Khazanah
Beranda » Berita » Memulai Perubahan Hidup dari Sholat

Memulai Perubahan Hidup dari Sholat

Memulai Perubahan Hidup dari Sholat
Memulai Perubahan Hidup dari Sholat

 

SURAU.CO – Banyak orang ingin berubah menjadi lebih baik. Ingin lebih tenang, lebih sabar, lebih dekat dengan Allah, lebih rapi hidupnya, lebih terarah langkahnya. Namun sering kali kita terjebak pada satu pertanyaan yang melelahkan: harus mulai dari mana?.

Pertanyaan ini terlihat sederhana, tetapi bisa membuat seseorang berhenti melangkah. Kita punya banyak daftar perbaikan: akhlak, ilmu, amal sosial, karier, keluarga, tapi akhirnya gak ada yang dimulai. Dalam kebingungan itulah Islam memberi jawaban yang sangat jernih dan mendasar: mulailah dari sholatmu.

Sholat: Titik Awal Segala Perbaikan

Sholat bukan sekadar kewajiban ritual lima waktu. Ia adalah poros kehidupan seorang Muslim. Sholat adalah pertemuan paling jujur antara hamba dan Rabb-nya. Di sanalah manusia berdiri tanpa topeng, tanpa pencitraan, tanpa tepuk tangan siapa pun.

Allah ﷻ berfirman:

Asmaul Husna dan Tantangan Literasi Digital Umat

“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)

Ayat ini bukan janji kosong. Ia adalah hukum spiritual. Perbaiki cara sholatmu, maka keburukan akan tercegah.

Mengapa Sholat Harus Didahulukan?

Sholat jadi amal pertama yang dihisab di hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Jika sholatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)

Satu Harakat, Satu Kesalahan: Literasi Umat dan Tanggung Jawab Memahami Bahasa Al-Qur’an

Hadis ini menjelaskan bahwa sholat adalah fondasi. Seindah apa pun bangunan amal, jika fondasinya rapuh, semuanya akan runtuh. Maka memperbaiki sholat berarti sedang memperbaiki masa depan akhirat.

Memperbaiki Sholat Bukan Sekadar Gerakan

Memperbaiki sholat bukan hanya soal bacaan yang benar atau gerakan yang sempurna meskipun itu sangat penting. Lebih dari itu, memperbaiki sholat adalah memperbaiki kesadaran.

Apakah sholat kita masih terasa sebagai beban?
Apakah sholat dikerjakan di akhir waktu dengan tergesa?

Dan Apakah hati hadir atau hanya tubuh yang berdiri?
Apakah setelah sholat, perilaku kita masih mudah marah, sombong, dan meremehkan orang lain?

Sholat yang baik melahirkan kerendahan hati, bukan kesombongan spiritual. Dan sholat yang benar membuat seseorang lebih lembut, bukan lebih keras.

Jangan Membesarkan Anak dengan Uang Haram

Sholat Mengajarkan Keteraturan Hidup

Sholat melatih disiplin waktu. Lima kali sehari, seorang Muslim menghentikan kesibukan dunia untuk menghadap Allah. Ini pendidikan jiwa yang luar biasa. Orang yang menjaga sholatnya sejatinya sedang belajar mengatur hidupnya.

Tidak heran jika banyak ulama mengatakan: “Siapa yang menjaga sholatnya, Allah akan jaga urusannya.”

Sebaliknya, ketika sholat diabaikan, hidup perlahan kehilangan arah. Hati menjadi gelisah, keputusan sering keliru, dan ketenangan terasa mahal.

Sholat dan Ketenangan Jiwa

Rasulullah ﷺ ketika menghadapi beban berat, beliau berkata:

“Wahai Bilal, tenangkan kami dengan sholat.” (HR. Abu Dawud)

Perhatikan redaksinya: tenangkan kami dengan sholat, bukan setelah sholat. Artinya, sholat itu sendiri adalah sumber ketenangan. Maka jika sholat belum menenangkan, mungkin kita perlu mengevaluasi bagaimana kita berdiri di hadapan Allah.

Sholat yang dilakukan dengan khusyuk adalah terapi jiwa. Ia meredam kegelisahan, meluruskan niat, dan mengingatkan bahwa hidup ini tidak berdiri sendiri ada Allah yang mengatur segalanya.

Memperbaiki Sholat adalah Proses, Bukan Sekali Jadi

Jangan menunggu sempurna untuk memulai. Jangan merasa harus langsung khusyuk seratus persen. Memperbaiki sholat adalah perjalanan seumur hidup. Yang penting adalah niat untuk terus membaik.

Mulailah dari hal-hal sederhana:

Menjaga sholat tepat waktu
Memahami makna bacaan

Menenangkan gerakan
Menghadirkan rasa diawasi Allah (muraqabah)

Sedikit demi sedikit, sholat akan berubah. Dan ketika sholat berubah, hidup pun ikut berubah.

Sholat dan Akhlak Sosial

Sholat yang benar tidak berhenti di sajadah. Ia harus terlihat dalam akhlak sehari-hari. Orang yang baru saja sujud kepada Allah, tapi lisannya masih nyakitin, tangannya masih zalim, dan sikapnya masih aja bangga diri, harus tanya diri sendiri: “Apa yang salah dengan sholatku?

Karena sholat sejati melahirkan rasa takut kepada Allah dan kasih sayang kepada sesama. Ia menjauhkan dari kezaliman, bukan membenarkannya.

Ketika Hidup Terasa Berantakan

Jika hidup terasa semrawut, hubungan retak, hati gelap, dan arah terasa kabur jangan langsung menyalahkan keadaan. Tengoklah sholat kita.

Sering kali Allah tidak mengubah keadaan kita sebelum kita memperbaiki hubungan kita dengan-Nya. Dan hubungan itu paling nyata terbangun dalam sholat.

Penutup: Mulai Hari Ini, Dari Sajadah

Tidak semua orang mampu langsung memperbaiki segalanya. Tapi setiap orang mampu memperbaiki sholatnya, jika ia mau.
Jika ingin hidup lebih jujur perbaiki sholat.
Jika ingin hati lebih tenang perbaiki sholat.
Perbaiki sholatmu jika ingin amal diterima
Jika ingin Allah menolong perbaiki sholat.

Jangan bingung mau mulai dari mana. Jangan menunggu esok yang belum tentu datang. Mulailah hari ini, dari sajadahmu.

Sebab dari sanalah perubahan sejati bermula. (Tengku Iskandar, M. Pd: Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.