Kisah
Beranda » Berita » Kisah Baginda Nabi Bertemu Pendeta Buhaira di Syam: Tanda-Tanda Kenabian yang Menggetarkan

Kisah Baginda Nabi Bertemu Pendeta Buhaira di Syam: Tanda-Tanda Kenabian yang Menggetarkan

sisa bangungan pendeta buhaira

Surau.co – Jauh sebelum Baginda Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu di Gua Hira, Allah SWT telah menunjukkan tanda-tanda kenabian pada dirinya. Salah satu kisah yang paling menyentuh dan terkenal dalam sejarah adalah pertemuan beliau dengan seorang pendeta bernama Buhaira di negeri Syam (sekarang Suriah).

Kisah ini bukan sekadar catatan sejarah. Lebih dari itu, ia menjadi bukti nyata bahwa kenabian Rasulullah ﷺ sudah dikenal oleh orang-orang berilmu dari kalangan Ahlul Kitab, bahkan sejak beliau masih remaja. Berikut kisah selengkapnya.


Perjalanan Dagang ke Syam

Ketika Rasulullah ﷺ berusia sekitar 12 tahun, beliau ikut dalam rombongan dagang pamannya, Abu Thalib, menuju negeri Syam. Saat itu, masyarakat Quraisy dikenal sebagai kaum pedagang yang sering melakukan ekspedisi dagang lintas wilayah.

Dalam perjalanan itulah, rombongan mereka tiba di wilayah Busra, sebuah kota di Syam yang menjadi pusat perdagangan dan pertemuan berbagai bangsa. Di kota ini pula tinggal seorang pendeta Kristen yang saleh dan dikenal sangat berilmu, bernama Buhaira.


Pendeta Buhaira Melihat Tanda Aneh

Ketika rombongan Quraisy tiba dan beristirahat di dekat tempat tinggalnya, Pendeta Buhaira memperhatikan sesuatu yang tak biasa. Ia melihat awan menaungi salah satu anak muda di rombongan itu. Bahkan, saat anak itu duduk di bawah pohon, ranting pohon ikut menunduk seolah memberi naungan.

Kisah Nama Abu Hurairah: Dari Pecinta Kucing Menjadi Penjaga Hadis

Kejadian ini membuat Buhaira penasaran. Ia lantas mengundang seluruh rombongan untuk makan bersama. Namun, saat itu Muhammad ﷺ tidak ikut, karena beliau bertugas menjaga barang dagangan.

Melihat hal itu, Buhaira bersikeras agar semua orang hadir, termasuk anak muda yang dilihatnya tadi. Setelah Nabi ﷺ hadir, tatapan Buhaira tak lepas dari beliau. Pendeta itu memperhatikan wajah beliau, gerak-geriknya, dan semua sikapnya.


Dialog Rahasia dan Tanda-Tanda Kenabian

Setelah makan selesai, Buhaira mengajak Nabi Muhammad ﷺ berbincang empat mata. Ia menanyakan berbagai hal tentang kehidupan pribadi, kebiasaan tidur, cara berjalan, dan hal-hal lain yang menurutnya penting.

Buhaira juga memeriksa tanda kenabian di punggung beliau. Menurut kitab suci yang dipelajari Buhaira, seorang Nabi terakhir akan memiliki tanda khusus di antara kedua pundaknya. Dan benar, tanda itu ada pada diri Muhammad ﷺ.


Peringatan Buhaira kepada Abu Thalib

Setelah yakin bahwa anak muda itu adalah calon Nabi akhir zaman, Buhaira memperingatkan Abu Thalib agar segera kembali ke Makkah. Ia khawatir, jika orang-orang Romawi atau Yahudi mengetahui keberadaan Muhammad ﷺ, maka nyawa beliau akan terancam.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Buhaira berkata, “Anak saudaramu ini akan menjadi seorang Nabi besar. Bawalah ia kembali ke negerimu dan lindungilah ia dari orang-orang yang dengki dan berniat jahat.

Abu Thalib menerima nasihat itu dengan sungguh-sungguh. Ia pun segera membatalkan sisa perjalanan dan membawa Muhammad ﷺ pulang ke Makkah.


Makna Besar dari Kisah Ini

Pertemuan Rasulullah ﷺ dengan Pendeta Buhaira mengandung banyak pelajaran. Pertama, Allah SWT telah menjaga dan mempersiapkan Nabi-Nya jauh sebelum masa kenabian. Kedua, kalangan Ahlul Kitab yang jujur dan berilmu sebenarnya sudah mengetahui ciri-ciri Nabi terakhir, sebagaimana tertulis dalam kitab-kitab mereka.

Buhaira adalah contoh ulama Nasrani yang jujur, tidak menyembunyikan kebenaran, dan langsung bertindak demi melindungi calon Nabi akhir zaman.


Kisah pertemuan antara Nabi Muhammad ﷺ dan Pendeta Buhaira di Syam menjadi momen bersejarah yang menegaskan bahwa cahaya kenabian sudah bersinar bahkan sejak usia muda. Allah SWT menampakkan tanda-tanda kebesaran Nabi kepada orang-orang pilihan, agar dunia tahu bahwa kelahiran dan perjalanan hidup beliau bukan hal biasa.

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

“Sesungguhnya engkau adalah Nabi yang telah ditunggu-tunggu,” kata Buhaira kepada Rasulullah ﷺ.

Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu mencari kebenaran dengan ilmu, keyakinan, dan kejujuran. Sebab, kebenaran akan tampak jelas bagi siapa saja yang hatinya bersih dan tulus menerima cahaya ilahi.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement