SURAU.CO – Dalam perjalanan hidup, manusia tak pernah lepas dari ujian. Ada yang diuji dengan kesempitan rezeki, ada yang diuji dengan konflik batin, ada yang diuji dengan kesehatan, ada pula yang diuji melalui orang-orang terdekatnya. Ujian datang silih berganti, seakan tak memberi ruang bagi diri untuk bernapas lega. Namun justru di titik-titik itulah seorang mukmin diperintahkan untuk kembali menguatkan sandarannya: bukan kepada manusia, bukan kepada keadaan, tetapi kepada Allah semata.
Seperti nasihat:
“Sandarkanlah seluruh masalahmu kepada Allah, sungguh Dialah satu-satunya dzat yang tidak akan pernah membuatmu kecewa.” — Ustadz Khalid Basalamah hafizhahullah
Itulah hakikat tawakkal. Bukan sekadar menyerah pasrah tanpa usaha, tetapi meyakini bahwa segala yang Allah pilihkan selalu lebih baik daripada apa yang kita rencanakan. Bahwa keputusan-Nya selalu lebih indah daripada harapan yang kita simpan di dalam dada.
Manusia Bisa Mengecewakan, Allah Tidak Pernah
Sering kali kita berharap kepada makhluk: berharap dipedulikan, berharap diperhatikan, berharap dibantu, berharap dimengerti. Lalu saat semua itu tak kita dapatkan, hati terasa rapuh. Kita merasa sendirian, merasa tak dihargai, merasa hidup ini terlalu berat. Padahal, semua kekecewaan itu datang karena kita terlalu menggantungkan diri kepada sesama manusia.
Makhluk adalah tempat berharap yang paling rapuh.Tidak semua yang kita inginkan dapat mereka penuhi. Dan Tidak semua keluh kesah dapat mereka mengerti. Tidak semua kebaikan dapat mereka balas.
Tetapi Allah berbeda.
>Allah Maha Mendengar meski tak satu kata pun terucap. Dan Allah Maha Mengetahui meskipun kita tidak mampu menjelaskan.
>Allah Maha Pengasih, bahkan ketika kita jauh dari-Nya.
Ketika seorang hamba bersandar kepada Allah, ia sedang meletakkan hatinya pada tempat yang paling aman.
Doa: Jembatan Terkuat Seorang Mukmin
Doa bukan sekadar kalimat permohonan; doa adalah bentuk pengakuan bahwa kita lemah dan Allah Mahakuasa. Orang yang terbiasa berdoa tidak akan mudah goyah ketika badai datang, sebab hatinya sudah terikat dengan Zat yang tidak pernah meninggalkan.
“Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkannya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Ayat ini menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Seolah Allah berfirman kepada setiap hati yang gelisah:
“Serahkan semuanya kepada-Ku. Aku yang akan menyelesaikannya.”
Ketenangan Itu Hadiah bagi Hati yang Berserah
Dalam gelap malam ketika semua tidur, ketika dunia sunyi, saat itulah hati mudah untuk kembali tersambung dengan Penciptanya. Bahkan ketika masalah tidak hilang, Allah menurunkan ketenangan yang membuat masalah itu terasa lebih ringan. Itulah karunia terbesar tawakkal: bukan selalu dikabulkannya semua permintaan, tetapi diberinya ketenangan yang tidak bisa dibeli dengan apa pun.
Hamba yang bersandar kepada Allah akan merasakan nikmat:
tenang meski keadaan sulit,
kuat meski lemah secara fisik,
optimis meski belum melihat jalan keluar,
lapang meski hidup terasa sempit.
Inilah keajaiban hati yang percaya kepada Rabb semesta alam.
Akhirnya, Apa pun yang sedang engkau lalui—kesedihan, kegelisahan, kerugian, tekanan, atau rencana yang tidak berjalan sesuai harapan ingatlah satu hal:
Allah tidak akan pernah membuatmu kecewa. Yang mengecewakan hanyalah harapan yang diletakkan pada tempat yang salah.
Jika engkau sudah mengetuk semua pintu dan semuanya tertutup, ketuklah pintu langit.
Kau bicara ke semua orang, tak ada yang paham? Berbicaralah pada Allah.
>Jika engkau sudah melakukan semua yang kau mampu, serahkanlah hasilnya kepada Dia yang tidak pernah salah dalam menetapkan takdir.
Semoga Allah menguatkan hatimu, menenangkan jiwamu, dan memberi jalan keluar terbaik dari setiap kesulitan. Aamiin. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
