SURAU.CO. Hidup sehat sudah tidak lagi sekedar kebutuhan, tapi sudah menjadi gaya hidup. Dalam beberapa tahun terakhir, gaya hidup sehat telah menjadi tren yang terus berkembang di kalangan masyarakat. Banyak influencer yang mengkampanyekan pola hidup sehat, mulai dari olah raga, pola makan dan penggunaan bahan-bahan alami dalam menjaga kesehatan. Testimoni dari tokoh publik juga meningkatkan konsumsi herbal oleh masyarakat. Namun kita harus bijak dalam menerima setiap informasi dan bijak juga dalam menggunakannya. Masyarakat telah menggunakan bahan alami atau herbal sebagai alternatif pengobatan dalam budaya kesehatannya.
Tren kembali ke alam ini tentu bukan tanpa alasan. Banyak orang beralih ke herbal karena menganggap bahan alami lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat sintetis, serta khawatir konsumsi obat kimia akan menimbulkan efek samping jangka panjang. Bukan lagi sebagai pelengkap, herbal kini menjadi pilihan pertama bagi banyak orang untuk mengatasi masalah kesehatan. Banyak orang memilih pengobatan herbal karena mudah didapat dan harganya terjangkau, tidak seperti obat medis yang mahal dan butuh resep dokter; tanaman herbal bisa ditemukan di pasar tradisional atau bahkan tumbuh liar di pekarangan rumah.
Banyaknya penelitian ilmiah tentang tanaman herbal, ikut mendorong banyak orang beralih menggunakan herbal. Hasil penelitian ini juga menambah kepercayaan masyarakat akan khasiat tanaman herbal. Selain itu juga membuat masyarakat lebih yakin jika alam sudah menyediakan segalanya.
Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua herbal aman digunakan tanpa pengetahuan yang tepat. Dalam artikel ini kita akan coba bahas apa itu herbal dan bagaimana herbal aman dalam penggunaannya.
Apa Itu Tanaman Herbal?
Tanaman herbal mengandung zat aktif yang bisa kita gunakan untuk pengobatan, baik secara tradisional maupun modern. Tanaman herbal memang memiliki berbagai kandungan vitamin dan mineral yang bermanfaat. Kita sebut tanaman herbal karena tumbuhan ini memiliki senyawa yang bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta melakukan fungsi biologis tertentu. Tanaman herbal memiliki khasiat obat yang bisa kita gunakan untuk penyembuhan atau pencegahan penyakit.
Nenek moyang kita di Indonesia sudah mengenal dan menggunakan tanaman herbal dalam bentuk jamu, ramuan, atau rebusan tradisional sejak lama. Meskipun sudah digunakan turun temurun, tapi jika tidak digunakan secara tepat, tanaman herbal berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Untuk itu, jangan sembarangan mengonsumsi obat herbal dan pastikan mengonsumsinya sesuai petunjuk atau arahan dari ahlinya.
Manfaat
Tanaman herbal umumnya berkhasiat sebagai terapi pengobatan komplementer untuk mencegah maupun menyembuhkan penyakit. Tanaman herbal memiliki manfaat kesehatan yang beragam, mulai dari menjaga daya tahan tubuh hingga membantu penyembuhan penyakit tertentu. Masing-masing tanaman herbal memiliki manfaat tersendiri. Namun secara umum beberapa manfaat tanaman herbal sebagai berikut:
- Meningkatkan daya tahan tubuh. Beberapa tanaman herbal, seperti jahe dan kunyit, memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan melindungi dari berbagai penyakit.
- Membantu penyembuhan penyakit. Tanaman herbal telah lama digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari masalah pencernaan hingga penyakit kronis seperti diabetes. Jahe bisa bantu meredakan mual dan perut kembung, sedangkan kunyit punya manfaat untuk kesehatan jantung.
- Sumber nutrisi. Banyak tanaman herbal mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan tubuh.
- Alternatif pengobatan yang lebih terjangkau. Kita bisa memilih pengobatan herbal sebagai alternatif yang lebih terjangkau daripada pengobatan konvensional, terutama buat yang punya keterbatasan finansial.
- Kesehatan holistik. Tanaman herbal dapat membantu menjaga keseimbangan tubuh secara keseluruhan dan memberikan pendekatan kesehatan yang holistik.
Risiko
Kita harus ingat bahwa tanaman herbal juga punya potensi risiko efek samping dan interaksi dengan obat lain kalau tidak digunakan dengan benar. Dr. Edzard Ernst, ahli farmakologi klinis dan peneliti herbal dari Universitas Exeter, mengatakan, “Herbal dapat menjadi pengobatan yang efektif, tetapi juga memiliki potensi risiko jika tidak digunakan dengan benar.” (Ernst, 2007). Sebagai contoh, St. John’s Wort (Hypericum perforatum) sering digunakan untuk mengobati depresi ringan, tetapi dapat berinteraksi dengan banyak obat lain, termasuk kontrasepsi hormonal dan antikoagulan.
