Ibadah
Beranda » Berita » Menggali Keutamaan Ibadah Bulan Muharram: Amalan yang Sering Dianggap Biasa

Menggali Keutamaan Ibadah Bulan Muharram: Amalan yang Sering Dianggap Biasa

bulan muharram adalah bulan istimewa yang banyak amalan sunnah
keutamaan bulan Muharram, bulan suci pembuka tahun baru Islam. Temukan panduan lengkap amalan terbaik, dari puasa hingga sedekah, di sini. (foto dok. arrayyan.travel)

Bulan Muharram membuka lembaran baru dalam kalender Hijriah. Ia bukan sekadar penanda pergantian tahun. Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram (suci). Kedudukannya sangat istimewa di sisi Allah SWT. Sayangnya, banyak orang menganggap amalan di dalamnya biasa saja. Padahal, keutamaan ibadah bulan Muharram sangat luar biasa.

Allah SWT sendiri menyebut Muharram sebagai Syahrullah atau Bulan Allah. Panggilan ini menunjukkan betapa mulianya bulan tersebut. Setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya. Sebaliknya, perbuatan dosa juga memiliki bobot yang lebih berat. Maka, ini adalah momentum emas bagi setiap muslim. Kita bisa berlomba-lomba dalam kebaikan. Mari kita jelajahi tiga ibadah utama yang sangat dianjurkan.

1. Puasa Sunnah: Ibadah Terbaik Setelah Ramadan

Amalan paling utama di bulan Muharram adalah puasa. Keistimewaan ini ditegaskan langsung oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda dalam sebuah hadis yang sahih.

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, Muharram.” (HR. Muslim)

Hadis ini menjadi landasan utama anjuran berpuasa. Para ulama menjelaskan ada beberapa jenis puasa di bulan ini. Puasa yang paling ditekankan adalah puasa pada hari Asyura. Hari Asyura jatuh pada tanggal 10 Muharram. Puasa ini memiliki fadhilah atau keutamaan yang sangat besar. Ia dapat menghapus dosa setahun yang telah lalu.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Rasulullah SAW bersabda mengenai keutamaannya:

“Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Selain puasa Asyura, umat Islam juga dianjurkan berpuasa Tasu’a. Puasa Tasu’a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram. Tujuan utamanya adalah untuk menyelisihi kebiasaan ibadah kaum Yahudi. Mereka juga mengagungkan hari ke-10 Muharram. Dengan berpuasa di tanggal 9, kita menunjukkan identitas syariat Islam yang khas.

2. Memperbanyak Shalat Sunnah: Mendekatkan Diri kepada Sang Pencipta

Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak shalat sunnah. Tidak ada shalat khusus yang terikat pada bulan ini. Namun, semangat memperbanyak ibadah berlaku secara umum. Setiap rakaat dan sujud menjadi lebih bernilai.

Shalat adalah tiang agama. Ia menjadi sarana komunikasi langsung seorang hamba dengan Tuhannya. Kita bisa menambah kuantitas dan kualitas shalat sunnah rawatib. Shalat ini mengiringi shalat fardhu lima waktu. Lakukan juga shalat Dhuha di pagi hari untuk membuka pintu rezeki.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Pada malam hari, bangunlah untuk shalat Tahajud. Shalat di keheningan malam memiliki kekhusyukan tersendiri. Doa yang dipanjatkan pun lebih mustajab. Dengan memperbanyak shalat, hati menjadi lebih tenang. Jiwa pun terasa lebih dekat dengan Allah SWT. Ini adalah investasi spiritual yang tak ternilai harganya.

3. Sedekah: Melapangkan Rezeki untuk Keluarga dan Sesama

Sedekah merupakan pilar penting dalam ajaran Islam. Di bulan Muharram, amalan ini mendapat penekanan khusus. Terutama pada hari Asyura (10 Muharram). Ada sebuah anjuran mulia untuk melapangkan nafkah bagi keluarga. Ini seringkali dipahami sebagai memberi belanja lebih dari hari biasanya.

Sebuah hadis menyebutkan keutamaan amalan ini.

“Barangsiapa melapangkan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan hidupnya sepanjang tahun.” (HR. Al-Baihaqi)

Meskipun para ulama masih memperbincangkan status hadis ini, maknanya tetap sangat baik. Semangat di dalamnya mengajarkan kita untuk berbagi kebahagiaan. Kita dapat memulai amalan ini dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Kemudian, kita bisa memperluas amalan ini kepada orang lain. Banyak masyarakat juga menjadikan kegiatan menyantuni anak yatim pada hari Asyura sebagai sebuah tradisi baik di berbagai tempat.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Sedekah tidak harus berupa uang. Memberi makanan, pakaian, atau bahkan senyuman tulus sudah termasuk sedekah. Intinya adalah menunjukkan kepedulian. Kita berbagi rezeki yang Allah titipkan kepada kita. Amalan ini membersihkan harta dan menolak bala.

Kesimpulan: Jangan Sia-siakan Momentum Emas

Bulan Muharram adalah anugerah dari Allah. Ia datang sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Ibadah puasa, shalat, dan sedekah menjadi jalan utamanya. Jangan lagi kita menganggapnya sebagai rutinitas biasa. Mari kita sambut Bulan Allah ini dengan penuh semangat. Niatkan setiap amalan untuk meraih ridha-Nya. Semoga kita semua dapat memaksimalkan keutamaan ibadah bulan Muharram tahun ini.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement