SURAU.CO – Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada semua makhluk. Kebaikan ini tidak hanya terbatas untuk sesama manusia. Rasulullah SAW sebagai teladan utama telah memberikan contoh nyata. Salah satu bukti cinta beliau adalah kasih sayangnya pada hewan. Banyak orang bertanya, apa sebenarnya hewan peliharaan kesukaan Nabi?
Jawabannya mengarah pada seekor kucing yang sangat istimewa. Kucing itu bernama Muezza. Kisahnya menjadi cerminan betapa luhur akhlak Nabi Muhammad SAW. Cerita ini menunjukkan bahwa menyayangi hewan adalah bagian penting dari ajaran Islam.
Kisah Muezza dan Jubah Rasulullah
Kisah paling masyhur tentang Muezza menunjukkan tingkat empati Nabi. Suatu hari, Nabi Muhammad SAW hendak menunaikan shalat. Beliau bersiap untuk mengenakan jubah kebesarannya. Namun, beliau melihat Muezza sedang tertidur pulas. Kucing kesayangannya itu tidur nyaman di atas lengan jubahnya.
Melihat kucingnya terlelap, Nabi tidak tega sedikit pun membangunkannya. Beliau sama sekali tidak ingin mengganggu tidur nyenyak Muezza. Tindakan yang beliau lakukan selanjutnya sungguh luar biasa. Alih-alih mengusir si kucing, Nabi mengambil gunting. Beliau dengan hati-hati memotong bagian lengan jubahnya.
Langkah ini beliau lakukan agar Muezza tetap bisa tidur dengan tenang. Nabi lalu pergi shalat hanya dengan jubah yang sudah terpotong. Peristiwa ini bukan sekadar cerita. Ini adalah pelajaran mendalam tentang kelembutan dan kasih sayang.
Ketika Nabi pulang, Muezza telah terbangun. Kucing itu seolah tahu dan menunjukkan gestur hormat. Muezza menundukkan badannya kepada sang majikan. Sebagai balasan, Nabi Muhammad SAW mengelus tubuh Muezza dengan lembut sebanyak tiga kali.
Status Kucing dalam Pandangan Islam
Kisah Muezza bukanlah satu-satunya dalil tentang keistimewaan kucing. Islam memandang kucing sebagai hewan yang suci dan bersih. Hewan ini tidak najis. Karena itu, kucing boleh berkeliaran di dalam rumah. Bahkan di area tempat kita beribadah.
Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits shahih. Hadits ini diriwayatkan dari Abu Qatadah. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya ia (kucing) tidak najis. Ia termasuk binatang yang berkeliaran di sekitar kalian.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Hadits ini memiliki implikasi penting dalam fiqih. Bekas air minum kucing dianggap suci. Seorang Muslim boleh menggunakan air sisa minum kucing untuk berwudhu. Ini menunjukkan betapa dekat dan bersihnya posisi kucing dalam kehidupan seorang Muslim.
Peringatan Keras bagi yang Menyakiti Hewan
Islam memberikan peringatan yang sangat keras bagi siapa pun yang menyakiti hewan dan akan mendapat balasan setimpal. Kasih sayang menjadi tolok ukur keimanan seseorang. Sebaliknya, kekejaman adalah pertanda jauhnya seseorang dari rahmat Allah.
Rasulullah SAW pernah menceritakan sebuah kisah penting. Kisah ini tentang seorang wanita yang masuk neraka. Penyebabnya adalah perbuatannya terhadap seekor kucing. Wanita itu mengurung kucing tanpa memberinya makan dan minum. Ia juga tidak melepaskan kucing itu untuk mencari makan sendiri. Akhirnya, kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan.
Dalam hadits riwayat Bukhari, Nabi bersabda:
“Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati. Karena itu dia masuk neraka. Dia tidak memberinya makan dan minum sewaktu mengurungnya. Dia tidak pula membiarkannya makan serangga di bumi.” (HR. Bukhari).
Kisah ini menjadi pengingat bagi seluruh umat. Merawat hewan peliharaan adalah sebuah amanah. Memberinya makan, minum, dan tempat yang layak adalah kewajiban.
Teladan Universal Rasulullah
Meskipun kucing menjadi hewan peliharaan kesukaan Nabi yang paling terkenal, kasih sayangnya bersifat universal. Belas kasihan beliau tercurah kepada semua hewan. Tercatat, beliau melarang para sahabat menjadikan burung sebagai sasaran panah. Pemilik unta yang lalai dan membiarkannya kelaparan pun tak luput dari teguran beliau.
Setiap makhluk di muka bumi berhak mendapatkan kasih sayang. Meneladani akhlak Rasulullah berarti menumbuhkan empati. Empati ini tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada hewan dan alam sekitar.
Kisah Muezza mengajarkan kita banyak hal, mulai dari kelembutan, pengorbanan, hingga cinta tanpa syarat. Mari kita jadikan teladan ini sebagai inspirasi. Rawatlah hewan peliharaan kita dengan baik. Perlakukan semua makhluk ciptaan Allah dengan penuh hormat. Karena setiap kebaikan, sekecil apa pun, akan menjadi ladang pahala di sisi-Nya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
