Kisah
Beranda » Berita » Kisah Husein an Nuri dan Algojo yang Hendak Mengeksekusinya

Kisah Husein an Nuri dan Algojo yang Hendak Mengeksekusinya

husein an nuri
Ilustrasi

SURAU.CO. Abu Husain an-Nuri adalah salah satu tokoh sufi yang mempunyai keistimewaan. Julukan “an-Nuri”, atau yang mendapat anugerah Cahaya menjadi alasan bahwa ulama satu ini memang spesial. Beliau termasuk salah seorang tokoh terkemuka kelompok sufi Bagdad dan menyusun puisi mistis yang mengagumkan. Selain itu juga kisah- kisahnya yang dapat menjadi hikmah hingga sekarang. salah satunya ketika akan mendapatkan hukuman mati dengan algojo yang siap memenggal kepalanya.

Salah satu kisahnya adalah bahwa orang ketiga akan menerima hukuman mati. Dalam kitab Risalah Qusyairiyah, Ustaz Abu Al-I Ad-Daqaq menceritakan kisah berikut:
“Ketika seorang hamba Khalifah pada waktu itu menuduh para Sufi sebagai orang-orang yang sesat. Kemudian Khalifah memerintahkan algojonya untuk menangkap dan menghukum para Sufi dengan pemenggalan kepala atau hukuman mati.Maka kemudian banyak kaum sufi yang berhasil ditangkap. Nama-nama besar seperti Imam Al- Junaid al Bagdadi juga ikut tertangkap, namun lolos dari hukuman mati.

Hussein An Nuri 

Syekh Husein An-Nuri, dan beberapa sufi yang lain telah tertangkap dan kemudian mendapat tuntutan hukuman mati.
Ketika hendak menjalankan eksekusi, Syekh Husein An-Nuri minta untuk didahulukan.

Hal tersebut membuat pimpinan algojo heran. “Apakah kamu menyadari mengapa kamu meminta untuk segera diprioritaskan?” Apa yang membuatmu ingin didahulukan?”

“Saya ingin mengutamakan kehidupan sesaat pada kawan kawanku, ” jawab An-Nuri berkata sambil memasrahkan lehernya untuk dipancung.

Buah dari Kesabaran: Ketika Ujian Menjadi Jalan Menuju Kedewasaan

“Tuan, giliran Anda belum tiba,” kata si Algojo di atasnya.

“Pedang bukanlah sesuatu yang bisa digunakan dengan tergesa-gesa,” jawabnya.

Nuri menjelaskan. “Jalanku berdasarkan oleh pikiran. Aku lebih memilih sahabatku daripada diriku sendiri.Hal yang paling berharga di dunia ini adalah kehidupan. Diriku ingin mempersembahkan sedikit yang tersisa ini kepada saudara-saudaraku. Aku akan mengorbankan hidupku sendiri. Aku melakukan ini meskipun menurutku satu saat di dunia ini lebih berharga daripada seribu tahun di akhirat. Karena dunia ini adalah tempat tinggal perbudakan, sedangkan akhirat adalah semacam kedekatan, dan kedekatan itu hampir sama dengan perbudakan.”

Apa yang terjadi membuat Algojo menjadi bingung. Si algojo tidak bisa mengambil keputusan dan melakukan eksekusi sesuai dengan perintah. Dalam batinnya terkagum-kagum dengan akhlak Syekh Husein an Nuri ini. Namun algojo itu berusaha menyembunyikan kata batinnya . Kemudian yang terjadi, algojo itu tidak jadi melakukan eksekusi. Algojo itu justru mengembalikan Syekh Husein ke hakim.

Algojo Bingung

Kemudian hakim yang menemui algojo itu untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Selanjutnya hakim mendekati menemui Syekh Husin An-Nuri lalu menanyakan beberapa masalah fikih. Dan ternyata jawaban dari sufi tersebut benar.

Akar Yang Merintih, Daun Yang Merangas: Sebuah Risalah Rindu

“Sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Disembah.” Jika mereka (kaum sufi) menegakkan, mereka menegakkan dengan Allah, jika mereka bicara, mereka berbicara dengan Allah,” jelas An-Nuri. Sejenak kemudian perlahan bibirnya melantunkan syair-syair ketuhanan sehingga mengucurkan air mata hakim. Kejadian tersebut membuat hakim tertegun. Tak lama kemudian segera mengirim surat kepada khalifah ” Jika mereka orang-orang’ kafir’ (kaum sufi yang mendapat tuduhan sesat), maka apakah akan ada di permukaan bumi seorang muslim?,” katanya.

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad Abu al-Husain An-Nuri. Bagdad, Irak adalah tempat kelahirannya. Namun tahunnya tidak ada yang menjelaskan secara rinci. Sementara nenek moyangnya berasal dari Khurasan, Iran. Syekh Husein adalah adalah salah seorang murid kesayangan Syaikh Sarry As-Saqaty dan sahabat sufi besar Imam Junaid Al-Baghdadi yang hidup di Irak pada abad ke III. Selama hidup beliau tinggal di tepian sungai Tigris yang indah.

Julukan “An-Nuri”, menurut sebagian riwayat karena kapanpun saat dalam kegelapan malam, seberkas cahaya akan keluar dari mulut. Cahaya tersebut bahkan membuat terang di sekelilingnya. Akan tetapu versi menyebut bahwa julukan Nuri karena beliau mempunyai sebuah tempat yang diterangi di tengah padang pasir. Saat beribadah sepanjang malam dan orang-orang yang melintas sering melihat seberkas cahaya keluar dari lubang rumahnya sepanjang malam.

 

Sabar Menanti Pertolongan Allah

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.