Kalam
Beranda » Berita » Isa Sang Mesiah: Wajah Kenabian dan Spirit Kemanusiaan

Isa Sang Mesiah: Wajah Kenabian dan Spirit Kemanusiaan

SURAU.CO. Masykurudin Hafidz, anak muda sekaligus founder CM Management, menulis buku Isa dalam al-Qur’an yang diterbitkan Cakrawala Yogyakarta. Meski hanya setebal 89 halaman, buku ringkas ini menyuguhkan kedalaman gagasan yang kuat. Melalui karyanya, Masykur mengajak pembaca mengenal Nabi Isa As dari perspektif Al-Qur’an, sudut pandang yang kerap disederhanakan atau terjebak dalam perdebatan teologis yang kaku.

Dengan gaya penulisan yang jernih dan reflektif, Cak Masykur tidak menampilkan Nabi Isa As sebagai figur doktrinal semata. Ia menghadirkan Isa sebagai pribadi kenabian yang hidup dan membumi, dekat dengan persoalan kemanusiaan. Pendekatan ini membantu pembaca melihat Isa As bukan hanya sebagai tokoh iman, tetapi juga sebagai teladan etis dan sosial yang relevan untuk direnungkan dalam kehidupan sehari-hari.

Struktur Narasi yang Sistematis

Penulis menyusun buku ini secara runtut dalam beberapa bagian yang saling terhubung. Ia membuka pembahasan dengan pendahuluan dan kisah kelahiran Nabi Isa As, lalu mengajak pembaca memahami sifat, keistimewaan, serta ajaran-ajaran yang dibawanya.

Cak Masykur kemudian membahas peran Nabi Isa As pada akhir zaman sebagai bagian penting dari narasi besar kenabiannya. Ia menutup buku dengan refleksi yang kontekstual bagi pembaca modern. Struktur ini menjaga alur bacaan tetap mengalir dan utuh, sehingga pembaca dapat mengikuti perjalanan Isa As sejak awal hingga makna perannya bagi masa depan umat manusia.

Mengenal Kitab I’anatun Nisa’: Panduan Fiqih Wanita

Kelahiran Ajaib Sang Kalimatullah

Kisah Nabi Isa As bermula dari kabar kelahiran yang sarat keajaiban. Al-Qur’an menegaskan bahwa Maryam melahirkan Isa tanpa peran seorang ayah, peristiwa yang melampaui logika biologis manusia. Dalam konteks ini, Al-Qur’an menyebut Isa As sebagai Kalimatullah dan Ruhullah, bukan untuk menisbatkan sifat ketuhanan kepadanya, melainkan untuk menegaskan kemuliaan penciptaannya.

Melalui kelahiran Isa As, Allah Swt menyampaikan pesan tauhid yang tegas kepada seluruh alam. Peristiwa ini menunjukkan kekuasaan-Nya yang mutlak dan menegaskan bahwa Allah mencipta tanpa bergantung pada hukum sebab-akibat manusia.

Mukjizat Nabi Isa As dan Status sebagai Hamba Allah

Cak Masykur menguraikan keistimewaan Nabi Isa As berdasarkan teks Al-Qur’an, termasuk mukjizat-mukjizat luar biasa yang Allah Swt anugerahkan untuk menopang tugas dakwahnya. Isa menyembuhkan orang buta dan penderita kusta, bahkan menghidupkan orang mati—semuanya terjadi bi idznillah, atas izin Allah Swt.

Penegasan ini menempatkan Isa As secara proporsional sebagai hamba dan rasul Allah, bukan sebagai objek pemujaan berlebihan. Penulis sekaligus menegaskan posisi Isa sebagai bagian dari mata rantai panjang para nabi yang membawa risalah tauhid dan kebenaran.

Inspirasi Etika dan Kesederhanaan Hidup

Kekuatan utama buku ini terletak pada pembahasan ajaran-ajaran Nabi Isa As. Isa tampil sebagai guru kemanusiaan yang menanamkan nilai kesederhanaan, keikhlasan, dan rasa syukur. Ia mengingatkan manusia agar tidak terperangkap dalam penyembahan materi. Ia juga mengajarkan kesabaran, perenungan, dan harapan bagi mereka yang menderita. Ajaran ini menjelma menjadi etika sosial yang melampaui ruang dan waktu.

Tafsir Surat Ar-Rum Ayat 41: Refleksi Bencana dan Ulah Manusia

Lebih jauh, Nabi Isa As hadir sebagai simbol gerakan kemanusiaan. Keberpihakannya kepada kaum miskin, kasih sayangnya kepada yang lemah, serta sikap moralnya melawan penguasa zalim menegaskan bahwa risalah kenabian selalu berpaut dengan perjuangan keadilan sosial. Pesan cinta kasih dan kedamaian yang dibawanya tetap relevan di tengah dunia modern yang sarat konflik.

Peran Nabi Isa As di Akhir Zaman

Buku ini juga mengulas posisi Nabi Isa As pada akhir zaman. Dalam keyakinan Islam, Isa tidak wafat di tiang salib. Allah Swt menyelamatkannya dan mengangkatnya ke langit. Menjelang hari kiamat, Allah Swt akan menurunkannya kembali ke bumi untuk satu misi utama: menegakkan keadilan dan meluruskan penyimpangan yang merusak kehidupan manusia.

Nabi Isa As akan mendampingi Imam Mahdi untuk menghentikan fitnah dan kezaliman Dajjal. Ia akan menjalani kehidupan berdasarkan syariat Nabi Muhammad Saw. Kehadirannya tidak membawa agama baru, tetapi meneguhkan kembali risalah tauhid yang murni dan membebaskan.

Menghidupkan Kembali Ruh Agama

Di bagian akhir, penulis menegaskan pesan utama buku ini. Nabi Isa As hadir untuk mencairkan kekakuan praktik keagamaan dengan menghidupkan kembali ruh spiritualnya. Ia menggeser orientasi umat dari formalitas menuju substansi etis, dari kepatuhan lahiriah menuju iman yang melahirkan kasih dan keadilan.

Dalam perspektif Al-Qur’an, Allah Swt memuliakan Nabi putra Maryam ini atas keteguhan hatinya dalam menuntun manusia menuju kebenaran. Isa tampil sebagai pembawa pesan pembebasan dan wajah agama yang memanusiakan manusia, dengan cinta sebagai inti risalah Ilahi. (kareemustofa)

Kitab Ad-Duror al-Bahiyyah: Mutiara Ilmu bagi Pemula


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.