Mode & Gaya
Beranda » Berita » Manfaat Mindfulness yang Terbukti Secara Ilmiah

Manfaat Mindfulness yang Terbukti Secara Ilmiah

Manfaat Mindfulness
Manfaat Mindfulness

Mindfulness, telah menjadi fokus banyak penelitian. Istilah ini mencakup kondisi psikologis, praktik peningkat kesadaran, cara memproses informasi, dan sifat karakter. Dalam konteks ini, mindfulness adalah kesadaran dari waktu ke waktu terhadap pengalaman seseorang tanpa penghakiman. Ini adalah kondisi, bukan sifat bawaan. Praktik seperti meditasi dapat meningkatkan kesadaran ini, namun keduanya tidak sama.

Berbagai disiplin ilmu dapat mengembangkan kesadaran. Contohnya adalah yoga, tai chi, dan qigong. Namun, sebagian besar literatur berfokus pada kesadaran yang dikembangkan melalui meditasi kesadaran. Praktik regulasi diri ini melatih perhatian dan kesadaran. Tujuannya mengendalikan proses mental secara sukarela. Ini juga menumbuhkan kesejahteraan mental umum dan kapasitas khusus. Ketenangan, kejernihan, dan konsentrasi termasuk kapasitas tersebut (Walsh & Shapiro, 2006).

Para peneliti berteori bahwa meditasi kesadaran meningkatkan kesadaran metakognitif. Meditasi ini mengurangi ruminasi melalui pelepasan aktivitas kognitif berulang. Selain itu, meditasi meningkatkan kapasitas perhatian melalui peningkatan memori kerja. Peningkatan kognitif ini kemudian berkontribusi pada strategi pengaturan emosi yang efektif.

 

Berbagai Manfaat Spesifik dari Mindfulness

Penelitian tentang mindfulness telah mengidentifikasi banyak manfaat, diantara lain:

Mengenal Perbedaan Hijab, Jilbab, dan Khimar dalam Tren Fashion Muslimah

1. Mengurangi Ruminasi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mindfulness mengurangi ruminasi. Chambers et al. (2008), misalnya, meminta 20 meditator pemula ikut retret meditasi intensif 10 hari. Setelah retret, kelompok meditasi melaporkan mindfulness lebih tinggi. Mereka juga menunjukkan afek negatif yang menurun dibanding kelompok kontrol. Gejala depresi dan ruminasi juga berkurang. Kapasitas memori kerja meditator juga lebih baik. Mereka mampu mempertahankan perhatian selama tugas performa dibandingkan kelompok kontrol.

 

2. Pengurangan Stres
Banyak studi menunjukkan bahwa praktik mindfulness mengurangi stres. Hoffman et al. (2010) melakukan meta-analisis 39 studi. Studi-studi ini mengeksplorasi penggunaan pengurangan stres berbasis mindfulness (MBSR) dan terapi kognitif berbasis mindfulness. Para peneliti menyimpulkan bahwa terapi berbasis mindfulness mungkin berguna. Terapi ini mengubah proses afektif dan kognitif yang mendasari berbagai masalah klinis.

 

3. Peningkatan Fokus
Studi lain meneliti bagaimana meditasi mindfulness mempengaruhi kemampuan fokus perhatian. Meditasi juga mempengaruhi kemampuan menekan informasi yang mengganggu. Peneliti membandingkan meditator mindfulness berpengalaman dengan kelompok kontrol tanpa pengalaman meditasi. Kelompok meditasi memiliki kinerja lebih baik pada semua ukuran perhatian. Mereka juga melaporkan mindfulness lebih tinggi. Praktik meditasi mindfulness dan mindfulness yang dilaporkan sendiri berkorelasi langsung dengan fleksibilitas kognitif dan fungsi perhatian (Moore dan Malinowski, 2009).

Fenomena Suami Takut Istri: Meneladani Sikap Sahabat Nabi dan Psikologi Modern

 

Dampak Meditasi pada Terapis dan Trainee Terapis

Banyak studi telah dilakukan tentang manfaat penerapan pendekatan mindfulness pada klien psikoterapi (untuk tinjauan, lihat Didonna, 2009 dan Baer, 2006). Namun, penelitian tentang efek mindfulness pada psikoterapis baru mulai muncul. Secara khusus, penelitian telah mengidentifikasi manfaat ini untuk psikoterapis yang berlatih meditasi mindfulness:

 

1. Empati
Beberapa studi menunjukkan bahwa mindfulness meningkatkan empati. Satu studi, misalnya, mengamati mahasiswa pra-medis dan medis. Mereka mengikuti pelatihan pengurangan stres berbasis mindfulness delapan minggu. Kelompok mindfulness mempunyai level empati yang dilaporkan sendiri secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol (Shapiro, Schwartz, & Bonner, 1998). Pada tahun 2006, sebuah studi kualitatif terhadap terapis yang berpengalaman meditasi menemukan bahwa mereka percaya meditasi mindfulness membantu mengembangkan empati terhadap klien (Aiken, 2006). Sejalan dengan itu, Wang (2007) menemukan bahwa terapis yang berpengalaman meditasi mindfulness mencetak lebih tinggi pada ukuran empati yang dilaporkan sendiri daripada terapis yang tidak bermeditasi.

 

Budaya Workaholic: Mengancam Kesehatan Tubuh dan Kualitas Ibadah

2. Kasih Sayang (Compassion)
Pelatihan pengurangan stres berbasis mindfulness juga telah terbukti meningkatkan kasih sayang diri di kalangan profesional kesehatan (Shapiro, Astin, Bishop, & Cordova, 2005) dan trainee terapis (Shapiro, Brown, & Biegel, 2007). Pada tahun 2009, Kingsbury meneliti peran kasih sayang diri dalam kaitannya dengan mindfulness. Dua komponen mindfulness—tanpa menghakimi dan tanpa bereaksi—sangat berkorelasi dengan kasih sayang diri. Begitu pula dua dimensi empati—mengambil perspektif orang lain dan bereaksi terhadap pengalaman afektif orang lain dengan ketidaknyamanan. Kasih sayang diri sepenuhnya memediasi hubungan antara pengambilan perspektif dan mindfulness.

 

3. Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Menggunakan ukuran kualitatif dan kuantitatif, mahasiswa keperawatan melaporkan kualitas hidup yang lebih baik. Mereka juga mengalami penurunan signifikan dalam gejala psikologis negatif. Ini terjadi setelah terpapar pelatihan pengurangan stres berbasis mindfulness (Bruce, Young, Turner, Vander Wal, & Linden, 2002). Bukti dari studi trainee konselor yang terpapar pelatihan mindfulness interpersonal menunjukkan intervensi tersebut dapat menumbuhkan kecerdasan emosional dan konektivitas sosial. Ini juga mengurangi stres dan kecemasan (Cohen & Miller, 2009).


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement