SURAU.CO – Banyak sekali founder fokus pada cara memulai bisnis. Mereka mencurahkan seluruh energi untuk membangun produk. Mereka juga sibuk mencari pendanaan awal. Namun, ada satu pertanyaan penting yang sering terlupakan. “Bagaimana cara saya akan keluar dari bisnis ini?”
Mungkin terdengar aneh untuk memikirkan akhir saat baru memulai. Akan tetapi, para pebisnis cerdas justru melakukan ini. Mereka tidak hanya membangun bisnis untuk berjalan. Mereka membangun bisnis yang siap untuk “dijual” atau ditransformasi. Inilah yang kita sebut sebagai strategi exit (exit strategy).
Mengapa Anda Butuh Strategi Exit Sejak Awal?
Strategi exit adalah peta jalan Anda menuju tujuan akhir. Tanpa peta ini, Anda hanya berlayar tanpa arah. Anda mungkin membangun bisnis yang hebat. Namun, bisnis itu bisa jadi sangat bergantung pada Anda. Akibatnya, bisnis tersebut sulit untuk dijual atau diwariskan.
Raymond Chin sering menekankan pentingnya visi jangka panjang. “Anda membangun bisnis bukan untuk bekerja selamanya. Anda membangun sebuah aset yang bernilai,” ujarnya dalam banyak kesempatan. Aset ini harus bisa dipindahtangankan. Strategi exit memastikan semua keputusan Anda mengarah ke sana. Ini membentuk cara Anda merekrut tim. Ini juga memengaruhi cara Anda mengelola keuangan.
Pola Pikir Seorang Pemenang: Exit Bukanlah Kegagalan
Pertama, buang jauh-jauh pikiran negatif tentang “exit”. Keluar dari bisnis bukanlah tanda kegagalan. Sebaliknya, ini adalah puncak dari sebuah kesuksesan. Ini berarti Anda berhasil menciptakan sesuatu yang bernilai. Nilai itu bahkan diakui oleh pihak lain. Mereka rela membayar mahal untuk mendapatkan perusahaan Anda.
Pikirkan ini sebagai sebuah siklus. Anda membangun, menumbuhkan, lalu merealisasikan keuntungan. Keuntungan itu kemudian bisa Anda gunakan untuk proyek baru. Atau mungkin Anda ingin menikmati hasil kerja keras Anda. Jadi, sebuah exit yang terencana adalah sebuah kemenangan mutlak.
Mengenal Berbagai Pintu Keluar (Exit Strategy)
Ada beberapa cara populer untuk melakukan exit dari bisnis. Setiap pilihan memiliki konsekuensi dan persiapannya sendiri.
1. Akuisisi oleh Perusahaan Lain
Ini adalah skenario paling umum bagi startup teknologi. Perusahaan yang lebih besar membeli bisnis Anda. Mereka mungkin tertarik pada teknologi, tim, atau basis pelanggan Anda. Karena itu, sejak awal bangunlah sesuatu yang unik. Sesuatu yang menjadi solusi bagi masalah perusahaan besar.
2. Merger dengan Kompetitor atau Mitra
Anda juga bisa menggabungkan perusahaan Anda dengan bisnis lain. Tujuannya adalah untuk menciptakan entitas yang lebih kuat. Merger biasanya terjadi antara dua perusahaan dengan kekuatan yang saling melengkapi. Anda kuat di produk, mereka kuat di distribusi. Gabungan keduanya menciptakan kekuatan pasar yang baru.
3. Suksesi Keluarga atau Manajemen (MBO)
Jika Anda punya bisnis keluarga, exit Anda mungkin berupa suksesi. Anda mewariskan kepemimpinan kepada generasi berikutnya. Opsi lain adalah Management Buyout (MBO). Tim manajemen Anda sendiri yang membeli perusahaan dari Anda. Mereka paling tahu seluk beluk bisnis sehingga menjadi penerus yang ideal.
4. Menjual Saham ke Publik (IPO)
Initial Public Offering (IPO) sering dianggap sebagai puncak impian. Perusahaan Anda melantai di bursa saham. Masyarakat umum bisa membeli saham Anda. Namun, jalan menuju IPO sangat panjang dan mahal. Prosesnya pun sangat rumit dan penuh regulasi.
5. Likuidasi atau Menutup Usaha
Ini adalah pilihan terakhir jika semua opsi lain tidak berjalan. Anda menjual semua aset perusahaan. Kemudian, Anda membayar semua utang. Sisa uangnya menjadi milik Anda. Meskipun terdengar kurang ideal, likuidasi yang terencana jauh lebih baik daripada kebangkrutan yang kacau.
Langkah Praktis Menyiapkan Exit Bisnis Anda
Bagaimana cara mempersiapkannya? Mulailah dari sekarang.
Pertama, rapikan pembukuan keuangan Anda. Investor atau pembeli akan memeriksa semua catatan finansial. Pastikan semuanya bersih dan mudah diaudit.
Kedua, bangun sistem yang solid. Buat bisnis Anda bisa berjalan tanpa kehadiran Anda. Delegasikan tugas dan ciptakan prosedur operasi standar (SOP). Bisnis yang mandiri jauh lebih menarik untuk dibeli.
Terakhir, terus bangun nilai. Fokus pada inovasi produk dan kepuasan pelanggan. Ciptakan merek yang kuat dan reputasi yang baik. Semua ini akan menaikkan valuasi perusahaan Anda saat waktu exit tiba. Dengan rencana yang matang, Anda tidak hanya membangun bisnis. Anda membangun warisan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