Kita harus hati-hati karena tanaman herbal bisa menyebabkan efek samping, terutama kalau kita konsumsi dalam dosis tinggi atau kalau kita alergi terhadap tanaman tertentu, meskipun terbuat dari bahan alami. Beberapa orang bisa alergi terhadap tanaman herbal, sehingga menyebabkan ruam, gatal-gatal, atau reaksi alergi lainnya. Konsumsi tanaman herbal seperti senna atau rhubarb dalam dosis yang tidak tepat bisa bikin gangguan pencernaan, seperti diare atau mual. Bahkan, konsumsi obat herbal dalam jangka panjang atau dosis tinggi bisa merusak hati atau ginjal.
Meski terdengar alami dan aman, penggunaan herbal juga punya sisi risiko. Minimnya edukasi salah satu alasan terjadinya risiko konsumsi herbal. Banyak orang mengonsumsi herbal tanpa tahu dosis yang tepat atau cara penyajian yang benar. Mereka hanya sekedar mengikuti yang sedang booming saja tanpa berpikir panjang akan efeknya. Kurangnya regulasi mempertinggi efek resiko ini. Banyak produk herbal yang belum terstandarisasi dan bisa jadi mengandung bahan tambahan berbahaya.
Penggunaan yang Tepat
Dr. Andrew Weil, seorang ahli kesehatan integratif, menekankan pentingnya konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan herbal. “Penggunaan herbal harus didasarkan pada pengetahuan yang baik dan pengawasan yang tepat untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.” (Weil, 2011). Kita bisa manfaatkan kunyit buat anti-inflamasi dan antioksidan, tapi harus pakai dosis yang tepat biar dapat manfaatnya tanpa masalah pencernaan.
Tidak semua orang bisa konsumsi herbal. Ada beberapa kelompok orang yang sebaiknya menghindari penggunaan herbal tertentu untuk pengobatan. Seperti pada orang pengidap gangguan ginjal, ibu hamil dan menyusui, lansia, sert anak-anak.
Kualitas herbal juga sangat bervariasi tergantung pada sumber dan metode pengolahan. Dr. Varro Tyler, seorang ahli farmakognosi, menyatakan, “Tidak semua produk herbal memenuhi standar kualitas yang diharapkan, sehingga penting untuk memilih produk dari produsen yang terpercaya.” (Tyler, 1999). Kita dituntut untuk bijak dalam memilih produk yang telah diuji dan disertifikasi oleh lembaga independen.
Integrasi dengan Pengobatan Konvensional
Kita harus hati-hati, beberapa tanaman herbal bisa berinteraksi dengan obat-obatan yang diresepkan dokter. Namun, jika digunakan dengan bijak, tanaman herbal bisa menjadi pelengkap pengobatan konvensional. Menurut American Herbalists Guild, “Herbal dapat digunakan bersama dengan pengobatan konvensional, tetapi penting untuk mengkomunikasikan penggunaan herbal kepada penyedia layanan kesehatan Anda.” (American Herbalists Guild, n.d.). Hal ini dapat membantu menghindari interaksi obat yang berbahaya dan memastikan pendekatan pengobatan yang holistik.
Kita tidak bisa mengkombinasikan semua herbal dengan obat dokter. Beberapa bisa menurunkan atau bahkan meningkatkan efek obat, yang tentu berbahaya. Sebaiknya, konsultasikan setiap pengobatan dengan ahlinya. Baik dokter maupun pakar herbal untuk meminimalisir reaksi pada tubuh.
Kesimpulan
Bijak dalam menggunakan herbal. Dengan memahami manfaat dan risiko menggunakan herbal dengan tepat, memilih produk berkualitas, dan berintegrasi dengan pengobatan konvensional, kita dapat memanfaatkan herbal secara bijak untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum memulai pengobatan herbal untuk memastikan pendekatan yang aman dan efektif.
Seperti halnya metode pengobatan lainnya, herbal juga memerlukan pengetahuan dan kehati-hatian. Kita bisa menggabungkan pendekatan alami dan medis untuk hasil terbaik, asalkan kita punya informasi yang benar dan melakukan konsultasi yang tepat. Dan tentu saja dengan melakukan konsultasi pada pakarnya.
Referensi:
- Ernst, E. (2007). Herbal Medicine: A Guide for Healthcare Professionals. Elsevier.
- Weil, A. (2011). Spontaneous Happiness. Little, Brown and Company.
- Tyler, V. E. (1999). The Honest Herbal: A Sensible Guide to the Use of Herbs and Related Remedies. Haworth Press.
- American Herbalists Guild. (n.d.). What Is Herbal Medicine?. Diakses dari https://americanherbalistsguild.com/resources/herbal-medicine-fundamentals/
- https://www.halodoc.com/kesehatan/tanaman-herbal?srsltid=AfmBOopd_Ni6vQXjdBISKblcX7-j6_Q3eylIgMjgvsAYbtS0LkMnQEFV
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
