SURAU.CO. Sebuah bangunan peninggalan Islam tertua di dunia berdiri anggun di kota Fes Maroko. Bangunan tersebut adalah Universitas Al-Qarawiyyin yang menjadi monumen hidup merekam perjalanan peradaban sejarah pendidikan Islam. Sejarah mencatat bahwa lembaga pendidikan tinggi ini berdiri pada tahun 859 Masehi, tepatnya di pertengahan abad ke-9. Kini al Qarawiyyin adalah universitas tertua di dunia yang masih aktif.
Pada mulanya Al-Qarawiyyin adalah gabungan masjid dan madrasah atau sekolah agam. Tujuannya sangat mulia yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan spiritual dan keagamaan bagi komunitas Muslim kota Fez. Namun, seiring waktu, institusi ini bertumbuh melampaui fungsi awalnya dan berkembang pesat dan menjadi salah satu poros spiritual sekaligus pusat pendidikan terkemuka dalam dunia Muslim.
Salah satu pendirinya adalah seorang perempuan terpelajar dan dermawan. Namanya adalah Fatimah al-Fihri yang masyhur juga sebagai imigran yang kaya raya, menggunakan seluruh warisannya untuk mendirikan masjid yang kelak menjadi cikal bakal universitas. Fatimah al-Fihri hidup pada masa Dinasti Idrisiyyah, dinasti Islam pertama yang berkuasa di Maroko (788–974 M). Pada awalnya, Al-Qarawiyyin hanya berfokus pada studi keislaman. Namun, memasuki awal abad ke-10, dinamika pendidikan di tempat ini mulai aktif. Masjid yang Fatimah dirikan bertransformasi menjadi pusat diskusi dan pengajaran yang menarik banyak ulama dan pelajar.
Latar Belakang dan Perkembangan Intelektual
Perjalanan Al-Qarawiyyin menjadi pusat peradaban dunia berlangsung dalam gejolak politik. Setelah Dinasti Idrisiyyah runtuh, Fez menjadi medan perebutan pengaruh antara Dinasti Fatimiyah dan Bani Umayyah Cordoba. Menariknya, persaingan politik ini justru semakin memperkaya dinamika intelektual di Fez. Para penguasa silih berganti berlomba memberikan dukungan dan pendanaan bagi kegiatan ilmiah.
Universitas Al-Qarawiyyin semakin kokoh dan cemerlang pada masa Dinasti Almoravid dan Almohad. Mereka aktif memperkuat infrastruktur dan pendanaan pendidikan di Al-Qarawiyyin. Kurikulum di lembaga ini pun meluas. Jika semula hanya berkutat pada studi keislaman, kini kurikulumnya mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti tata bahasa, matematika, astronomi, logika, dan filsafat.
Al-Qarawiyyin bukan sekadar madrasah tradisional. Ia menjadi tempat diskusi terbuka (halaqah) antara ulama dan murid. Metode pembelajarannya menekankan pada hafalan, diskusi kritis, dan kritik terhadap teks. Murid didorong untuk bertanya dan menanggapi, mencerminkan semangat etika keilmuan Islam yang terbuka terhadap perbedaan pandangan. Sistem pembelajarannya bersifat fleksibel. Murid memilih guru yang mereka inginkan berdasarkan reputasi dan keahliannya, bukan terikat pada struktur kelas yang kaku.
Kontribusi dan Peran dalam Dunia Islam dan Global
Peran Universitas Al-Qarawiyyin dalam dunia Islam dan global sangat penting. Perguruan tinggi ini adalah jembatan kejayaan ilmu pengetahuan Islam menuju dunia khususnya negeri-negeri Eropa. Selain itu juga menjadi simpul penting dalam jaringan intelektual dunia Islam yang menarik pelajar dari Andalusia, Afrika Utara, hingga Timur Tengah. Al Qawariyyin adalah peletak dasar sistem akademik modern. Hal ini penerapan sistem pendidikan berbasis jenjang keilmuan serta adanya pengakuan formal berupa ijazah atau sertifikat keilmuan.
Praktik pemberian ijazah ini oleh para sejarawan sebagai cikal bakal dari sistem gelar akademik seperti Bachelor dan Master pada universitas-universitas modern Eropa. Bahkan, ijazah kedokteran kepada Abdellah Ben Saleh Al Koutami pada tahun 1207 Masehi diyakini sebagai sertifikat dokter tertua yang terdokumentasi di dunia.
Selain itu Al Qaraiwyyin menjadi pusat interaksi lintas budaya dan institusi pendidikan yang inklusif. Universitas tertua ini menjadi magnet bagi pelajar dari berbagai latar belakang, termasuk cendekiawan Kristen dan Yahudi. Keterbukaan tersebut mencerminkan pluralitas keilmuan dalam dunia Islam. Pengaruh Al-Qarawiyyin terhadap universitas-universitas awal di Eropa, seperti Universitas Bologna dan Universitas Salamanca terlihat nyata. Mereka banyak mengadopsi model pendidikan Islam, baik dari sisi sistem sertifikasi, organisasi pengajaran, maupun etika akademik.
Banyak Tokoh
Pengaruh Al-Qarawiyyin terbukti kuat dengan kehadiran tokoh-tokoh intelektual berpengaruh yang pernah menimba ilmu. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Ibn Khaldun: Filsuf, sejarawan, dan sosiolog terkemuka. Kemudian ada Ibn Rushd (yang sangat berpengaruh dalam mengembalikan pemikiran Aristoteles ke dunia Barat. Selain itu ada Maimonides seorang filsuf dan teolog Yahudi yang belajar dalam lingkungan intelektual yang dipengaruhi kuat oleh tradisi pendidikan Islam di Fez.
Meskipun pernah menghadapi tantangan besar, termasuk upaya kontrol dari otoritas kolonial Prancis, Al-Qarawiyyin tetap bertahan. Setelah kemerdekaan Maroko pada tahun 1956, ia bertransformasi menjadi universitas resmi negara, mengintegrasikan dirinya ke dalam sistem pendidikan nasional modern tanpa menghilangkan semangat pembelajaran Islam klasik.
Hingga saat ini, Universitas Al-Qarawiyyin adalah simbol ketahanan budaya dan intelektual umat Islam. Warisan intelektualnya tidak hanya terletak pada ribuan manuskrip langka yang tersimpan di perpustakaannya, tetapi juga pada model pendidikannya. Al-Qarawiyyin mengajarkan bahwa ilmu adalah jembatan yang menghubungkan peradaban, bukan jurang yang memisahkan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
