Kisah
Beranda » Berita » Pengalaman Berharga dalam Pengabdian Masyarakat: Refleksi dari Community Engagement UTM

Pengalaman Berharga dalam Pengabdian Masyarakat: Refleksi dari Community Engagement UTM

Oplus_131072

Pada tanggal 2 hingga 8 April 2017, sebuah pengalaman yang tak terlupakan tercatat dalam perjalanan hidup saya dan rekan-rekan dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Kami mengikuti program Community Engagement bertajuk “UTM @ Bengkalis 2017 (MUALLAF’17)”, yang dilaksanakan di Kampong Jangkang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antara dua negara serumpun, Malaysia dan Indonesia, tetapi juga memperlihatkan betapa besar dampak sebuah tindakan sosial terhadap masyarakat yang membutuhkan.

Penghargaan yang kami terima dari program ini bukanlah sekadar simbol keberhasilan, melainkan pengingat akan dedikasi, kerja sama, dan rasa kemanusiaan yang menyatukan kami semua dalam misi mulia tersebut.

Latar Belakang Program

Program MUALLAF’17 merupakan salah satu inisiatif pengabdian masyarakat yang digagas oleh mahasiswa dan staf dari UTM sebagai bagian dari upaya menyumbang keilmuan, keterampilan, serta semangat kebersamaan kepada masyarakat di luar Malaysia, khususnya di daerah-daerah yang kurang mendapat akses pendidikan dan kemudahan asas. Bengkalis dipilih sebagai lokasi program karena memiliki komuniti mualaf yang cukup signifikan dan membutuhkan perhatian serta sokongan dari pelbagai pihak.

Kami datang bukan hanya sebagai pelajar dan akademisi, tetapi sebagai saudara seiman dan sesama manusia yang ingin belajar dan berbagi.

Filosofi Bathok Bolu Isi Madu: Kemuliaan Hati di Balik Kesederhanaan

Aktiviti dan Kegiatan Sosial

Selama satu minggu, kami menjalankan pelbagai aktiviti yang bersifat edukatif, spiritual, dan sosial. Di antaranya:

1. Kelas Pendidikan Islam dan Bimbingan Akidah
Kami mengadakan sesi pembelajaran dasar-dasar Islam untuk warga mualaf, khususnya dalam hal rukun iman dan rukun Islam, tata cara solat, membaca Al-Qur’an, dan adab dalam kehidupan seharian. Kegiatan ini diadakan secara santai, interaktif, dan penuh kasih sayang agar mudah diterima dan difahami oleh komuniti.

2. Program Anak-anak dan Remaja
Untuk anak-anak dan remaja, kami menyelenggarakan kelas motivasi, permainan edukatif, serta pelatihan karakter untuk menumbuhkan semangat juang, kerja tim, dan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan dan agama. Suasana yang diciptakan penuh keceriaan, namun tetap mendidik.

3. Gotong Royong dan Pembangunan Fasilitas Umum
Salah satu kontribusi nyata kami adalah membantu dalam membangun serta memperbaiki fasilitas umum seperti surau, perpustakaan mini, dan fasilitas air bersih. Kegiatan gotong royong ini turut melibatkan masyarakat setempat, menciptakan semangat kebersamaan dan rasa saling memiliki.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

4. Pemeriksaan Kesehatan dan Penyuluhan
Dengan sokongan dari pihak medis, kami juga menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan percuma dan penyuluhan gaya hidup sehat. Banyak warga yang belum memiliki kesadaran pentingnya menjaga kesehatan, dan ini menjadi titik awal perubahan yang besar.

Tantangan dan Pelajaran

Tak dapat dipungkiri, kami menghadapi berbagai tantangan selama program berlangsung. Mulai dari cuaca yang tidak menentu, keterbatasan logistik, hingga hambatan bahasa dan budaya. Namun justru dari sinilah kami belajar tentang adaptasi, komunikasi, dan ketahanan diri.

Interaksi langsung dengan masyarakat membuka mata kami bahwa ilmu yang kami pelajari di bangku kuliah memiliki nilai yang jauh lebih besar ketika diterapkan dalam konteks nyata. Kami belajar bahwa empati dan kepedulian sosial adalah fondasi dari pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Dampak Program terhadap Komuniti

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

Respon dari masyarakat sangat positif. Mereka merasa dihargai dan didengarkan. Banyak yang menyatakan bahwa kehadiran kami memberikan semangat baru, terutama kepada anak-anak yang mulai menunjukkan minat untuk melanjutkan pendidikan dan memperdalam pengetahuan agama.

Bagi warga mualaf, bimbingan spiritual yang diberikan menjadi bekal penting dalam perjalanan keimanan mereka. Kegiatan ini juga membuka jalur komunikasi antara UTM dan masyarakat Bengkalis untuk kerja sama jangka panjang, seperti beasiswa, program pertukaran pelajar, dan pelatihan komunitas berkelanjutan.

Makna Sebuah Penghargaan

Penghargaan yang kami terima dari kegiatan ini bertuliskan “Penghargaan Sempena Community Engagement UTM @ Bengkalis 2017 (MUALLAF’17)” mungkin terlihat sederhana. Namun di balik bingkainya, tersimpan cerita perjuangan, kerja keras, dan dedikasi yang tulus dari seluruh peserta.

Bagi saya pribadi, penghargaan ini adalah simbol perjalanan spiritual dan sosial yang mendalam. Ia mengingatkan saya bahwa ilmu harus ditanamkan dalam amal. Bahwa keberhasilan bukan hanya diukur dari nilai akademik, tetapi dari seberapa besar kita bisa memberi manfaat kepada sesama.

Penutup

Program MUALLAF’17 di Bengkalis bukan hanya program pengabdian masyarakat biasa. Ia adalah jalinan hati, lintas budaya, dan penyatuan tujuan antara dua bangsa serumpun. Kami pulang dengan hati yang penuh haru, kepala yang penuh ilmu, dan semangat baru untuk terus berbuat lebih banyak lagi di masa depan.

Semoga inisiatif seperti ini terus berkembang, menginspirasi lebih banyak mahasiswa dan institusi pendidikan untuk terlibat dalam kegiatan sosial. Karena pada akhirnya, apa yang kita beri kepada masyarakat, sekecil apa pun, akan kembali pada kita dalam bentuk yang lebih besar — dalam bentuk kasih sayang, keberkahan, dan perubahan positif yang tak ternilai. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement