SURAU.CO – Kesehatan mental kini menjadi isu penting di masyarakat modern. Banyak orang mulai sadar bahwa jiwa yang sehat sama vitalnya dengan tubuh yang bugar. Namun, sering kali pembahasan ini hanya menyentuh aspek psikologi sekuler. Padahal, Islam sebagai agama yang paripurna telah memberikan panduan lengkap. Agama ini mengajarkan cara merawat jiwa agar tetap tenang dan tangguh.
Kesehatan mental dalam Islam bukanlah konsep baru. Islam memandang manusia secara utuh. Manusia bukan hanya soal fisik semata. Kita memiliki ruh, akal (intelek), dan nafs (jiwa atau diri). Ketiga elemen ini saling terhubung. Jika salah satunya terganggu, maka elemen lain akan ikut terpengaruh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan jiwa adalah bagian dari kewajiban seorang muslim.
Al-Qur’an dan Hadis sebagai Penawar Jiwa
Jauh sebelum ilmu psikologi modern lahir, Islam telah menyediakan obat bagi jiwa yang gelisah. Sumber utamanya adalah Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW. Kitab suci ini bukan sekadar bacaan. Ia adalah petunjuk hidup yang menenangkan.
Allah SWT memberikan petunjuk yang sangat jelas. Dalam Al-Qur’an, Dia berfirman:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Kutipan ayat ini menunjukkan hubungan langsung. Zikir dan mengingat Allah menjadi penenang hati yang paling ampuh. Saat kita merasa cemas atau tertekan, kembali kepada-Nya adalah solusi pertama. Ini memperkuat fondasi spiritual kita.
Langkah Praktis Menjaga Kesehatan Mental ala Islam
Islam tidak hanya memberi teori. Agama ini juga menawarkan langkah-langkah praktis. Setiap ibadah memiliki dimensi spiritual yang mendalam untuk menjaga jiwa.
Shalat yang Khusyuk: Shalat adalah tiang agama. Ia juga menjadi momen dialog langsung dengan Sang Pencipta. Gerakan dan bacaan shalat yang teratur memberikan efek relaksasi. Shalat yang khusyuk membantu kita melepaskan beban pikiran sejenak.
Zikir dan Doa: Mengingat Allah melalui zikir menenangkan jiwa. Aktivitas ini menjaga hati agar tidak kosong. Sementara itu, berdoa adalah bentuk pengakuan atas kelemahan diri. Kita menyerahkan segala urusan kepada Dzat Yang Maha Kuat.
Menerapkan Sabar (Kesabaran): Sabar bukan berarti pasrah buta. Sabar adalah kekuatan untuk bertahan saat menghadapi ujian. Islam mengajarkan bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Sikap sabar membantu kita mengelola emosi negatif secara sehat.
Mengamalkan Syukur (Rasa Terima Kasih): Syukur mengubah cara pandang kita. Kita diajak untuk fokus pada nikmat yang ada, bukan pada kekurangan. Dengan bersyukur, hati menjadi lebih lapang dan damai. Ini adalah penangkal efektif untuk perasaan iri dan tidak puas.
Menghapus Stigma: Mencari Bantuan adalah Ikhtiar
Sayangnya, masih ada stigma di sebagian kalangan. Banyak orang merasa malu mengakui masalah kesehatan mental. Mereka menganggap ini adalah aib. Atau lebih buruk lagi, tanda lemahnya iman.
Pandangan ini tentu keliru. Islam justru sangat mendorong umatnya untuk berusaha (ikhtiar). Rasulullah SAW sendiri bersabda:
“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu penyakit, maka penyakit itu akan sembuh dengan seizin Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)
Hadis ini berlaku untuk penyakit fisik maupun jiwa. Jika kita merasa tidak mampu menanganinya sendiri, mencari bantuan profesional adalah sebuah keharusan. Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater muslim adalah bentuk ikhtiar yang dianjurkan. Ini bukan tanda lemah iman, melainkan bukti kesadaran dan tanggung jawab terhadap amanah kesehatan yang Allah berikan.
Kesehatan mental dalam Islam adalah aspek yang sangat fundamental. Agama ini menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk merawat jiwa. Mulai dari ibadah harian seperti shalat hingga prinsip hidup seperti sabar dan syukur. Islam mengajarkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat, fisik dan spiritual.
Mari kita jaga kesehatan fisik dan jiwa kita. Keduanya adalah anugerah berharga dari Allah yang wajib kita rawat dengan sebaik-baiknya. Jiwa yang sehat akan melahirkan pribadi yang produktif dan dekat dengan Penciptanya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
