Opinion
Beranda » Berita » Anjuran Memotong Kuku dalam Islam: Sunnah, Adab, dan Manfaatnya

Anjuran Memotong Kuku dalam Islam: Sunnah, Adab, dan Manfaatnya

Memotong kuku dalam Islam adalah bagian dari fitrah. Tanda kebersihan dan kepatuhan pada sunnah.

SURAU.CO – Islam adalah agama yang sangat mencintai kebersihan. Bahkan, kebersihan menjadi bagian tak terpisahkan dari iman. Salah satu praktik kebersihan yang sering terlupakan adalah memotong kuku. Padahal, Islam memberikan anjuran yang sangat kuat untuk memotong kuku. Amalan ini bukan sekadar menjaga penampilan. Lebih dari itu, praktik ini merupakan bagian dari fitrah manusia yang mulia.

Oleh karena itu, Islam menganjurkan setiap muslim untuk menjaga kebersihan tubuhnya. Rasulullah SAW sendiri memberikan teladan dalam banyak hal. Sebagai contoh, beliau rutin memotong kukunya. Mengapa amalan sederhana ini begitu penting? Mari kita telusuri landasan, tata cara, dan hikmah di baliknya.

Landasan Hadits: Kuku Bagian dari Lima Fitrah

Landasan utama anjuran ini bersumber dari hadits shahih. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW menyebutnya sebagai salah satu dari lima perkara fitrah. Fitrah adalah tabiat atau kondisi suci bawaan manusia. Dengan demikian, menjaganya berarti menjaga kesucian diri.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan hadits ini. Beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari no. 5889 dan Muslim no. 257)

𝗧𝗘𝗞𝗡𝗢𝗟𝗢𝗚𝗜 𝗖𝗜𝗣𝗧𝗔𝗔𝗡 𝗞𝗔𝗙𝗜𝗥, 𝗜𝗟𝗠𝗨𝗡𝗬𝗔 𝗗𝗜𝗖𝗨𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗠𝗨𝗦𝗟𝗜𝗠: SADAR 𝗧𝗜𝗣𝗨 𝗗𝗔𝗬𝗔 𝗦𝗘𝗞𝗨𝗟𝗘𝗥

Hadits ini menjadi bukti kuat bahwa memotong kuku sejajar dengan amalan penting lainnya. Tentu saja, semuanya bertujuan untuk kebersihan dan kesucian diri seorang Muslim. Karena itu, para ulama sepakat bahwa menjaga fitrah ini adalah sunnah yang sangat ditekankan.

Mengapa Memotong Kuku Begitu Penting?

Selain mengikuti sunnah, terdapat pula alasan logis dan spiritual. Pertama, kuku yang panjang dapat menjadi sarang kotoran. Akibatnya, berbagai najis dan bakteri bisa terperangkap di bawahnya. Tentu saja, hal ini bertentangan dengan prinsip kebersihan.

Selain itu, kondisi kuku juga dapat memengaruhi sahnya ibadah. Sebagai contoh, perhatikan saat berwudhu. Syaratnya, air wudhu harus mengenai seluruh bagian kulit. Namun, jika kotoran di bawah kuku sangat tebal, ia bisa menghalangi air. Akibatnya, wudhu menjadi tidak sempurna. Dengan demikian, shalat dengan wudhu yang tidak sempurna tentu berisiko.

Imam Syafi’i juga menekankan pentingnya kebersihan kuku. Beliau menyatakan, seseorang harus membersihkan kotoran di bawah kuku. Jika tidak, air tidak akan sampai ke kulit dan wudhunya menjadi tidak sah.

Adab dan Tata Cara Memotong Kuku yang Benar

Selanjutnya, para ulama telah merumuskan adab dalam memotong kuku. Mereka mendasarkan adab ini pada kebiasaan Rasulullah SAW yang suka mendahulukan bagian kanan. Berikut adalah urutan yang dianjurkan oleh banyak ulama seperti Imam An-Nawawi.

KEHEBATAN SEBUAH DOA

Mulai dari Tangan Kanan. Pertama-tama, dahulukan anggota tubuh sebelah kanan. Mulailah dari jari telunjuk tangan kanan.

Urutan Jari Tangan Kanan. Kemudian, lanjutkan ke jari tengah, jari manis, dan kelingking. Terakhir, potong kuku ibu jari (jempol) tangan kanan.

Lanjutkan ke Tangan Kiri. Setelah itu, pindah ke tangan kiri dan mulailah dari jari kelingking.

Urutan Jari Tangan Kiri. Lanjutkan ke jari manis, jari tengah, jari telunjuk, dan terakhir ibu jari.

Pindah ke Kaki. Setelah tangan selesai, lanjutkan ke kaki. Mulailah dari kaki kanan, lalu kaki kiri dengan urutan dari kelingking hingga ibu jari.

𝗚𝗛𝗨𝗥𝗔𝗕𝗔̄’ – 𝗔𝗦𝗜𝗡𝗚 𝗗𝗜 𝗕𝗨𝗠𝗜, 𝗠𝗨𝗟𝗜𝗔 𝗗𝗜 𝗟𝗔𝗡𝗚𝗜𝗧

Namun, perlu diingat, para ulama menganjurkan urutan ini sebagai adab, bukan kewajiban. Pada dasarnya, hal terpenting adalah memotong kuku itu sendiri. Jadi, jika Anda memotongnya tanpa urutan, Anda tetap mendapatkan pahala sunnahnya.

Hari Terbaik untuk Memotong Kuku

Lalu, kapan waktu terbaik untuk memotong kuku? Mengenai hal ini, para ulama menganjurkan beberapa hari utama.

Hari Jumat merupakan hari yang paling utama. Sebab, hari ini sejalan dengan persiapan menyambut shalat Jumat. Seperti kita tahu, hari Jumat adalah hari raya mingguan bagi umat Islam. Maka, Islam menganjurkan kita untuk bersih dan wangi. Selain itu, para ulama juga menganggap hari Senin dan Kamis sebagai waktu yang baik.

Akan tetapi, perlu dicatat bahwa ini hanyalah anjuran. Batas maksimal membiarkan kuku panjang adalah 40 hari. Oleh karena itu, jika kuku sudah panjang, segeralah potong. Jangan menundanya hanya untuk menunggu hari utama.

Kesimpulan: Amalan Sederhana Penuh Berkah

Sebagai kesimpulan, anjuran memotong kuku dalam Islam adalah bukti nyata. Bukti bahwa Islam mengatur setiap detail kehidupan. Tentu saja, tujuannya demi kebaikan dan kesucian umatnya. Amalan ini memang sangat sederhana dan mudah. Namun, di baliknya terdapat pahala besar karena mengikuti sunnah Nabi.

Pada akhirnya, memotong kuku menjaga kita dari kotoran dan penyakit. Amalan ini juga menyempurnakan ibadah kita kepada Allah SWT. Mari kita hidupkan kembali sunnah yang mulia ini. Jadikan kebersihan kuku sebagai kebiasaan rutin untuk meraih kesehatan fisik dan kesucian rohani.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement