak produktivitas dan menciptakan stres tambahan.
Menurut Dr. Michael Manos, spesialis perilaku anak, “time blindness” bukan diagnosis resmi. Namun, ia sering terjadi terutama pada orang dengan ADHD dan autisme. Mereka lebih rentan karena otak mereka cenderung lebih mudah hanyut dalam hyperfocus.
Kenapa Waktu Bisa “Hilang”?
Otak manusia memiliki dua mode perhatian: perhatian otomatis dan perhatian terarah.
- Perhatian otomatis aktif saat kamu mengerjakan hal menyenangkan, seperti menggambar atau bermain game.
- Perhatian terarah bekerja saat kamu mengerjakan tugas yang tidak menyenangkan, seperti mengisi formulir atau mencuci piring.
Saat perhatian otomatis aktif, kita merasa “masuk ke zona”. Otak menjadi sangat fokus, dan waktu terasa lebih cepat berlalu. Fenomena ini sering membuat kita terkejut ketika melihat jam—ternyata sudah malam.
Hubungan Time Blindness dan ADHD
Orang dengan ADHD lebih sering mengalami time blindness karena mereka kesulitan mempertahankan perhatian terarah. Mereka lebih suka aktivitas yang memicu perhatian otomatis, seperti menggambar, coding, atau bermain musik. Akibatnya, mereka cenderung “terhisap” dalam kegiatan dan lupa waktu.
Dampak Time Blindness
Time blindness bisa mempengaruhi banyak aspek hidup:
- Terlambat menghadiri pertemuan atau janji penting
- Melewatkan deadline kerja atau tugas sekolah
- Merasa kewalahan karena waktu terasa “selalu kurang”
- Sulit merancang jadwal harian yang realistis
- Hubungan sosial terganggu akibat ketidaktepatan waktu
Jika dibiarkan, time blindness bisa menciptakan pola kegagalan berulang yang merusak rasa percaya diri.
Cara Mengatasi Time Blindness
Meski time blindness sulit dihindari sepenuhnya, kamu bisa melatih kesadaran waktu dengan strategi berikut:
1. Gunakan Alarm Berkala
Pasang timer saat memulai tugas. Biarkan alarm mengingatkan kapan waktunya berhenti atau beralih.
2. Identifikasi Aktivitas “Pemicu Hyperfocus”
Kenali kegiatan yang membuatmu larut dan atur waktu yang aman untuk melakukannya. Misalnya, jangan mulai main game satu jam sebelum rapat.
3. Terapkan Teknik “Jika–Maka”
Contoh: “Jika saya selesai menulis laporan, maka saya boleh nonton satu episode drama.” Ini melatih otak untuk beralih tugas secara sadar.
4. Jaga Jeda dan Break yang Jelas
Ambil jeda setiap 30–60 menit. Gunakan waktu itu untuk berjalan sebentar, minum air, atau mengecek agenda.
5. Buat Daftar Tugas Harian
Tuliskan durasi realistis untuk setiap tugas, lalu cek setiap dua jam untuk melihat progresmu.
6. Gunakan Isyarat Visual
Letakkan sticky notes atau pengingat visual di ruang kerja agar kamu terus sadar waktu berjalan.
7. Latih Diri dengan Meditasi Singkat
Luangkan lima menit untuk menarik napas dalam dan kembali ke saat ini. Latihan ini membantu otak keluar dari mode hyperfocus.
Penutup: Mengubah Time Blindness Jadi Kekuatan
Kehilangan jejak waktu memang bisa merugikan, tapi kamu bisa mengubahnya jadi keunggulan. Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa menikmati hyperfocus untuk pekerjaan kreatif, sekaligus menjaga jadwal dan tanggung jawabmu tetap terkendali.
Jika kamu merasa time blindness mulai mengganggu hidup sehari-hari—khususnya jika kamu punya ADHD—konsultasikan pada profesional kesehatan mental. Mereka bisa membantumu memahami pola perhatianmu dan menemukan solusi personal yang efektif. (AE).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
