Mode & Gaya
Beranda » Berita » Rasa Syukur Dapat Membuat Otak Lebih Dermawan, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Rasa Syukur Dapat Membuat Otak Lebih Dermawan, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Rasa Syukur dapat Membuat Otak Lebih Dermawan
Rasa Syukur dapat Membuat Otak Lebih Dermawan

Saat libur akhir tahun, banyak orang mulai merenungkan hal-hal yang mereka syukuri. Tradisi ini bukan sekadar kebiasaan musiman. Rasa syukur ternyata memberikan dampak langsung pada cara kerja otak manusia. Penelitian neurosains terbaru menunjukkan bahwa rasa syukur bisa membuat seseorang lebih dermawan.

Christina Karns, peneliti dari University of Oregon, meneliti hubungan antara rasa syukur dan tindakan memberi. Ia ingin mengetahui bagaimana otak merespons saat seseorang menerima uang atau menyumbangkannya. Dalam eksperimen, ia menempatkan peserta dalam mesin pemindai otak atau fMRI. Peserta melihat komputer memindahkan uang ke rekening mereka atau menyumbangkannya ke bank makanan. Karns mengamati respons otak mereka secara langsung.

“Ventromedial prefrontal cortex mendukung rasa syukur dan keinginan memberi,” kata Karns. Wilayah otak ini menilai risiko dan imbalan yang diterima seseorang. Area ini juga terhubung dengan pusat kesenangan dan menghasilkan zat kimia pemicu rasa senang.

Peserta yang merasa lebih bersyukur menunjukkan respons otak yang lebih kuat saat melihat amal menerima uang. Mereka merasakan kebahagiaan saat melihat bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan. Otak mereka memberikan sinyal positif ketika tindakan memberi terjadi. Rasa puas itu datang bukan dari menerima, tetapi dari memberi.

Selanjutnya, Karns ingin melihat apakah latihan rasa syukur bisa mengubah cara kerja otak. Ia membagi peserta menjadi dua kelompok. Satu kelompok menulis jurnal rasa syukur selama tiga minggu. Kelompok lain menulis jurnal harian biasa.

Mengenal Perbedaan Hijab, Jilbab, dan Khimar dalam Tren Fashion Muslimah

Setelah tiga minggu, mereka yang menulis tentang hal-hal yang mereka syukuri menunjukkan peningkatan aktivitas di bagian otak yang memproses penghargaan saat mereka memberi. “Berlatih rasa syukur mengubah nilai memberi di dalam ventromedial prefrontal cortex,” tulis Karns. “Memberi ke amal jadi lebih memuaskan daripada menerima uang.”

Hasil ini membuktikan bahwa rasa syukur tidak hanya meningkatkan kebahagiaan, tetapi juga bisa melatih otak agar lebih menikmati tindakan memberi. Meskipun efeknya belum tentu permanen, peneliti yakin bahwa kita bisa membentuk ulang pola pikir kita menuju arah yang lebih altruistik.

Cara Meningkatkan Rasa Syukur Secara Ilmiah

Beberapa cara ilmiah terbukti dapat meningkatkan rasa syukur. Salah satunya adalah gratitude journaling. Menulis secara mendalam tentang satu hal yang benar-benar disyukuri lebih efektif daripada daftar panjang yang dangkal. Fokuslah pada orang, bukan benda. Tuliskan kejadian yang mengejutkan karena rasa syukur lebih kuat ketika muncul dari hal tak terduga.

Studi menunjukkan bahwa menulis jurnal satu atau dua kali seminggu lebih baik daripada setiap hari. “Kita cepat beradaptasi dengan hal-hal positif, terutama jika terus-menerus kita soroti,” jelas peneliti Robert Emmons. Ini dikenal sebagai hedonic adaptation.

Alternatif lainnya adalah menulis surat rasa syukur kepada seseorang, bahkan jika surat tersebut tidak dikirim. Aktivitas ini terbukti meningkatkan aktivitas otak di area pregenual anterior cingulate cortex, yang terlibat dalam prediksi hasil tindakan. Efek positif ini bisa bertahan selama berbulan-bulan.

Fenomena Suami Takut Istri: Meneladani Sikap Sahabat Nabi dan Psikologi Modern

Untuk pengalaman lebih kuat, kunjungi langsung orang yang Anda tulisi dan bacakan surat itu. Penelitian tahun 2009 dari Jeffrey Froh membuktikan bahwa remaja yang melakukan kunjungan rasa syukur merasakan peningkatan emosi positif hingga dua bulan kemudian.

Berinvestasi pada Pengalaman, Bukan Barang

Cara lain untuk menumbuhkan rasa syukur adalah melalui konsumsi pengalaman. Penelitian menunjukkan bahwa orang lebih bersyukur setelah membeli pengalaman seperti tiket konser atau makan malam, dibandingkan membeli barang seperti pakaian atau perhiasan.

“Pengalaman cenderung tahan terhadap adaptasi,” jelas peneliti dari UC Berkeley. Ini menjadikan konsumsi pengalaman cara alami untuk meningkatkan rasa syukur dan menghindari kejenuhan psikologis.

Kesimpulan: Rasa Syukur Mengubah Otak dan Perilaku Sosial

Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa rasa syukur bukan sekadar sikap positif, melainkan alat yang bisa mengubah otak secara nyata. Dengan melatih otak untuk lebih menikmati memberi, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan dermawan.

Jika Anda ingin memulai, cukup luangkan waktu setiap minggu untuk menulis satu hal yang benar-benar Anda syukuri. Dalam proses itu, Anda tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada dunia yang lebih baik.

Budaya Workaholic: Mengancam Kesehatan Tubuh dan Kualitas Ibadah


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement