Berita
Beranda » Berita » Iran Israel Mediasi Rusia 2025:Menuju Gencatan Senjata

Iran Israel Mediasi Rusia 2025:Menuju Gencatan Senjata

Presiden Rusia Vladimir Putin siap menjadi mediatir konflik Iran dengan Israel ( foto .wikipedia)

Iran Israel Mediasi Rusia 2025 tengah menjadi sorotan dunia. Di tengah konflik yang terus bergolak, peran Rusia dan Vladimir Putin dianggap penting demi meredakan ketegangan. Langkah mediasi ini turut  Donald Trump juga ikut mendorong, yang optimis perdamaian masih dapat tercapai. Dalam situasi yang makin panas, akankah Iran dan Israel menemukan jalan tengah?

Latar Belakang Konflik

Pada 13 Juni 2025, Israel melancarkan Operasi Rising Lion. Mereka menyerang fasilitas nuklir dan militer Iran. Serangan itu menewaskan banyak ilmuwan dan komandan IRGC
Iran pun membalas lewat “Operation True Promise 3”—lemburkan lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke wilayah Israel

Dua hari kemudian, saling serang menimbulkan ratusan korban .

baca: https://www.surau.co/2025/06/17464/person-konsep-otomatis/

Peran Rusia Sebagai Penengah

Rusia bergerak cepat. Presiden Vladimir Putin menelepon Perdana Menteri Netanyahu dan Presiden Pezeshkian. Dia mengutuk “serangan Israel” dan mendesak dialog diplomatik . Kremlin menyatakan peran mereka sebagai mediator .

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

“Putin mengutuk serangan Israel sebagai ‘sangat tidak dapat diterima’,” tegas kementerian luar negeri Rusia

Rusia memanfaatkan kemitraan strategisnya dengan Teheran dan hubungan baiknya dengan Tel Aviv. Mereka punya peluang unik sebagai penengah konflik ini. Kemungkina besar akan memperlancar Iran Israel Mediasi Rusia 2025

Optimisme Trump Tentang Perdamaian

Mantan Presiden AS, Donald Trump, menyatakan optimis:

Iran dan Israel harus membuat kesepakatan, dan akan membuat kesepakatan. Kita akan segera mencapai PERDAMAIAN antara Israel dan Iran

Trump menyebmut banyak pertemuan sedang berlangsung, dan percaya Putin siap berperan sebagai mediator .

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Sikap Iran dan Krisis Dialog

Meski tekanan militer tinggi, Iran menolak dialog. Jubir Kementerian Luar Negeri menyatakan:

Dialog dengan AS [tidak] ada artinya … Anda tidak bisa mengklaim berunding dan pada saat yang sama membiarkan Israel menargetkan Iran

Mereka baru mau membicarakan gencatan senjata setelah menuntaskan balasan militer secara menyeluruh.

Dampak dan Peluang Mediasi

Rusia menawarkan diri dengan leverage yang kuat. Mereka bisa mempengaruhi diskusi nuklir Iran lewat peran ini .
Trump ikut menambahkan tekanan positif, seolah menuntun arah diplomasi.
Iran bersikap keras, tapi kesiapan berdialog masih terbuka—setelah aksi selesai.

baca: https://www.astroawani.com/berita-dunia/terkini-putin-tawar-rusia-jadi-pengantara-dalam-konflik-iranisrael-525014

Hikayat yang Menggetarkan: Menyelami Kitab Al-Mawa’idhul Ushfuriyah

Skenario Damai vs Eskalasi

Soft Landing: Rusia jadi mediator utama. Israel dan Iran sepakat gencatan, posisi nuklir diawasi oleh mediator.

Controlled Conflict: Dialog berjalan lambat, namun konflik tetap terkendali, berkat saluran diplomasi yang terbuka.

Escalation: Iran menolak dialog; konflik meluas dan pengaruh perantara melemah.

Peran Rusia krusial untuk meredam eskalasi. Trump percaya konflik ini bisa jadi obat untuk negosiasi nuklir .

Kalau mediator internasional mampu berperan efektif—khususnya Rusia, didukung oleh Trump—peluang gencatan senjata dan jalur diplomasi nuklir masih terbuka. Namun, itu bergantung pada kesiapan Iran untuk menahan diri dan memulai dialog pasca-aksi militer. Saat ini konflik masih fluid, tapi jalur damai masih nyata


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement