Mengapa Menulis Jurnal Penting untuk Kesehatan Mental?
Sejak ribuan tahun lalu, manusia menggunakan tulisan untuk memahami hidup. Bahkan di zaman Mesir kuno, catatan harian dalam bentuk hieroglif sudah ditemukan di lembaran papirus. Kini, kebiasaan itu berkembang lewat aplikasi, blog pribadi, hingga buku catatan harian.
Menulis bukan sekadar rutinitas. Aktivitas ini bisa membantu seseorang menata pikirannya, memahami emosi, dan bahkan memperkuat kondisi mental. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa journaling, atau menulis jurnal, adalah alat sederhana dan tanpa biaya untuk menjaga keseimbangan emosi.
1. Membantu Mengurangi Stres Sehari-hari
Menulis jurnal bisa menjadi pelampiasan sehat saat menghadapi tekanan. Satu studi menemukan bahwa menulis tentang peristiwa menegangkan selama 15 menit dua kali seminggu dapat menurunkan tingkat stres dan rasa permusuhan. Menariknya, manfaat ini dirasakan bahkan oleh mereka yang tidak terbiasa menulis sebelumnya.
Dengan menuangkan perasaan ke atas kertas, pikiran menjadi lebih jernih. Menulis juga menciptakan jarak aman antara kita dan tekanan hidup yang sedang dihadapi.
2. Meredakan Kecemasan dan Pikiran Negatif
Kecemasan adalah emosi wajar, namun jika dibiarkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Mereka yang mengalami gangguan kecemasan sering terjebak dalam pikiran negatif yang berulang. Jurnal menjadi ruang aman untuk “mengeluarkan” kecemasan dari kepala kita.
Penelitian menunjukkan bahwa menulis tentang hal-hal baik dalam hidup selama 15 menit sebanyak tiga kali seminggu mampu menurunkan kecemasan dan membangun ketahanan mental. Bahkan pada perempuan penderita multiple sclerosis, journaling selama 30 menit terbukti mengurangi gejala cemas.
3. Mengurangi Gejala Depresi Lewat Rasa Syukur
Depresi bisa membuat seseorang kehilangan semangat untuk melakukan apapun. Namun, jurnal syukur menjadi salah satu metode efektif untuk melawan pola pikir negatif.
Dengan menuliskan hal-hal baik, sekecil apapun itu, kita melatih diri melihat sisi positif dari hidup. “It’s not about ignoring or trying to erase the times life is really hard. But look for even small moments where you felt a spark of joy,” demikian tertulis dalam artikel.
Jenis tulisan bebas atau expressive writing juga terbukti membantu mengurangi gejala depresi. Caranya adalah menulis secara jujur tentang pengalaman emosional yang kuat.
4. Menjadi Alat Pemulihan dari Trauma
Banyak korban peristiwa traumatis menggunakan jurnal untuk membantu proses pemulihan. Dengan menulis, seseorang dapat merangkai cerita dari pengalaman traumatik, mengenali pola emosi, dan mengembangkan cara-cara untuk bangkit.
Menulis juga membantu proses berkabung yang sehat dan memberi ruang refleksi terhadap peristiwa sulit yang pernah dialami.
Bagaimana Cara Memulai Menulis Jurnal?
Tidak perlu menunggu waktu luang atau alat khusus. Kamu bisa mulai dengan cara paling sederhana. Duduk sejenak, buat teh, dan tulis apapun selama 10–20 menit. Mulailah dengan kalimat pembuka seperti:
- “Satu hal baik yang terjadi hari ini adalah…”
- “Saya termotivasi oleh…”
- “Tantangan terbesar saya saat ini adalah…”
Konsistensi lebih penting daripada frekuensi. Cobalah menulis tiga kali seminggu selama 15–20 menit.
Tips Praktis untuk Menjadikan Jurnal Sebagai Kebiasaan
- Buat Jadwal Khusus
Jangan tunggu waktu luang. Sisihkan waktu tertentu dalam hari, misalnya pagi setelah bangun tidur atau malam sebelum tidur. - Jangan Terjebak Masalah yang Sama
Menulis tentang masalah berulang kali tanpa solusi bisa membuat stres. Sebaiknya, gunakan jurnal untuk mencari makna, solusi, atau melihat sisi positif. - Ubah Topik Jika Perlu
Bila merasa buntu atau lelah menulis topik itu-itu saja, ganti dengan tema baru. Bisa menulis tentang kenangan masa kecil, mimpi masa depan, atau sekadar rasa syukur hari ini. - Bebas Berkarya
Tidak ada aturan baku. Kamu boleh menulis panjang, membuat daftar, menggambar, atau menempelkan foto. Jurnal adalah ruang pribadi yang bisa kamu isi sesukamu.
Seberapa Lama Harus Menulis?
Efektivitas menulis tidak ditentukan dari durasinya. Bahkan menulis 15 menit tiga kali seminggu sudah menunjukkan manfaat signifikan. Temukan waktu yang cocok dengan ritme hidupmu, baik itu lima menit setiap hari atau 30 menit seminggu sekali.
Kesimpulan
Menulis jurnal adalah kebiasaan kuno yang terbukti relevan hingga kini. Aktivitas ini membantu mengelola stres, kecemasan, trauma, dan depresi secara alami dan mandiri. Dengan sedikit waktu dan komitmen, kamu bisa mengubah kebiasaan sederhana ini menjadi bagian penting dari perawatan kesehatan mentalmu.
Mau mulai sekarang? Ambil pena, buka buku catatan, dan tulislah satu kalimat pertamamu hari ini!
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
