Nasional
Beranda » Berita » Mbah Sumbuk Peserta Jamaah Haji Tertua di 2025

Mbah Sumbuk Peserta Jamaah Haji Tertua di 2025

Mbah-Sumbuk-Peserta-Jamaah-Haji-Tertua-di-2025
Mbah-Sumbuk-Peserta-Jamaah-Haji-Tertua-di-2025

Semangat Tak Kenal Usia

Surau.co – Tak ada kata “terlambat” bagi Mbah Sumbuk ketika bicara soal ibadah. Di usia 109 tahun, perempuan asal pelosok desa ini akhirnya menjejakkan kaki di Tanah Suci. Perjalanannya bukan sekadar rihlah fisik, tapi lebih pada perjalanan iman yang sarat makna dan air mata haru.

Mbah Sumbuk tak berjalan sendiri. Dengan tongkat dan bantuan petugas haji, ia tetap melangkah mantap, walau tubuhnya rapuh termakan usia. Tekadnya untuk bisa menatap Kakbah dari dekat begitu kuat.

Ia telah menabung sejak puluhan tahun lalu, menjual daun jati dan kayu hasil hutan sekitar. Satu per satu uang receh ia kumpulkan dengan sabar, berharap suatu hari ia bisa berhaji sebelum ajal menjemput.

Warga kampungnya menyebut beliau sebagai simbol keikhlasan dan keteguhan hati. Mereka selalu melihat Mbah Sumbuk salat tepat waktu, rajin mengaji, dan tak pernah mengeluh. Maka ketika kabar keberangkatannya menyebar, satu desa bersorak dan ikut mengantar ke asrama haji. Haru terasa di mana-mana.

“Pokoknya sebelum meninggal, Mbah pengin lihat Kakbah,” katanya dengan suara gemetar, tapi matanya berbinar penuh keyakinan.

Peduli Sumatera: Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit

Dan akhirnya, mimpi panjang itu jadi nyata. Saat pesawat mendarat di Bandara King Abdulaziz, air mata pun mengalir tak terbendung. “Alhamdulillah Gusti… akhirnya Mbah tekan omah-Mu,” bisiknya lirih sambil memandang ke langit.

Bukan Sekadar Perjalanan, Tapi Ujian dan Cinta Sejati pada Tuhan

Apa yang dilalui Mbah Sumbuk bukan hanya proses naik haji. Ini adalah ujian dari waktu, fisik, dan rasa sabar. Meski renta, semangat beliau tetap menyala. Selama perjalanan, bibirnya tak berhenti berzikir dan bershalawat. Tak ada satu pun keluhan terucap, meski suhu di Mekkah mencapai lebih dari 40 derajat.

Anaknya bercerita bahwa sang ibu sudah mulai menabung sejak usia 80 tahun. Ia tak pernah merasa malu menjual hasil kebun sendiri, sebab di hatinya ada tekad yang lebih besar dari dunia: bisa melihat Kakbah dan beribadah di tempat suci.

Sesampainya di Masjidil Haram, beliau memeluk tongkat kayu kesayangannya dan menatap Kakbah dengan mata berkaca. Tangisnya pecah, dan orang-orang di sekitarnya ikut larut dalam suasana haru. Ada yang mengusap air mata diam-diam, ada pula yang langsung memeluknya.

“Matur nuwun, Gusti… Mbah iso tekan kene sak durunge ndelik,” ungkapnya pelan dengan senyum penuh syukur.

Asosiasi Ma’had Aly Dorong PenguatanDirektorat Jenderal Pesantren

Cerita beliau menjadi pengingat bagi kita semua bahwa jika Allah sudah berkehendak, tak ada yang tak mungkin. Niat yang tulus, meski butuh waktu puluhan tahun, akan tetap sampai juga pada tujuannya.

Pelajaran Berharga dari Sosok Tangguh Bernama Mbah Sumbuk

Mbah Sumbuk bukan sekadar jamaah haji lansia. Beliau adalah guru kehidupan bagi banyak orang, terutama generasi muda yang seringkali menunda ibadah. Di era serba instan, kita sering lupa bahwa proses dan kesabaran adalah kunci penting dalam hidup.

Jika Mbah Sumbuk sanggup menabung selama hampir 30 tahun demi berhaji, lalu kenapa kita yang masih muda dan sehat malah terus menunda?

Kisah ini menggugah hati kita bahwa usia bukanlah penghalang. Tubuh yang lemah pun bukan alasan untuk menyerah. Yang terpenting adalah niat kuat, disertai usaha dan keikhlasan. Allah tak pernah tidur. Ia tahu kapan waktu terbaik untuk mengabulkan doa hamba-Nya.

Kini, Mbah Sumbuk sedang menjalani rangkaian ibadah haji dengan bimbingan petugas dan keluarga. Ia hanya berharap bisa menyelesaikannya dengan khusyuk dan pulang dalam keadaan membawa haji yang mabrur.

Banjir Peminat, Kemenag Tambah Madrasah Aliyah Unggulan

Putranya berkata, “Kami belajar banyak dari Mbah tentang arti sabar, tekun, dan cinta pada Allah.”

Semoga kisah ini jadi lentera bagi hati kita yang mulai redup. Karena sejatinya, hidup adalah perjalanan menuju Tuhan. Dan Mbah Sumbuk sudah membuktikan bahwa perjalanan itu layak ditempuh, betapa pun sulit dan lamanya.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement