Opinion
Beranda » Berita » Solusi terhadap Persoalan Perceraian

Solusi terhadap Persoalan Perceraian

Perceraian adalah persoalan yang sangat kompleks, tidak hanya dari sisi hukum, tapi juga dari sisi emosi, agama, dan kehidupan sosial. Wajar jika kamu merasa bingung—karena keputusan untuk bercerai atau mempertahankan rumah tangga bukan hal yang ringan. Banyak orang mengalami kebingungan yang sama.

Berikut adalah panduan reflektif untuk membantu kamu memahami, mengevaluasi, dan menenangkan hati terkait persoalan perceraian, dari berbagai sudut pandang:

1. Kenali Akar Masalahnya, Bukan Hanya Gejalanya

Kebingungan sering muncul karena kita hanya melihat permukaannya: sering bertengkar, tidak ada komunikasi, pasangan berubah, atau sudah tidak bahagia. Tapi penting untuk bertanya lebih dalam:

Apa penyebab utama konflik ini?

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Sudah berapa lama ini terjadi?

Apakah ini sesuatu yang bisa diperbaiki, atau sudah menyentuh hal-hal prinsipil (misalnya: kekerasan, perselingkuhan, hilangnya tanggung jawab)?

Apakah kamu masih ingin mencoba, atau hati sudahlah benar-benar lelah?

Jawaban jujur ➡ pertanyaan ini akan membantu memperjelas arah keputusanmu.

2. Nilai Dampak Jangka Panjangnya

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Perceraian bukan hanya soal “keluar dari hubungan yang tak nyaman,” tapi juga soal:

Anak-anak (jika ada): bagaimana kondisi psikologis mereka jika orang tuanya berpisah?

Kesejahteraan emosionalmu: apakah bercerai akan membuatmu lebih tenang, atau justru membawa kesepian dan penyesalan?

Kondisi finansial: apakah kamu siap secara ekonomi jika harus mandiri?

Hubungan sosial: bagaimana dengan pandangan keluarga, masyarakat, dan lingkungan?

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Namun ingat: bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan juga memiliki dampak negatif yang besar. Jadi, ini bukan sekadar “mana yang lebih ringan,” tapi “mana yang lebih membawa keberkahan jangka panjang.”

3. Kembali ke Nilai Agama: Apa Pandangan Islam Tentang Perceraian?

Dalam Islam, perceraian diperbolehkan, tapi sangat tidak disukai (makruh), kecuali jika sudah menjadi satu-satunya jalan keluar:

Rasulullah ﷺ bersabda: “Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak (perceraian).” (HR Abu Dawud)

Tapi Islam juga tidak memaksa seseorang untuk bertahan dalam hubungan yang menyakitkan, apalagi jika sudah terjadi kezaliman.

Jika perceraian dilakukan dengan cara baik, Islamist memerintahkan agar dilakukan secara ma’ruf (baik-baik) tanpa menyakiti atau membuka aib (QS At-Talaq: 2–3).

➡ Jadi, perceraian bukan aib, tapi solusi terakhir jika rumah tangga sudah tidak bisa diselamatkan lagi.

4. Pertimbangkan Konseling atau Mediasi

Sebelum memutuskan, cobalah untuk:

Mengajak pasangan untuk bicara dari hati ke hati (bukan bertengkar, tapi diskusi).

Mengikuti konseling pernikahan bersama ustaz, psikolog, atau konselor keluarga.

Libatkan orang ketiga yang bijak (seperti keluarga atau tokoh agama) jika diperlukan.

Sering kali, kesalahpahaman bisa diredakan jika ada pihak ketiga yang adil.

5. Dengarkan Hatimu, Tapi Jangan Abaikan Akal

Kadang hati kita berkata “tidak tahan,” tapi akal berkata “bertahan sebentar lagi.” Atau sebaliknya. Jangan tergesa-gesa. Renungkan dengan tenang. Tulis perasaanmu. Bicaralah pada orang yang bisa dipercaya dan tidak menghakimi.

> “Jika kamu bingung antara dua hal, ambillah waktu, tenangkan dirimu, lalu mintalah petunjuk dari Allah.”

6. Istikharah dan Doa sebagai Penuntun Jalan

Saat akal dan hati sama-sama bimbang, solat istikharah adalah jalan terbaik:

Mohon petunjuk Allah agar diberi yang terbaik: apakah harus bertahan atau berpisah.

Tanda dari istikharah bisa muncul dalam ketenangan hati, arah peristiwa, atau kemudahan dalam mengambil keputusan.

Yakinlah bahwa Allah tahu apa yang kamu butuhkan, bahkan ketika kamu belum tahu.

7. Apapun Keputusanmu, Tetaplah Berharga

Jika kamu memilih bertahan, itu bukan karena kamu lemah, tapi karena kamu ingin memperjuangkan sesuatu yang kamu yakini.

Jika kamu memilih berpisah, itu bukan kegagalan, tapi mungkin jalan untuk menemukan ketenangan, kebebasan, dan versi dirimu yang lebih sehat.

Jangan biarkan omongan orang membuatmu merasa hancur. Mereka tidak menjalani hidupmu.

Penutup

Bingung terhadap persoalan perceraian adalah hal yang sangat manusiawi. Tapi jangan biarkan kebingungan itu membuatmu tenggelam terlalu lama. Ambil waktu untuk berpikir jernih. Libatkan Allah dalam setiap pertimbangan. Cari bantuan dari orang bijak dan profesional. Dan percayalah: kebahagiaanmu itu penting. Kamu berhak hidup tenang, dihargai, dan dicintai dengan baik. (T. Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement