Opinion
Beranda » Berita » Semua Akan Ada Masanya, Bahkan Superman Pun Menjadi Tua

Semua Akan Ada Masanya, Bahkan Superman Pun Menjadi Tua

“Semua Akan Ada Masanya, Bahkan Superman Pun Menjadi Tua”.

 

Gambar ini menunjukkan sosok Superman yang tua, renta, dan tampak lelah—jauh dari gambaran pahlawan super yang biasanya dikenal kuat, tak terkalahkan, dan abadi. Di balik ilustrasi ini, terselip pesan yang begitu dalam dan mengena: bahwa tak ada kekuatan, kejayaan, atau keperkasaan yang akan bertahan selamanya. Semua akan ada masanya.

Refleksi dari Superman yang Menua

Superman dikenal sebagai makhluk super, simbol kekuatan, keadilan, dan harapan. Namun, dalam gambar ini, kita diperlihatkan bahwa bahkan Superman pun tak mampu melawan waktu. Ia duduk dengan wajah keriput, mata sayu, dan tubuh yang sudah tak sekuat dulu. Sosok ini bukan lagi superhero yang terbang menyelamatkan dunia, tapi seorang lelaki tua yang tengah menghadapi kenyataan bahwa masanya telah lewat.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Gambar ini seakan berkata: Tak peduli sekuat apa dirimu, sehebat apapun pencapaianmu, waktu akan terus berjalan dan semuanya akan berubah. Pada akhirnya, setiap orang akan mencapai titik di mana ia harus melepaskan masa jaya, menerima kenyataan, dan menjalani hari-hari dengan cara yang berbeda.

Hikmah dari Kehidupan: Masa Jaya Itu Sementara

Dalam kehidupan nyata, kita sering terjebak dalam euforia masa muda dan kekuatan. Saat tubuh masih sehat, pikiran masih tajam, dan kesempatan terbuka luas, kita merasa seperti tak terkalahkan. Namun, lambat laun, usia akan merambat, tenaga mulai berkurang, dan dunia pun terus berubah. Masa keemasan, seberapa pun panjangnya, takkan pernah abadi.

Pesan ini sangat relevan dalam konteks kehidupan sosial, profesional, maupun spiritual. Banyak orang yang terjebak dalam nostalgia masa lalu, menolak untuk menerima bahwa semuanya akan berganti. Jabatan, popularitas, kekayaan, hingga kecantikan—semua akan ada masanya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menyiapkan diri menghadapi perubahan itu, bukan dengan ketakutan, tetapi dengan kebijaksanaan.

Bukan Soal Lemah, Tapi Soal Waktu

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Menjadi tua bukanlah kelemahan. Justru sebaliknya, menjadi tua adalah kehormatan bagi mereka yang mampu melewati berbagai fase kehidupan dengan utuh. Superman tua dalam gambar tersebut bukan hanya simbol tentang usia, tapi juga tentang kedewasaan, pengalaman, dan keikhlasan menerima perubahan.

Kita hidup di zaman yang mengagungkan kekuatan dan kecepatan. Tapi gambar ini mengajak kita untuk sejenak merenung bahwa nilai manusia bukan hanya diukur dari seberapa kuat ia secara fisik, tapi seberapa dalam ia memahami makna hidup. Kekuatan sejati adalah menerima keadaan dengan lapang dada dan terus menjalani hidup dengan hati yang bersih, meski tak lagi muda.

Berkaca pada Diri Sendiri

Kita semua memiliki “masa Superman” dalam hidup. Ada saat-saat kita berada di puncak, menjadi andalan, dipercaya, dikagumi. Namun, akan datang waktunya kita menjadi penonton, bukan pemain utama. Dan saat masa itu tiba, apakah kita siap?

Pertanyaan yang harus kita renungkan: apakah kita sudah membangun warisan yang baik? Apakah kita sudah cukup menebar manfaat saat berada di masa puncak? Karena ketika waktu berganti, yang akan tersisa bukanlah otot dan kekuatan, tapi amal baik dan hubungan yang kita bangun dengan sesama.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Menghargai yang Tua, Menjaga yang Muda

Gambar ini juga bisa menjadi pengingat bagi generasi muda untuk menghargai orang tua. Orang tua yang mungkin tampak lemah dan lambat hari ini, dahulu pernah sekuat dan secepat kita. Mereka pernah berjasa, pernah berkorban, dan telah melewati masa-masa berat untuk sampai ke titik ini.

Jangan biarkan fisik yang menua membuat kita melupakan jasa dan keberanian mereka di masa lalu. Hormatilah mereka seperti kita ingin dihormati saat usia kita tiba di masa yang sama.

Sebaliknya, bagi yang muda—gambar ini adalah cermin masa depan. Gunakan masa muda dengan bijak. Jangan habiskan energi untuk mengejar hal-hal yang sia-sia. Jadikan masa muda sebagai waktu untuk belajar, memperbaiki diri, menebar manfaat, dan membangun kebaikan sebanyak mungkin.

Kesimpulan: Waktu Tidak Pernah Salah

Waktu bukanlah musuh. Ia adalah pengingat yang jujur bahwa hidup terus berjalan dan kita pun harus terus tumbuh. Seperti Superman tua dalam gambar, kita pun akan sampai pada masa itu. Namun jangan takut. Bila kita mengisi hidup dengan nilai dan makna, maka tua bukan akhir dari segalanya—melainkan fase untuk menuai apa yang kita tanam.

Karena sejatinya, bukan kekuatan yang membuat manusia mulia, tapi kesadaran untuk menjadi bijak dalam setiap fase kehidupan.

“Semua Akan Ada Masanya. Bukankah Begitu, Mister Superman?”. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement