SURAU.CO – Perjalanan kehidupan terkadang membawamu terperosok dan jatuh dalam berbagai kesulitan. Kesulitan-kesulitan itu terasa berat bagimu. Dadamu seolah-olah menjadi sesak. Bumi yang begitu luas terhampar seolah-olah menjadi sempit bagimu. Terlebih lagi ketika sedang tertimpa musibah, yaitu masa-masa yang membutuhkan mental baja dan kesabaran yang luar biasa. Allah ﷻ berfirman:
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ وَمَن یُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ یَهۡدِ قَلۡبَهُ
“Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah. Dan siapa yang beriman kepada Allah (bersabar) niscaya Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya.” (QS. At-Taghabun: 11)
Sabar adalah amalan mulia yang pahalanya tanpa batas. Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan dalam Tashil li Ulumi At-Tanzil, Ayat ini dapat ditafsirkan dengan dua makna. Pertama, orang yang sabar akan mendapatkan balasan pahala atas kesabarannya dan Allah tidak menghisab amalannya. Mereka inilah yang dijanjikan masuk surga tanpa hisab. Kedua, balasan orang yang melakukan kesabaran itu tidak terbatas, lebih banyak dari apa yang diperhitungkan dan lebih besar daripada apa yang ditakar di mizan pahala, inilah pendapat mayoritas ulama.
Kesabaran Memiliki Kedudukan yang Agung
Di dunia ini seorang hamba selalu membutuhkan kesabaran dalam seluruh keadaannya. Kesabaran memiliki kedudukan yang sangat agung dalam agama ini. Allah ﷻ telah menyebutkan tentang kesabaran dalam Al-Qur’an sebanyak 90 kali, dan menyebutkan berbagai kebaikan dan derajat yang tinggi sebagai buah dari kesabaran. Semua bentuk ibadah memiliki pahala yang ditentukan, kecuali kesabaran, pahalanya tanpa batas. Allah ﷻ berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Sabar itu berarti menahan diri pada sesuatu dari sesuatu. Sedangkan sabar itu ada tiga macam:
- Sabar dalam ketaatan kepada Allah sampai dilaksanakan.
- Sabar dari maksiat sampai dijauhi.
- Sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa sakit.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah menahan jiwa agar senantiasa taat kepada Allah, dan menahannya dari berbuat maksiat, dan menahan jiwa dari rasa tidak ridha terhadap takdir-Nya, sehingga seseorang bisa menahan jiwanya dari menampakkan rasa jengkel, jemu, dan bosan.” (Syarh Al-Ushul Ats-Tsalatsah, hal. 24)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“Sungguh Allah pasti akan memberikan jalan keluar kepada setiap hamba yang beriman lagi bertakwa dari semua cobaan yang sedang mereka hadapi, hanya saja jalan keluar yang akan diberikan kepada sebagian mereka sewaktu-waktu dapat tertunda sebagai pembersih dosa dan tambahan pahala bagi mereka.” (Fathul Bari, hal. 483)
Seringkali pertolongan Allah itu datang di ujung harapan, di persimpangan terakhir. Inilah di antara sebab mengapa orang-orang yang sabar itu minoritas, karena memang sulit bertahan hingga di ujung harapan dan di persimpangan terahir. Perjuangan kesabaran itu sangat sulit, beratnya luar biasa. Perjuangannya sungguh melelahkan, namun tetap tawakal kepada Allah ﷻ. Ini berat dan merupakan ujian keimanan. kunci meraih pertolongan Allah.
Senantiasa memperkuat perisai iman, menapaki jalan yang dicontohkan Rasulullah ﷺ
Seorang mukmin hendaknya meminta dan mengandalkan pertolongan dari Allah ﷻ kemudian berikhtiar dengan benar dan tidak melanggar syariat ketika hidupnya diuji dengan kesusahan, seperti kemiskinan, sakit, perangai kurang baik dari pasangan, anak yang susah diatur, dan sebagainya yang membuatnya menderita lahir batin. Inilah romantika dunia, maka optimislah bahwa jalan keluar itu dekat karena Allah ﷻ menguji hamba sesuai kemampuannya.
Dan mukmin yang percaya kepada takdir Allah ﷻ tentunya akan banyak memohon agar dimudahkan menjalani ujian dan lebih ikhlas dengan mengadu kepada-Nya. Allah ﷻ berfirman:
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dia (Ya’qub) menjawab, ‘Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui’.” (QS. Yusuf: 86)
Sabar dan shalat
Siapakah di antara kita yang ketika menghadapi suatu masalah, langsung mengingat Allah Rabbul ‘alamin? Siapakah di antara kita yang begitu menghadapi masalah, langsung mengambil wudhu dan salat karena mengingat firman Allah Ta’ala:
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Orang yang senantiasa menjaga salatnya dan menjalankannya sesuai petunjuk Islam, niscaya hatinya jauh dari kesusahan dan perasaan gundah. Bahkan, kesusahan yang di awalnya begitu menghimpit hidupnya akan ada solusinya dengan pertolongan Allah Ta’ala.
Menolong saudara sesama muslim dalam kebajikan
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Dan Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya” (HR. Muslim 2699)
Bagi yang dimudahkan rezeki berupa harta, saatnya memperbanyak sedekah kepada orang-orang lemah, penuntut ilmu syar’i, anak yatim, janda, dan orang-orang yang membutuhkan agar Allah Ta’ala menolongnya dan mempermudah urusan dunia serta akhiratnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ؟
“Bukankah kalian diberikan pertolongan dan diberikan rezeki dengan sebab (doa) orang-orang lemah diantara kalian?” (HR. Bukhari 2896)
Sejatinya banyak sekali hal-hal yang mendatangkan pertolongan Allah, intinya adalah dengan mengaplikasikan peribadatan kepada Allah, baik dengan menerapkan aqidah yang lurus, beramal shalih, berhias dengan akhlak mulia, dan selalu berdoa kepada Allah ﷻ untuk kebaikan dirinya serta muslim lainnya di dunia dan akhirat.
Inilah dahsyatnya pengaruh doa yang ikhlas untuk kebaikan saudaranya, maka ia pun akan mendapat manfaat kebaikan serupa. Yakinlah bahwa Allah ﷻ tidak akan menyia-nyiakan amal shalih seorang hamba yang beriman dan ikhlas menjalani kehidupan yang digariskan Allah, maka berbuat baiklah karena-Nya.
Allah Pasti Memberikan Pertolongan
Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“Bersabarlah yang baik, niscaya kelapangan itu begitu dekat. Siapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan selamat. Dan Siapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan. Siapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.”
Setiap hari pada dzikir pagi Nabi ﷺ salah satunya membaca doa:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, Wahai Rabb Yang Maha Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku meskipun hanya sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” (HR. An-Nasa’i, Al-Hakim dan lainnya, hadits ini hasan)
Semoga bermanfaat dan silakan disebarkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim 1893). (Anadea Ratna Daily)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

