Opinion
Beranda » Berita » Mengapa Wanita Selalu Menarik Dipandang? Sebuah Renungan dari Perspektif Islam

Mengapa Wanita Selalu Menarik Dipandang? Sebuah Renungan dari Perspektif Islam

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak bisa dipungkiri bahwa wanita seringkali menjadi pusat perhatian, baik ketika hadir di tengah keramaian maupun saat berlalu pergi. Fenomena ini tidak hanya diamati dalam kehidupan sosial, namun juga dibahas dalam literatur keislaman klasik. Salah satu penjelasan menarik datang dari Mujahid rahimahullah, seorang ulama tafsir dari generasi tabi’in, sebagaimana dikutip dalam Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an.

Mujahid menyampaikan bahwa ketika seorang wanita berjalan menghadap ke depan, setan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya agar terlihat menarik bagi siapa saja yang memandangnya. Demikian pula ketika ia berpaling atau berjalan menjauh, setan tetap berusaha memperindahnya dari arah belakang untuk menarik perhatian. Ini adalah bentuk tipuan setan yang memanfaatkan fitrah keindahan wanita untuk memancing godaan dan memunculkan fitnah (ujian) dalam pandangan.

Apa pesan penting yang bisa kita ambil dari pernyataan ini?

Pertama, bahwa Islam sangat menjaga kehormatan dan kesucian wanita. Karena wanita memiliki daya tarik alami, maka Islam memberi tuntunan agar wanita menjaga diri dengan pakaian yang menutup aurat, perilaku yang sopan, serta tidak berlebihan dalam berhias ketika keluar rumah. Hal ini bukan untuk mengekang, melainkan untuk melindungi wanita dari pandangan yang tidak halal dan menjaganya dari eksploitasi visual.

Kedua, pentingnya para laki-laki juga menundukkan pandangan. Dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 30-31, Allah memerintahkan baik laki-laki maupun wanita untuk menahan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Artinya, upaya menjaga kesucian itu adalah tanggung jawab bersama, bukan semata tugas wanita.

Sebab Kerusakan Anak Wanita

Ketiga, bahwa setan selalu mencari celah untuk menyesatkan manusia, bahkan dari sesuatu yang tampak indah sekalipun. Karena itu, kewaspadaan terhadap godaan setan harus menjadi bagian dari kesadaran spiritual setiap Muslim.

Dengan memahami hal ini, kita tidak hanya menjaga diri dari godaan, tetapi juga turut membangun masyarakat yang lebih bermartabat, saling menjaga, dan saling menghormati.

Semoga Allah menjaga kita semua dari fitnah pandangan dan menghiasi diri kita dengan ketakwaan. (Tengku Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement