Surau.co – Dalam buku Tertawa Bersama Al-Quran, Menangis Bersama Al-Quran (Hasan Tasleden, 2014) dikisahkan, Ammar protes terkait tindakan Abbad yang tak segera membangunkannya. Abbad pun berkata, “saat itu aku tengah membaca surat Al-Kahfi. Aku tidak ingin rukuk sebelum menyelesaikan shalat itu. Namun beberapa anak panah bersusulan menusukku sehingga aku memperpendek bacaan dan rukuk agar bisa segera membangunkanmu.”
Abbad melanjutkan pula, “Demi Allah, andai saja aku tidak mengkhawatirkan lembah ini sebagaimana telah diperintahkan Rasulullah, aku tidak akan menyelesaikkan shalatku sebelum membaca surat Al-Kahfi seluruhnya.”
Dalam perang tersebut, Abbad dan pasukannya menyerbu musuh yang menyebabkan pasukan Musailamah Al-Kadzab mundur. Pasukan musuh ini melarikan diri ke Kebun Maut. Sayangnya, ketika di Kebun Maut, tubuh Abbad terkena bacokan pedang, tertusuk lembing, dan panah tertancap. Abbad pun gugur syahid di dekat pagar tembok Kebun Maut. Hampir jasad Abbad tidak dikenali para sahabat, tapi tanda-tanda dari bagian tubuhnya masih bisa dikenali.
Dalam kisah Abbad tersebut, terselip pesan bahwa menjaga amanah menjadi hal yang penting karena berkaitan dengan kepercayaan orang lain pada kita. Abbad dengan gagah berani telah menunaikan amanah Rasulullah meskipun berkorban nyawa. Ini sebabnya Rasulullah tak ragu untuk memberi kepercayaan pada Abbad, selain juga karena sifat setianya, sikap amanahnya, dan dedikasinya terhadap agama Islam.
Abbad bin Bisyr bin Waqash juga memperlihatkan sifat khusyuknya yang purna ketika perang terjadi. Bahkan meski harus merelakan bagian tubuh dan nyawanya sendiri demi tetap menjaga kekhusyukan shalat. Ini berbeda dengan fenomena orang-orang atau masyarakat modern saat ini yang sangat rentan sekali tergoda kekhusyukannya oleh gadget, gawai, atau kejadian terbaru seolah takut ketinggalan berita sehingga melupakan kekhusyukan. Suri tauladan Abbad dalam membaca Al-Quran juga menjadi pelajaran berharga bagi siapapun yang hendak menubuhkan Al-Quran dalam sikap dan prinsip hidup sehari-hari.
Tak heran atas jasa-jasa dan track record-nya tersebut, Abbad menjadi salah satu dari tiga orang sahabat Anshar yang utama, sebagaimana yang disabdakan istri Rasulullah, Aisyah RA, “Ada tiga sahabat Anshar yang keutamaannya tidak bisa dilampaui siapapun; Sa’ad bin Mu’adz, Usiad bin Hudhair, dan Abbad bin Bisyr.”
Baca juga: Perang Uhud dan Pengorbanan Ummu Umarah