SURAU.CO. Kartu Nusuk adalah sangat penting bagi jemaah haji Indonesia yang ada di Arab Saudi. Kartu ini semacam identitas sekaligus ‘tiket’ agara jamaah haji mendapatkan akses layanan dan juga aktivitas dalam setiap tahapan ibadah haji. Untuk itu Kementerian Agama memastikan setiap jemaah memiliki kartu Nusuk. Hal itu akan mempercepat proses identifikasi dan pelayanan karena data jemaah sudah sinkron dengan data syarikah.
Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, kartu Nusuk mempunyai tiga fungsi utama. Pertama, Nusuk adalah layanan dari syarikah. Tahun ini, ada delapan perusahaan swasta atau syarikah yang mengelola layanan jamaah haji. “Setibanya di Madinah, jemaah akan menempati hotel yang telah ditentukan oleh syarikah. Nah, sebelum bergerak ke Makkah, setiap jemaah akan diberikan Nusuk,” terangnya. Hilman menambahkan Kartu Nusuk itu spesifik sesuai dengan syarikah yang melayani. “Jadi, Insya Allah tidak akan ada lagi cerita jemaah terlantar karena ketidakjelasan layanan,”tamnbahnya.
Fungsi kedua adalah menjadi syarat masuk ke Masjidil Haram. “Dengan sistem satu syarikah dan validasi melalui ‘Nusuk’, Insya Allah proses ini akan berjalan lebih tertib dan lancar,” ujarnya. Sedangkan terakhir Kartu Nusuk’ menjadi penting saat puncak ibadah haji. Kartu ini akan menjadi acuan data pergerakan massal jemaah dari Makkah ke Arafah, lalu ke Muzdalifah, dan Mina. “Kita akan memberikan pertimbangan khusus untuk jemaah lansia dan pendampingnya. Namun, secara umum, ‘Nusuk’ akan menjadi acuan data yang sangat penting untuk mengelola pergerakan 2 juta lebih jemaah. Jika data kita tidak akurat, dampaknya akan sangat besar,” jelasnya.
Apa itu Kartu Nusuk ?
Kartu Nusuk adalah kartu identitas digital resmi dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sejak 2024. Untuk bentuknya sendiri berukuran panjang dengan berbahan PVC. Kartu ini bewarna putih-cokelat. Dalam kartu terdapat foto jemaah, kode QR, dan nomor visa. Adapun fungsi utamanya adalah verifikasi jemaah resmi untuk mencegah masuknya jemaah ilegal.
Para jamaah haji akan menerima Kartu Nusuk setibanya di hotel. Kartu ini akan dibagikan maksimal dalam waktu 1×24 jam oleh syarikah atau perusahaan penyedia layanan haji. Untuk proses distribusinya sendiri cukup bagus dengan bukti serah terima melalui pemotretan. Karena penting, pihak Kementerian Agama menghimbau jamaah haji untuk selalu membawanya dengan mengalungkannya ke mana pun mereka pergi. Hal ini berguna untuk memudahkan identifikasi jika tersesat, akan tetapi juga menyelamatkan mereka dari potensi penolakan di berbagai titik layanan.
Cegah Haji Ilegal
Jika hilang, proses penggantian tidak mudah dan membutuhkan pelaporan ke petugas hotel, kloter, hingga koordinasi ulang dengan pihak syarikah. Bahkan, jemaah bisa tertahan dalam perjalanan ke Armuzna jika tidak memiliki kartu ini. Dengan arus kedatangan yang masih panjang, serta sistem keamanan yang ketat di seluruh titik layanan ibadah, pemahaman dan kedisiplinan jemaah dalam menjaga kartu Nusuk menjadi kunci. Karena kali ini, satu lembar kartu bisa menentukan kelancaran seluruh rangkaian haji mereka.
Kartu Nusuk menjadi akses utama untuk masuk Masjidil Haram. Pemerintah Arab Saudi menerapkan penjagaan ketat di Makkah, khususnya area sekitar Masjidil Haram. Pasukan keamanan Masjidil Haram atau Askar telah mengatur jalur masuk bagi jamaah. Jamaah haji yang hendak masuk dapat menunjukkan kartu Nusuk atau visa haji resmi yang diterbitkan Saudi ke Askar yang berjaga di pos masuk. Jika tak bisa menunjukkan visa haji resmi atau kartu Nusuk, jamaah tak boleh masuk Masjidil Haram. Selain itu Pemeriksaan acak juga dilakukan polisi di jalanan sekitar Masjidil Haram. Polisi akan menyetop kendaraan yang mengangkut jamaah calon haji dan meminta jamaah menunjukkan Nusuk atau visa haji. Jika tak bisa menunjukkan, jamaah terancam sanksi berat dari Saudi.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
