Doa
Beranda » Berita » Dzikir Pagi Petang: Perisai Spiritual Seperti Baju Besi

Dzikir Pagi Petang: Perisai Spiritual Seperti Baju Besi

Dzikir Pagi Petang: Perisai Spiritual Seperti Baju Besi

Dzikir Pagi Petang: Perisai Spiritual Seperti Baju Besi

 

Dalam kehidupan yang penuh tantangan dan ujian, manusia membutuhkan perlindungan, baik dari sisi fisik maupun spiritual. Jika tubuh kita membutuhkan makanan, pakaian, dan perlindungan dari panas serta hujan, maka jiwa kita pun tidak kalah penting untuk dilindungi dari berbagai gangguan—baik yang tampak maupun yang tak terlihat. Salah satu bentuk perlindungan ruhani yang sangat dianjurkan oleh Islam adalah dzikir pagi dan petang.

Dalam gambar di atas, terdapat pernyataan dari ulama besar, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah, yang menyamakan dzikir pagi dan petang sebagai baju besi. Analogi ini bukanlah ungkapan kosong, melainkan memiliki makna yang sangat mendalam bagi kehidupan seorang muslim.

Makna Dzikir Sebagai Baju Besi

Makna Tasbih: Dari Butiran Dzikir ke Inovasi Digital

Ibnu Qayyim berkata:

> “Dzikir pagi dan petang seperti baju besi. Semakin bertambah ketebalannya maka pemiliknya semakin tidak tertimpa bahaya. Bahkan kekuatan baju besi itu mampu memantulkan anak panah kembali, sehingga terkena pemanahnya sendiri.”
(Al Wabil As-Shayyib, hlm. 71)

Baju besi dalam konteks ini bukan hanya pelindung dari serangan luar, tetapi juga simbol pertahanan total dari berbagai keburukan yang bisa menyerang secara halus, seperti godaan syetan, was-was, pikiran negatif, bahkan penyakit hati seperti iri, dengki, dan marah yang tak terkendali.

Semakin tebal dan kuat dzikir yang kita lakukan setiap pagi dan petang, semakin kuat pula perlindungan yang Allah limpahkan kepada kita.

Mengapa Pagi dan Petang?

Doa dan Harapan untuk Negeri

Pagi dan petang merupakan dua waktu yang sangat strategis dalam kehidupan sehari-hari. Pagi adalah saat dimulainya aktivitas, di mana manusia akan menghadapi berbagai urusan, interaksi sosial, pekerjaan, dan lain sebagainya. Sedangkan petang adalah waktu menjelang malam, di mana biasanya tubuh mulai lelah, pikiran mulai kacau, dan banyak hal yang terjadi sepanjang hari bisa menimbulkan stres dan tekanan batin.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan dzikir dalam dua waktu ini secara khusus:

> “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu pada waktu pagi dan petang.”
(QS. Al-Insan: 25)

Perintah ini menunjukkan bahwa waktu pagi dan petang memiliki keutamaan tersendiri dalam menjaga ruhani kita tetap tenang, bersih, dan terlindungi.

Dzikir sebagai Perlindungan dari Gangguan Syetan

Menyelami Makna Kehidupan: Ujian, Kesabaran, dan Kekuatan Doa

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Barangsiapa yang membaca ‘Bismillahil ladzi laa yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa laa fis samaa’i wa Huwas-Sami’ul ‘Aliim’ sebanyak tiga kali di waktu pagi dan petang, maka dia tidak akan ditimpa bahaya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Hadis ini sangat populer dan menjadi salah satu dzikir utama yang dibaca setiap pagi dan petang. Bacaan ini seperti lapisan pelindung yang menutupi tubuh dan jiwa seorang mukmin dari berbagai bahaya, baik yang kasat mata maupun yang gaib.

Syetan tidak akan mudah menggoda orang yang lisannya senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah. Mereka akan menjauh, bahkan gemetar ketakutan, karena dzikir adalah cahaya yang membakar kegelapan maksiat dan tipu daya mereka.

Manfaat Psikologis Dzikir

Tak hanya dari sisi spiritual, dzikir juga memberikan dampak yang luar biasa secara psikologis. Orang yang membiasakan diri berdzikir di pagi dan petang akan merasakan ketenangan dalam hati. Mereka akan lebih siap menghadapi tantangan hidup, karena merasa ditemani dan dijaga oleh Allah.

Dalam dunia psikologi modern, praktik mindfulness dan afirmasi positif semakin populer. Namun, Islam telah mengajarkan konsep yang jauh lebih tinggi nilainya: dzikir. Dzikir bukan hanya afirmasi, tetapi komunikasi langsung dengan Tuhan semesta alam.

Dzikir dan Ketenangan Hati

Allah berfirman:

> “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Orang yang lisannya senantiasa mengingat Allah tidak akan mudah marah, tidak gampang stres, dan lebih tahan menghadapi tekanan hidup. Ia memiliki pegangan yang kokoh, yaitu keyakinan bahwa Allah bersamanya.

Baju Besi yang Tidak Terlihat, Tapi Nyata

Gambar ksatria berbaju besi dalam poster tersebut menggambarkan bahwa dzikir benar-benar menjadi perisai tak kasat mata. Meskipun tak terlihat, efeknya sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti halnya seorang tentara yang tidak akan pergi ke medan perang tanpa baju pelindung, demikian pula seorang muslim tidak boleh memulai harinya tanpa dzikir. Dunia ini penuh dengan ujian, godaan, dan serangan spiritual yang bisa menghancurkan iman. Maka, dzikir adalah senjata dan pelindung kita.

Konsistensi: Kunci Kekuatan Dzikir

Banyak orang yang kadang semangat berdzikir hanya saat ada masalah. Namun, dzikir pagi dan petang adalah amalan rutin, bukan reaktif. Konsistensi itulah yang akan membuat lapisan baju besi spiritual kita semakin tebal dan kuat.

Ibarat seseorang yang rajin olahraga, tubuhnya menjadi lebih kuat. Begitu juga orang yang rajin berdzikir, jiwanya akan lebih kuat menghadapi cobaan.

Contoh Dzikir Pagi dan Petang

Beberapa dzikir yang dianjurkan untuk dibaca setiap pagi dan petang, antara lain:

1. Ayat Kursi – (QS. Al-Baqarah: 255)
Melindungi dari gangguan syetan dan memberikan keamanan hingga pagi/sore.
2. Tiga Surah terakhir (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) – Dibaca masing-masing 3 kali.
Perlindungan dari sihir, kejahatan makhluk, dan godaan syetan.
3. Sayyidul Istighfar
“Allahumma anta Rabbi, la ilaha illa anta, khalaqtani wa ana ‘abduka…”
Istighfar yang paling utama untuk pengampunan dosa.
4. Doa perlindungan
“Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi…”
5. Shalawat kepada Nabi ﷺ
Menambah kecintaan kepada Rasulullah dan mendatangkan rahmat Allah.

Mengajarkan kepada Anak Sejak Dini

Penting untuk membiasakan dzikir pagi dan petang kepada anak-anak sejak dini. Orang tua bisa membacakan, atau memutarkan audio dzikir agar telinga anak terbiasa. Ini adalah investasi akidah dan akhlak yang luar biasa, yang akan menjadi benteng anak-anak dari pengaruh buruk zaman.

Penutup: Mari Kenakan Baju Besi Setiap Hari

Saudaraku, kehidupan dunia adalah medan ujian. Setiap hari, kita menghadapi godaan, ujian, tekanan, bahkan tipu daya yang bisa melemahkan keimanan. Jangan biarkan diri kita terbuka tanpa pelindung. Mari jadikan dzikir pagi dan petang sebagai baju besi yang kita kenakan setiap hari.

Bukan baju besi biasa, tapi baju yang Allah sendiri janjikan akan menjadi benteng dari bahaya, pembuka ketenangan, dan penguat jiwa.

Jika para ksatria di masa lalu tidak pernah berperang tanpa zirah dan pedang, maka kita sebagai muslim harus berperang melawan dunia dengan dzikir dan doa. Inilah senjata utama kita. Inilah kekuatan hakiki kita.

“Semakin tebal dzikirmu, semakin kuat pelindung jiwamu.”

Wallahu a’lam. Semoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya di setiap waktu, pagi dan petang, dalam suka dan duka. Aamiin. (Tengku I.)

× Advertisement
× Advertisement