Kisah
Beranda » Berita » Kisah Mengagumkan Ratu Balqis dan Kebijaksanaan Nabi Sulaiman AS

Kisah Mengagumkan Ratu Balqis dan Kebijaksanaan Nabi Sulaiman AS

SURAU.CO – Kisah Ratu Balqis menawarkan pelajaran berharga tentang iman dan kebijaksanaan. Ia merupakan seorang pemimpin besar di Kerajaan Saba yang makmur. Meskipun rakyatnya hidup sejahtera, mereka belum menyembah Allah SWT. Kisah inspiratif ini tercatat indah dalam Al-Quran, khususnya pada Surah An-Naml. Perjalanan Ratu Balqis menuju keimanan penuh dengan peristiwa luar biasa. Menariknya, semua ini berawal dari peran seekor burung Hudhud yang setia.

Awal Mula Kisah: Laporan dari Burung Hudhud

Nabi Sulaiman AS dikenal memiliki pasukan yang sangat istimewa. Pasukannya terdiri dari gabungan manusia, jin, dan hewan. Suatu hari, ia sedang memeriksa barisan pasukannya. Namun, Nabi Sulaiman tidak menemukan kehadiran burung Hudhud. Hal ini tentu saja membuatnya bertanya-tanya.

Tidak lama kemudian, Hudhud datang membawa sebuah berita yang sangat penting. Burung cerdas itu bercerita tentang Kerajaan Saba. Sebuah kerajaan megah yang ternyata dipimpin oleh seorang ratu. Hudhud kemudian menjelaskan semuanya dengan sangat rinci.

“Sesungguhnya aku (burung hudhud) mendapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka (penduduk negeri Saba’). Dia dianugerahi segala sesuatu dan memiliki singgasana yang besar. Aku (burung Hudhud) mendapati dia dan kaumnya sedang menyembah matahari, bukan Allah. Setan telah menghiasi perbuatan-perbuatan (buruk itu agar terasa indah) bagi mereka sehingga menghalanginya dari jalan (Allah). Mereka tidak mendapat petunjuk.” (QS. An-Naml: 23-24). Mendengar laporan ini, Nabi Sulaiman terkejut. Ia merasa perlu meluruskan akidah kaum tersebut.

Tindakan Bijak Nabi Sulaiman: Surat Dakwah

Sebagai seorang Nabi, Sulaiman AS tidak bisa tinggal diam. Oleh karena itu, ia segera mengambil tindakan yang tegas namun bijaksana. Ia menulis sebuah surat untuk Ratu Balqis. Surat tersebut berisi ajakan mulia untuk menyembah Allah SWT. Selanjutnya, Nabi Sulaiman memerintahkan Hudhud untuk mengantarkan surat tersebut.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Dengan sigap, Hudhud terbang cepat menuju wilayah Kerajaan Saba. Ia lalu menjatuhkan surat itu tepat di hadapan Ratu Balqis. Tentu saja, sang Ratu sangat terkejut menerima surat tak terduga itu.

Respon Diplomatik Sang Ratu yang Cerdas

Setelah membaca isi surat dari Nabi Sulaiman, Ratu Balqis tidak panik. Sebaliknya, ia segera memanggil para penasihat dan pembesar istana. Ia meminta pendapat mereka mengenai surat penting tersebut. Awalnya, para penasihatnya menyarankan untuk waspada dan bersiap untuk berperang.

Meskipun begitu, Ratu Balqis adalah pemimpin yang sangat bijaksana. Ia tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan. Alih-alih memilih jalan kekerasan, ia justru memilih jalur diplomasi terlebih dahulu. Untuk itu, Ratu Balqis memutuskan mengirim utusan ke kerajaan Nabi Sulaiman. Utusan tersebut membawa serta hadiah-hadiah mewah sebagai tanda persahabatan.

Mukjizat di Depan Mata: Singgasana yang Berpindah

Nabi Sulaiman mengetahui rencana kedatangan utusan dari Saba. Dengan izin Allah, ia ingin menunjukkan sebagian kecil dari kebesaran-Nya. Oleh karena itu, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk mempersiapkan penyambutan yang luar biasa. Saat utusan Ratu Balqis tiba, mereka sangat takjub. Mereka terpukau melihat kekayaan dan kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman yang tiada tara. Akibatnya, hadiah yang mereka bawa tampak tidak ada artinya.

Sekembalinya ke Saba, utusan itu menceritakan semua pengalamannya. Ratu Balqis pun semakin penasaran setelah mendengar laporan tersebut. Akhirnya, ia memutuskan untuk datang sendiri. Ia ingin melihat langsung kebenaran dari semua cerita itu.

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

Kabar ini kemudian sampai ke telinga Nabi Sulaiman. Ia lalu menyiapkan kejutan yang jauh lebih besar. Nabi Sulaiman menantang pasukannya, “Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?” Dengan izin Allah, singgasana itu berhasil dipindahkan dalam sekejap mata.

Puncak Ketakjuban: Istana Kaca dan Hidayah Iman

Saat Ratu Balqis tiba di istana, Nabi Sulaiman menyambutnya dengan hangat. Ia kemudian menunjukkan sebuah singgasana. “Seperti inikah singgasanamu?” tanya Nabi Sulaiman. Ratu Balqis mengamati takhta itu dengan sangat teliti. Ia merasa bingung sekaligus takjub. Kemudian, ia menjawab, “Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku”. Sejak saat itu, ia menyadari bahwa kekuatan Nabi Sulaiman bukanlah kekuatan biasa.

Setelah itu, Nabi Sulaiman mempersilakan Ratu Balqis masuk lebih jauh ke dalam istana. Lantai istana tersebut terbuat dari kaca bening yang di bawahnya mengalir air. Awalnya, Ratu Balqis mengira itu adalah kolam sungguhan. Ia bahkan sempat menyingkapkan pakaiannya agar tidak basah. Nabi Sulaiman lalu menjelaskan bahwa itu hanyalah lantai dari kaca.

Momen ini benar-benar menyadarkan Ratu Balqis. Ia merasa ilmunya sangat terbatas dibandingkan kekuasaan Allah. Pada akhirnya, Ratu Balqis mengakui kelemahan dirinya di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Di hadapan Nabi Sulaiman, ia dengan tulus menyatakan keimanannya. Ia berserah diri sepenuhnya kepada Allah, Tuhan semesta alam. Kisahnya menjadi bukti bahwa hidayah dapat datang melalui cara yang paling tak terduga sekalipun.

Penaklukan Thabaristan: Merebut Negeri Kapak Persia di Masa Utsmaniyah

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement