Khazanah
Beranda » Berita » Saat Tidak Ada yang Melihat, Allah Tetap Mengawasi

Saat Tidak Ada yang Melihat, Allah Tetap Mengawasi

Motto Islami di Surau.co tentang pengawasan dan keimanan.
Inspirasi dakwah Islam dan kaligrafi Quran di Surau.co.

 

SURAU.CO – Ada waktu-waktu ketika dunia terasa sunyi. Tidak ada mata yang memperhatikan, tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada manusia yang tahu apa yang sedang kita lakukan. Di saat seperti itulah Al-Qur’an datang menegur dengan lembut namun tegas:

“Sungguh, Rabb-mu benar-benar mengawasi.” (QS. Al-Fajr: 14)

Ayat ini bukan sekadar ancaman, tetapi peringatan penuh kasih. Allah tidak pernah lengah dari hamba-Nya—baik saat kita berdiri di tengah keramaian maupun saat sendirian di balik pintu tertutup. Tidak ada gerak hati, lintasan pikiran, dan langkah kaki yang luput dari pengawasan-Nya.

Sering kali manusia berani berbuat salah karena merasa aman dari pandangan manusia. Kita pandai menjaga citra, namun lalai menjaga rasa diawasi oleh Allah. Padahal, iman sejati bukan tentang siapa yang melihat kita, tetapi tentang keyakinan bahwa Allah selalu hadir dalam setiap keadaan.

Menggali Makna Swargo Nunut Neroko Katut: Refleksi Kritis di Era Modern

Pengawasan Allah bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk Meluruskan

Pengawasan Agar kita berhenti saat hendak bermaksiat. Agar kita tetap ikhlas saat berbuat baik meski tak ada yang memuji. Dan agar kita tenang, karena kezaliman sekecil apa pun tak akan dibiarkan tanpa balasan.

Jika hari ini engkau merasa lelah berbuat baik tanpa dihargai, ingatlah: Allah melihat. Dan jika engkau menahan diri dari dosa yang menggoda, yakinlah: Allah mencatat. Jika engkau terjatuh dalam kesalahan lalu menyesal, ketahuilah: Allah menyaksikan taubatmu.

Maka hidupkanlah rasa muraqabah—merasa diawasi Allah dalam setiap langkah. Sebab hati yang sadar diawasi akan lebih mudah dijaga, dan jiwa yang merasa dilihat Allah akan lebih kuat untuk istiqamah.

Diam-diam berbuat dosa itu bahaya.
Diam-diam berbuat baik itu kemuliaan.
Dan keduanya sama-sama disaksikan oleh Allah.

 

Berbakti kepada Orang Tua Meski Telah Tiada

 


Bukan Tak Suka Bergaul, Tapi Menjaga Iman

 

“Bukan tak suka bergaul, hanya saja aku lebih memilih membatasi diri. Karena aku merasa iman ini sangat mudah goyah, aku takut pergaulan membuatku jauh dari Rabb-ku.”

Kalimat ini bukan lahir dari kesombongan, apalagi sikap merasa paling suci. Ia lahir dari kesadaran akan lemahnya diri di hadapan godaan dunia.

Tidak semua orang yang menjaga jarak itu anti-sosial. Sebagian hanya sedang berjuang melindungi hatinya—agar tetap hidup, agar tetap lembut, agar tidak perlahan mati oleh kelalaian.

Lapangan Penuh Kenangan: Doa yang Pernah Dititipkan

Dalam Islam, menjaga iman bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kecerdasan ruhani.

Allah ﷻ berfirman:

> “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur.”
(QS. At-Taubah: 119)

Ayat ini mengajarkan bahwa lingkungan bukan sekadar tempat berkumpul,
tetapi ruang yang perlahan membentuk hati, cara berpikir, bahkan arah hidup.

Salah Memilih Pergaulan

Rasulullah ﷺ juga mengingatkan:

> “Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang ia jadikan teman.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Betapa banyak hati yang awalnya bersih,
namun redup karena salah memilih pergaulan. Dan betapa banyak jiwa yang awalnya rapuh, namun kuat karena dikelilingi oleh orang-orang yang mengingatkan kepada Allah.

Maka jika hari ini engkau memilih membatasi diri, bukan karena membenci manusia, tetapi karena mencintai iman yang Allah titipkan di dadamu—itu adalah pilihan yang mulia.

Lebih baik sendiri namun dekat dengan Rabb, daripada ramai tetapi jauh dari cahaya-Nya.

Karena iman bukan untuk dipertaruhkan, dan hati bukan tempat uji coba.

Semoga Allah ﷻ menjaga iman kita, menguatkan langkah kita, dan mempertemukan kita dengan pergaulan yang membawa ke surga, bukan yang menjauhkan dari-Nya. Allahumma tsabbit qulubana ‘ala dinik. (Tengku Iskandar, M. Pd: Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)

 

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.