SURAU.CO – Kita semua mengakui sedekah sebagai amalan yang sangat mulia. Kita menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu sesama sebagai wujud rasa syukur. Namun, kita sering lupa pada satu elemen krusial yang menentukan nilai amalan tersebut, yaitu niat. Niat yang lurus menjadi penentu utama apakah Allah SWT menerima sedekah kita atau amalan itu hanya berakhir sia-sia.
Setiap amal baik harus kita awali dengan niat yang benar. Sebab, niat yang salah dapat menggugurkan seluruh pahala. Terlebih lagi, jika kita bersedekah hanya untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Niat semacam ini sangat berbahaya karena menjerumuskan kita ke dalam perbuatan riya. Karena itulah, kita wajib senantiasa menjaga kemurnian niat. Kita harus memfokuskan tujuan kita hanya untuk mencari rida Allah SWT.
Mengenali Bahaya Riya dalam Beramal
Lalu, apa sebenarnya riya itu? Riya terjadi ketika kita melakukan ibadah bukan untuk Allah, melainkan untuk pamer kepada manusia. Kita sengaja menunjukkan amal kita agar orang lain menilai kita sebagai sosok yang saleh dan dermawan. Islam menggolongkan riya sebagai dosa besar yang sangat Allah benci. Akibatnya, perbuatan ini menghancurkan keikhlasan dan pahala ibadah kita. Allah SWT memperingatkan kita dengan tegas tentang bahaya riya dalam Al-Quran, Surat Al-Ma’un ayat 4-6:
فَوَيۡلٌ لِّلۡمُصَلِّيۡنَۙ ٤ الَّذِيۡنَ هُمۡ عَنۡ صَلَاتِهِمۡ سَاهُوۡنَۙ ٥ الَّذِيۡنَ هُمۡ يُرَآءُوۡنَۙ ٦
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.”
Ayat ini memberikan pesan yang sangat kuat. Artinya, kita harus mendasari setiap ibadah, termasuk sedekah, dengan keikhlasan yang total. Amalan yang sudah tercampur dengan niat riya tidak akan menghasilkan pahala. Justru, perbuatan itu berpotensi mendatangkan dosa.
Niat Menentukan Nilai Setiap Sedekah
Itulah mengapa ajaran Islam menempatkan niat pada posisi yang sangat penting. Niat kita yang menentukan arah dan nilai dari semua perbuatan kita. Rasulullah SAW menjelaskan prinsip ini dalam sebuah hadis yang sangat terkenal:
“Sesungguhnya segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan kata lain, hadis ini mengajarkan kita bahwa niat tulus adalah satu-satunya kunci untuk meraih pahala. Seberapa pun besar jumlah sedekah kita, nilainya bisa menjadi nol jika niatnya salah. Saat kita hanya mengejar pengakuan dari manusia, sedekah itu tidak memiliki arti di sisi Allah. Oleh sebab itu, mari kita terus melatih diri untuk memperbaiki dan meluruskan niat kita setiap saat.
Menjaga Keikhlasan dengan Sedekah Rahasia
Lantas, bagaimana kita bisa secara aktif melindungi diri dari riya? Rasulullah SAW mengajarkan kita cara yang sangat ampuh, yaitu dengan menyembunyikan sedekah kita. Ketika kita beramal secara diam-diam, kita melatih hati untuk tidak mengharapkan pujian. Hasilnya, fokus kita akan sepenuhnya tertuju kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bahkan menggambarkan betapa istimewanya amalan ini dalam sabdanya:
“Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya… dan seorang yang bersedekah, lalu ia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bagaimana sedekah rahasia dapat memurnikan niat kita. Dengan cara ini, kita belajar untuk tidak lagi memedulikan penilaian manusia, sehingga kita bisa mencapai level keikhlasan yang lebih tinggi.
Kesimpulan: Luruskan Niat untuk Pahala Maksimal
Pada intinya, sedekah adalah cara kita membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Namun, hubungan ini hanya akan kuat jika kita membangunnya di atas fondasi niat yang benar. Kita harus secara aktif menghindari riya yang dapat merusak pahala kita. Untuk itu, mari kita jadikan setiap sedekah sebagai latihan untuk meluruskan niat. Teruslah cari ilmu dan inspirasi seputar ajaran Islam bersama Rumah Zakat untuk memperkaya wawasan kita.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
