SURAU.CO – Setiap orang mendambakan rumah sebagai tempat berpulang. Tentu saja, rumah bukan sekadar bangunan dari batu dan semen. Sebaliknya, ia adalah sebuah surga kecil yang menenangkan jiwa. Dalam Islam, konsep ini dikenal sebagai baiti jannati atau rumahku adalah surgaku. Oleh karena itu, rumah menjadi pusat ketenangan dan sumber kebahagiaan. Meskipun terdengar ideal, menciptakan suasana rumah Islami bukanlah hal yang mustahil. Hanya saja, ia memerlukan komitmen bersama dari seluruh anggota keluarga.
Pada dasarnya, rumah adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Di sinilah fondasi iman dan akhlak mereka tertanam. Suasana yang positif akan membentuk karakter yang mulia. Sebaliknya, lingkungan yang negatif dapat merusak fitrah mereka. Dengan demikian, membangun rumah tangga yang diridai Allah SWT adalah sebuah ibadah. Sesungguhnya, ini adalah investasi terbaik untuk dunia dan akhirat.
Lalu, bagaimana cara praktis mewujudkan rumah idaman ini? Pada dasarnya, ada beberapa pilar utama yang perlu dibangun bersama untuk meraihnya.
1. Menjadikan Ibadah sebagai Poros Utama
Pertama-tama, rumah yang hidup adalah rumah yang di dalamnya terdengar lantunan ayat suci. Bukan rumah yang sunyi dari zikir kepada Allah. Dalam hal ini, Rasulullah SAW memberikan perumpamaan yang sangat indah.
“Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya adalah seperti perumpamaan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Muslim)
Untuk itu, jadikan salat berjamaah sebagai rutinitas. Di sini, ayah bertindak sebagai imam bagi istri dan anak-anaknya. Momen ini terbukti memperkuat ikatan spiritual keluarga. Selanjutnya, ajak keluarga untuk membaca Al-Quran bersama. Meskipun hanya beberapa ayat, kegiatan sederhana ini mendatangkan keberkahan yang luar biasa. Dengan demikian, rumah akan terasa lebih sejuk, damai, dan terlindungi.
2. Komunikasi Penuh Kasih Sayang (Mawaddah wa Rahmah)
Pilar kedua adalah komunikasi penuh kasih sayang. Sebab, interaksi antar anggota keluarga adalah cermin keharmonisan. Islam mengajarkan umatnya untuk bertutur kata yang baik. Oleh sebab itu, hindari perkataan kasar, caci maki, atau suara yang meninggi. Allah SWT berfirman agar kita mengucapkan perkataan yang benar dan lurus.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)
Akibatnya, ketika nasihat ini diterapkan, suami dan istri akan saling menghargai. Di samping itu, orang tua mendengarkan keluh kesah anak. Anak pun, sebagai hasilnya, akan menghormati nasihat orang tuanya. Ciptakan dialog yang terbuka dan penuh empati. Kemudian, jadikan saling memaafkan sebagai kunci saat terjadi perselisihan. Melalui cara ini, rumah tangga akan dipenuhi sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta), dan rahmah (kasih sayang).
3. Menegakkan Adab dan Akhlak Mulia
Selanjutnya, suasana rumah Islami juga tercermin dari adab penghuninya. Sebagai contoh, ajarkan anak-anak tentang pentingnya kejujuran sejak dini. Selain itu, biasakan mereka untuk mengucapkan salam saat masuk dan keluar rumah. Latih pula mereka untuk menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
Tentu saja, orang tua harus menjadi teladan terbaik. Misalnya, jangan menunjukkan perdebatan sengit di depan anak-anak. Di samping itu, hindari ghibah atau membicarakan keburukan orang lain di dalam rumah. Jadikan rumah sebagai zona bersih dari perbuatan dan perkataan sia-sia. Alhasil, setiap sudut rumah akan memancarkan aura positif.
4. Menjaga Kebersihan Fisik dan Spiritual
Terakhir, jaga kebersihan fisik dan spiritual. Seperti kita ketahui, kebersihan adalah bagian tak terpisahkan dari iman. Karena itu, rumah yang bersih dan rapi akan membuat penghuninya merasa nyaman. Sesungguhnya, ini bukan sekadar tentang estetika. Sebaliknya, lingkungan yang bersih juga mendukung kesehatan fisik dan mental. Maka, libatkan semua anggota keluarga dalam menjaga kebersihan rumah.
Jaga pula kebersihan spiritual rumah. Pastikan rumah bebas dari patung atau gambar makhluk bernyawa yang dipajang. Hindari juga memutar musik atau tontonan yang melalaikan dari mengingat Allah. Sebagai gantinya, putarlah murottal Al-Quran atau kajian ilmu yang bermanfaat. Usaha ini akan mengundang malaikat rahmat untuk masuk ke dalam rumah.
Kesimpulannya, membangun suasana rumah Islami adalah sebuah perjalanan panjang. Tentu saja, ia membutuhkan usaha berkelanjutan dan kerja sama solid. Akan tetapi, hasilnya sangat setimpal. Pada akhirnya, rumah tidak lagi hanya menjadi tempat istirahat. Melainkan, ia bertransformasi menjadi benteng iman, sumber pahala, dan taman surga di dunia.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
