Khazanah
Beranda » Berita » Rahmat Pagi dan Kesadaran Hamba

Rahmat Pagi dan Kesadaran Hamba

Rahmat Pagi dan Kesadaran Hamba
Rahmat Pagi dan Kesadaran Hamba

 

SURAU.CO – Pagi adalah waktu ketika Allah menyingkap tirai malam dan membangunkan hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang yang tak terhingga. Tidak ada satu detik pun dari terbitnya cahaya kecuali di dalamnya ada tanda-tanda rahmat Allah bagi orang yang mau melihat.

Itulah sebabnya seorang mukmin, ketika membuka mata di awal hari, seharusnya langsung menyadari satu hakikat: kita bangun bukan karena alarm, tetapi karena Allah mengizinkan.

“Ya Allah, pagi ini Engkau bangunkan aku dengan rahmat-Mu.”

Kalimat seperti ini bukan sekadar ungkapan, tetapi cermin hati yang tahu diri—bahwa hidup ini sepenuhnya berada dalam genggaman Allah. Allahyang menghidupkan, yang menjaga di waktu tidur, dan yang membangunkan kembali. Allah berfirman:

Bain al-Qasrain: Cermin antara Kekuasaan dan Hasrat

> “Allah memegang jiwa ketika matinya dan (memegang) jiwa yang belum mati ketika tidurnya.” (QS. Az-Zumar: 42)

Betapa besar karunia Allah: kita diberi kesempatan untuk bangun, sementara ribuan manusia tidak kembali membuka mata pagi ini.

Menghirup Udara-Nya Adalah Nikmat yang Terlupakan

“Engkau izinkan aku menghirup udara-Mu..”

Betapa sering kita memandang remeh sesuatu yang paling vital dalam kehidupan: udara. Padahal sekali saja udara di dunia ini tidak seimbang, manusia akan musnah seketika.

Namun Allah tetap mengizinkan udara itu berputar, bergerak, menghidupkan paru-paru kita, tanpa kita perlu membayarnya. Sungguh tepat sabda Nabi ﷺ:

Hamba yang Teguh Di Tengah Ujian

> “Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu dalam keduanya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Setiap tarikan napas di pagi hari adalah panggilan agar kita bersyukur, bukan agar kita sombong dengan rencana dunia.

Menegakkan Subuh, Zikir, dan Shalawat: Cahaya Pertama Hari

“..menegakkan Subuh, berzikir, bershalawat..”

Tidak semua orang mendapatkan taufik untuk bangun Subuh. Ada yang terbangun tapi berat melangkah. Ada yang mendengar azan tapi hatinya masih tertutup. Maka siapa pun yang Allah mudahkan untuk menegakkan Subuh, itu adalah tanda besar hidayah.

Doa-doa pagi, zikir, dan shalawat adalah cahaya yang membentengi hari. Rasulullah ﷺ bersabda:

Pluralisme Agama Antara Cita Ideal dan Tantangan Realitas

> “Barangsiapa mengerjakan Subuh berjamaah, maka ia berada dalam jaminan Allah.” (HR. Muslim)

Subuh bukan sekadar shalat, tapi deklarasi bahwa hari ini kita memulai hidup dengan Allah, bukan dengan keinginan sendiri.

Keluarga dan Sahabat: Amanah yang Tidak Boleh Diabaikan

“..membersamai keluarga serta sahabat yang Engkau amanahkan..”

Sering kali kita mencintai keluarga dengan cara kita sendiri, bukan dengan cara yang Allah ajarkan. Kita bekerja keras demi mereka, tapi lupa membimbing mereka ke surga. Kita memberi mereka fasilitas, tapi lupa menanamkan iman.

Padahal mereka adalah amanah, bukan sekadar pelengkap hidup. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Setiap pagi, ketika melihat wajah keluarga, ingatlah bahwa mereka adalah alasan mengapa kita perlu terus menjadi lebih baik.

Hujan: Rahmat yang Turun dari Langit

“Walaupun sejak tadi malam hujan tak henti turun, kami percaya setiap tetesnya adalah rahmat-Mu..”

Sebagian orang mengeluh ketika hujan, padahal hujan adalah salah satu tanda kasih sayang Allah. Nabi ﷺ bersabda:

> “Hujan ini adalah rahmat dari Allah.”
(HR. Bukhari)

Hujan mungkin menghalangi sebagian rencana kita, tapi tidak menghalangi rahmat Allah mencapai kita. Hujan mengajarkan kita bahwa tidak semua hal yang menghambat itu buruk—justru bisa menjadi cara Allah menurunkan keberkahan.

Segala Sesuatu Adalah Karunia-Nya

“Segala sesuatu adalah karunia-Mu semata..”

Seorang mukmin yang jernih hatinya akan melihat bahwa seluruh kehidupannya adalah pemberian Allah. Tidak ada yang bisa benar-benar kita banggakan, sekalipun itu usaha dan kerja keras.

Karena taufik, kemampuan, dan kesempatan itu pun dari Allah.

Memohon Ampunan dan Kelembutan Hati

“Ampuni kelalaianku, lembutkan hatiku..”

Inilah inti doa seorang hamba. Kita hidup dengan banyak kekurangan. Kita sering lupa, sering lalai, sering tenggelam dalam rutinitas dunia. Karena itu kita butuh ampunan dan kelembutan hati.

Hati yang lembut adalah tanda hidupnya iman. Sementara hati yang keras, meski banyak ilmunya, akan menjauh dari Allah. Allah berfirman:

> “Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras, sehingga ia seperti batu bahkan lebih keras lagi.” (QS. Al-Baqarah: 74)

Maka setiap pagi adalah kesempatan untuk meminta Allah memperbaiki batin kita.

Memohon Keridaan Allah dalam Setiap Langkah

“..dan ridhoilah setiap langkah hidupku hari ini.”

Inilah puncak doa seorang mukmin. Tidak ada yang lebih berharga daripada diridai Allah. Harta tidak berarti. Jabatan tidak berarti. Popularitas tidak berarti. Yang berarti adalah apakah Allah ridha.

Jika Allah ridha, hidup terasa ringan. Jika Allah ridha, pekerjaan yang sulit menjadi mudah. Dan Jika Allah ridha, musibah pun berubah menjadi pahala dan penghapus dosa.

Penutup: Jadikan Pagi sebagai Titik Awal Perubahan

Setiap pagi adalah lembaran baru yang Allah berikan kepada kita. Lembaran yang belum bernoda, yang menanti untuk ditulis dengan amal baik.

Maka mulailah hari dengan mengingat Allah, memohon pertolongan-Nya, dan menghadapkan hati hanya kepada-Nya.

Semoga doa pagi ini menjadi bekal untuk menjalani hari dengan penuh keimanan, kesabaran, dan harapan. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang selalu bersyukur dan tidak pernah jauh dari cahaya-Nya. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat Indonesia)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement