Internasional
Beranda » Berita » Gelombang Panas Pakistan Tewaskan 14 Orang, Warga Panik!

Gelombang Panas Pakistan Tewaskan 14 Orang, Warga Panik!

Gelombang Panas Ekstrem Pakistan
Gelombang Panas Ekstrem Pakistan

Darurat Kesehatan: Rumah Sakit Kewalahan Tangani Korban Gelombang Panas

Surau.coGelombang panas ekstrem melanda Pakistan dan langsung bikin banyak warga ketar-ketir. Suhu udara tembus 50 derajat Celcius, bikin aktivitas jadi susah banget. Dalam waktu singkat, dilaporkan 14 orang meninggal dunia akibat suhu yang terlalu panas.

Korban kebanyakan adalah lansia, buruh harian, dan penderita penyakit bawaan. Rumah sakit langsung penuh oleh pasien yang kena heatstroke dan dehidrasi berat. Warga panik dan mulai mencari tempat berteduh dari panas ekstrem ini. Banyak yang merasa ini bukan lagi cuaca biasa.

Panas Ekstrem: Fakta Cuaca yang Ngeri-Ngeri Sedap

Fenomena ini bukan baru sekali terjadi di Pakistan, tapi tahun ini terasa beda banget. Badan Meteorologi Pakistan mencatat rekor suhu tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Udara panas menyelimuti wilayah Sindh, Punjab, dan Balochistan tanpa angin sedikit pun.

Setiap keluar rumah rasanya seperti disundut matahari, bener-bener ngeri. Bahkan beberapa kota terpaksa menghentikan aktivitas sekolah dan perkantoran demi keselamatan warganya. Cuaca ekstrem ini terjadi karena perubahan pola angin musiman dan tekanan udara yang makin tak menentu.

Krisis Air dan Listrik Tambah Parah

Gelombang panas ini makin menyiksa karena listrik di banyak wilayah mati total. Air bersih jadi barang mewah, banyak sumur kering dan distribusi air macet. Warga antre air sejak subuh hanya untuk dapat beberapa ember buat masak dan mandi.

Festival Budaya Islam-Melayu, Perkuat Identitas dan Promosikan Keragaman

Banyak pabrik dan toko terpaksa tutup karena tidak tahan suhu ruangan yang kayak oven. Pemerintah masih kewalahan menangani lonjakan kebutuhan air dan pendingin ruangan. Beberapa aktivis lingkungan bilang ini harusnya jadi wake-up call buat manajemen krisis iklim nasional.

Respons Pemerintah: Telat atau Terbatas?

Pemerintah Pakistan mulai membentuk tim tanggap darurat dan membuka posko pendingin. Tapi sayangnya, langkah ini dianggap lambat dan kurang menjangkau wilayah pedesaan. Banyak warga bilang bantuan cuma turun di kota besar, sedangkan desa-desa dibiarkan begitu saja.

Beberapa LSM turun tangan kasih air minum, tenda teduh, dan kipas angin portabel. Namun, upaya itu masih sangat terbatas dibandingkan skala bencana yang terjadi. Warga jadi saling bantu, pakai cara lokal seperti basahi kain dan tempelkan di kepala buat bertahan hidup.

Masyarakat Bertahan Dengan Cara Sederhana

Di tengah kondisi gawat, warga coba bertahan dengan cara seadanya dan penuh kreativitas. Ada yang bikin kipas angin darurat dari botol plastik dan kipas manual. Warung-warung membagikan air es gratis buat siapa saja yang lewat. Sekolah-sekolah yang masih buka mempersingkat jam belajar agar anak-anak tidak lelah di tengah panas.

Media sosial penuh dengan tips bertahan saat suhu ekstrem, dari konsumsi air kelapa sampai pakai baju putih longgar. Semua cara dicoba agar bisa terus hidup di tengah cuaca yang tidak bersahabat.

Gaza Rumah Terbesar Penyandang Disabilitas

Apa Kata Ilmuwan Soal Ini?

Menurut para ahli iklim, ini bukan sekadar cuaca panas musiman, tapi efek perubahan iklim global. Emisi karbon dari industri, deforestasi, dan pemakaian energi kotor bikin atmosfer makin panas. Pakistan jadi salah satu negara yang paling terdampak walau kontribusinya ke polusi global sangat kecil.

Kalau tidak segera ada kebijakan global yang serius, gelombang panas seperti ini bakal jadi hal rutin setiap tahun. Ilmuwan juga memperingatkan risiko jangka panjang seperti krisis pangan dan migrasi massal karena iklim.

Perubahan Iklim Bukan Hoaks, Ini Nyata Banget

Banyak orang dulu anggap perubahan iklim cuma teori konspirasi atau omong kosong belaka. Tapi sekarang, ketika panas menyengat sampai bikin korban jiwa, gak bisa lagi ditutupin. Perubahan iklim bukan cuma bikin es di kutub mencair, tapi juga nyentuh langsung ke hidup sehari-hari.

Dari cuaca ekstrem, harga bahan pokok naik, sampai kualitas hidup yang makin turun. Sekarang saatnya buat sadar dan mulai ubah gaya hidup, dari hemat listrik sampai tanam pohon. Kalau bukan kita, siapa lagi yang jaga bumi?

Zohran Mamdani Menang, Menteri Israel Desak Orang Yahudi Meninggalkan New York

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement