SURAU.CO. Diskursus tentang kesalehan selalu berkembang seiring dengan perubahan zaman. Umat Muslim telah lama mengenal dua jenis kesalehan utama. Kesalehan ritual (ibadah mahdhah) berfokus pada kepatuhan individu terhadap ibadah. Kesalehan sosial (ibadah ghairu mahdhah) mencerminkan ketaatan dalam interaksi sosial sehari-hari.
Di era digital yang serba cepat, muncul satu lagi dimensi kesalehan yang krusial. Kesalehan digital adalah bentuk kesalehan yang harus dimiliki umat Muslim. Hal ini untuk beribadah dan berbuat baik di dunia maya.
Memahami Esensi Kesalehan Digital
Kesalehan digital adalah penerapan nilai-nilai moral, etika, dan spiritual dalam aktivitas dunia maya. Kesalehan digital lebih dari sekadar membagikan kutipan ayat suci atau ceramah. Ini adalah kesadaran untuk menjaga akhlak dan integritas.
Hal ini berlaku dalam bersikap dan berinteraksi secara daring.
Dalam Islam, kesalehan tidak hanya terkait hubungan vertikal (hablum minallah) tetapi juga horizontal (hablum minannas). Oleh karena itu, kesalehan digital mencakup dua aspek utama.
- Etika Bermedia Digital: Ini mencakup perilaku yang baik saat berselancar di dunia maya. Contohnya adalah tidak menyebarkan hoaks, menghindari perundungan siber (cyberbullying). Selain itu, juga menjaga aib orang lain.
- Spiritualitas Daring: Menggunakan media digital untuk memperkuat iman, berdakwah, dan menyebarkan kebaikan.
Kesalehan digital adalah upaya umat Muslim untuk memperkuat diri. Selain itu, juga untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui amal saleh di dunia maya. Contohnya, mengingatkan kewajiban agama. Kemudian, mengajak bersedekah, mempromosikan birrul walidain, mendorong muamalah yang baik. Termasuk juga amar ma’ruf nahi munkar melalui kampanye sosial di media sosial.
Landasan Kesalehan Digital dalam Al-Qur’an
Kesalehan digital selaras dengan ajaran Allah SWT. Hal ini termaktub dalam Q.S. Ali Imran ayat 110:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”
Ayat ini mendorong umat Islam untuk aktif menyebarkan kebaikan. Selain itu, juga untuk mencegah kemungkaran, bahkan sampai dengan mewujudkan kesalehan di ruang digital.
Tantangan di Era Digital: Menghadapi Badai Informasi
Di era digital, aktivitas manusia tidak hanya terbatas di dunia nyata. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform video menjadi tempat ekspresi diri yang baru. Arus informasi yang deras dan kebebasan berekspresi membawa tantangan.
Kita seringkali melihat dunia maya yang vulgar. Di sana, tidak mengindahkan adab dan akhlak. Umat Islam harus mengambil peran aktif. Hal ini agar tidak terjebak dalam perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi:
- Clickbait dan Hoaks: Berita palsu cepat menyebar. Seringkali, berita memanfaatkan sentimen agama atau emosi untuk meningkatkan viralitas.
- Budaya Cancel dan Hujat: Netizen cenderung menghakimi dan menjatuhkan orang lain. Hal ini berdasarkan informasi yang belum tentu benar.
- Eksistensi Semu: Keinginan untuk tampil baik di dunia digital kadang menjauhkan dari niat yang ikhlas.
Langkah-Langkah Konkret Mewujudkan Kesalehan Digital
Mewujudkan kesalehan digital memerlukan kesadaran dan tindakan nyata. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:
- Tahan Jempol Sebelum Posting: Berpikir matang sebelum membagikan informasi. Pastikan informasi tersebut akurat dan bermanfaat.
- Verifikasi Sebelum Menyebarkan: Selalu cek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Jangan mudah percaya pada berita yang belum jelas sumbernya.
- Gunakan Media Sosial sebagai Ladang Amal: Manfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan kebaikan, dakwah, dan informasi yang bermanfaat.
- Bangun Empati Digital: Coba pahami sudut pandang orang lain sebelum berkomentar. Hindari ujaran kebencian dan fitnah.
- Manajemen Waktu Online: Jangan sampai dunia digital mengganggu ibadah, belajar, atau interaksi dengan keluarga. Atur waktu online dengan bijak.
- Berpikir Positif dan Berkontribusi: Sebarkan konten positif, inspiratif, dan edukatif. Jadilah agen perubahan yang positif di dunia maya.
Meraih Ridha Allah di Ruang Digital
Kesalehan digital adalah kebutuhan penting bagi umat Muslim di era modern. Dengan menerapkan nilai-nilai moral dan etika Islam di dunia maya, kita dapat menciptakan ruang digital yang lebih baik.
Ruang yang bermanfaat, dan sesuai dengan ajaran agama. Mari kita jadikan dunia maya sebagai sarana. Hal ini untuk memperkuat iman, menyebarkan kebaikan, dan meraih ridha Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat bersilaturahmi di dunia nyata dan dunia maya dalam kebaikan dan kesalehan. (kareemustofa)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
