Beranda » Berita » Makna Ungkapan “Takkan Melayu Hilang di Bumi” dan “Tepuk Dada, Tanya Selera”

Makna Ungkapan “Takkan Melayu Hilang di Bumi” dan “Tepuk Dada, Tanya Selera”

Makna Ungkapan “Takkan Melayu Hilang di Bumi”.

 

1. Identitas yang Kukuh

Ungkapan ini menegaskan bahwa meskipun bangsa Melayu mungkin diuji oleh penjajahan, perubahan zaman, atau kemajuan teknologi, jati diri dan budaya Melayu akan tetap bertahan. Bahasa, adat, kesopanan, dan nilai-nilai kehidupan Melayu akan terus hidup dan diwariskan.

2. Kebanggaan Terhadap Warisan

Api, Angin, Air, dan Tanah: Empat Sahabat yang Mengajarkan Kesabaran

Ia juga menjadi simbol kebanggaan terhadap warisan leluhur. Budaya Melayu dikenal kaya akan sastra, seni, adat istiadat, dan tata krama. Dengan menghidupkan pepatah ini, generasi muda diingatkan untuk tidak melupakan akar budaya mereka, meskipun hidup di era globalisasi.

3. Keteguhan dan Semangat Juang

“Takkan Melayu Hilang di Bumi” juga mencerminkan semangat juang bangsa Melayu yang tidak mudah menyerah. Meskipun menghadapi penjajahan, kemiskinan, atau pengaruh asing, bangsa Melayu tidak akan lenyap atau dilupakan, selama semangat dan budayanya tetap dijunjung tinggi.

4. Peringatan untuk Generasi Muda

Ungkapan ini juga merupakan peringatan halus bagi generasi kini agar tidak hanyut dalam budaya asing dan tetap memelihara nilai-nilai murni Melayu. Menjaga bahasa, mengenakan pakaian tradisional, menghormati orang tua, dan menjalankan adat merupakan bentuk perlawanan terhadap kepunahan budaya

Batu, Logam, dan Tanah: Mereka Pun Menyimpan Doa Diam-Diam

Relevansi di Zaman Sekarang

Di era digital dan globalisasi, segala sesuatu bergerak cepat, dan budaya asing dengan mudah masuk ke ruang-ruang pribadi. Maka dari itu, pepatah ini semakin relevan untuk:

Mendorong pendidikan budaya lokal di sekolah-sekolah.

Menumbuhkan minat generasi muda terhadap seni dan sejarah Melayu.

Memanfaatkan teknologi (seperti media sosial) untuk mempromosikan warisan Melayu.

Api, Air, Udara, dan Tanah: Empat Sahabat yang Menyimpan Rahasia Hidup

Penutup: Warisan yang Harus Dijaga

“Takkan Melayu Hilang di Bumi” bukan sekadar kata-kata puitis, melainkan amanah. Amanah untuk menjaga bahasa, adat, agama, dan nilai-nilai Melayu agar tetap hidup — tidak hanya di tanah asalnya, tapi juga di hati mereka yang mengaku dirinya Melayu.

 

Tepuk dada Tanya selera

Ungkapan “Tepuk dada, tanya selera” adalah peribahasa Melayu yang sangat kaya makna dan sering digunakan dalam konteks membuat keputusan atau menilai sesuatu berdasarkan keinginan dan pertimbangan diri sendiri.

🌿 Makna Peribahasa “Tepuk Dada, Tanya Selera”

Secara harfiah:

Tepuk dada = menyentuh atau menyadari isi hati sendiri.

Tanya selera = bertanya kepada keinginan atau kemahuan sendiri.

Maknanya secara keseluruhan:
👉 Sebelum membuat keputusan, tanyalah pada hati sendiri apa yang benar-benar diinginkan atau sesuai untuk diri sendiri.

🔍 Konteks Penggunaan

1. Ketika Membuat Keputusan

Misalnya dalam memilih jurusan, pekerjaan, pasangan hidup, atau bahkan ketika menghadapi pilihan sulit — peribahasa ini mengingatkan agar tidak terlalu terpengaruh oleh orang lain, tapi menilai sesuai kehendak dan kemampuan diri.

> “Nak ambil jurusan apa nanti? Tepuk dada, tanya selera. Jangan ikut-ikut orang.”

2. Menilai Kemampuan Sendiri

Ungkapan ini juga mengandung unsur introspeksi. Bukan hanya soal keinginan, tetapi juga soal kemampuan dan kesiapan. Dengan kata lain:
👉 Jangan hanya ikut nafsu, ukur baju di badan sendiri.

🧭 Nilai Budaya yang Terkandung

Kebebasan dalam membuat pilihan
Menghargai hak individu untuk memilih sesuai hati nurani.

Tanggung jawab terhadap pilihan sendiri
Apa pun yang dipilih, kitalah yang akan menanggung akibatnya.

Pentingnya mengenal diri sendiri
Dalam budaya Melayu, mengenal diri adalah langkah pertama menuju kehidupan yang seimbang dan bijaksana.

📝 Contoh dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pendidikan:
“Semua orang pilih jurusan kedokteran, tapi kamu lebih minat seni. Tepuk dada, tanya selera — jangan sampai menyesal di tengah jalan.”

Hubungan:
“Dia baik dan disukai keluarga, tapi kamu sendiri tak yakin? Tepuk dada, tanya selera.”

Kerja atau Bisnis:
“Kalau nak mula berniaga, pastikan minat dan sanggup susah dulu. Tepuk dada, tanya selera.”

Penutup: Sebuah Nasihat Kehidupan

Peribahasa ini sederhana namun dalam:
Hiduplah dengan kesadaran, bukan ikut-ikutan.
Apa pun yang kamu pilih, kamu yang akan menjalaninya. Maka, tepuklah dada, dan tanyalah pada selera — bukan hanya selera rasa, tetapi juga selera jiwa. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement