ihSURAU.CO – Pertanyaan tentang “Mengapa Allah menolak taubat Iblis?” adalah salah satu pertanyaan teologis yang sering menjadi bahasan dalam literatur Islam. Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana mungkin Allah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan Maha Menerima Taubat, tidak menerima permohonan maaf Iblis? Bukankah Allah membuka pintu taubat untuk siapa pun? Dan apakah Iblis benar-benar pernah meminta taubat atau sekadar meminta sesuatu yang lain?
Untuk menjawab ini, kita perlu memahami hakikat dosa Iblis, hakikat taubat, sifat kesombongan, serta hikmah Allah di balik keputusan-Nya. Artikel ini akan membahas jawaban secara mendalam berdasarkan penjelasan para ulama dari Al-Qur’an dan tafsir.
Kisah Iblis Enggan Bersujud
Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan, bukan penyembahan. Semua malaikat taat, kecuali Iblis.
Firman Allah:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kalian kepada Adam,’ maka mereka pun bersujud kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur, dan ia termasuk golongan kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Iblis bukanlah malaikat, ia berasal dari bangsa jin, namun ia termasuk dalam barisan malaikat karena ketaatan ibadahnya sebelum jatuh dalam kesombongan.
Ketika mendapat perintah, Iblis tidak gagal memahami perintah, bukan pula tidak mampu melaksanakan, namun dia menolak dan membangkang dengan penuh kesombongan.
Bukan Sekadar Tidak Bersujud Tetapi Mengingkari Perintah Allah
Para ulama sepakat bahwa dosa Iblis bukan hanya “tidak sujud”, tetapi mengingkari dan membangkang atas perintah Allah, disertai kesombongan dan penghinaan terhadap Adam.
Iblis berkata:
“Aku lebih baik daripada dia (Adam). Engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A‘raf: 12)
Perhatikan:
- Iblis tidak berkata: “Aku salah.”
- Tidak berkata: “Ampuni aku ya Allah.”
- Tidak berkata: “Aku bertaubat.”
Namun ia berargumen seolah lebih tahu dari Allah.
Ini menunjukkan bahwa dosa Iblis adalah kesombongan yang mengarah kepada kekafiran, bukan sekadar maksiat.
Apakah Iblis Pernah Meminta Taubat?
Banyak orang berasumsi Iblis pernah meminta taubat, lalu Allah menolaknya. Kenyataannya, Iblis tidak pernah meminta taubat. Ia justru meminta penangguhan umur dan kesempatan untuk menyesatkan manusia.
Iblis berkata:
“Berilah aku waktu hingga hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-A‘raf: 14)
Allah mengabulkan permintaan itu, bukan permintaan taubat.
Kemudian Iblis bersumpah:
“Aku pasti akan menyesatkan mereka semua.” (QS. Al-Hijr: 39)
Jika seseorang sungguh ingin bertaubat, ia tidak akan menetapkan tekad untuk menyesatkan makhluk.
Maka jelas bahwa Iblis tidak pernah meminta taubat, yang ia minta adalah penangguhan umur dan kesempatan berbuat kerusakan.
Mengapa Allah Tidak Meminta Iblis untuk Bertaubat?
Allah menyuruh Adam bertaubat setelah tergelincir, namun tidak memberi perintah demikian kepada Iblis. Sebab:
Pertama, Adam berdosa karena lupa, Iblis berdosa karena sadar dan sombong Adam melanggar karena lupa, terpedaya, dan bukan karena niat menentang Allah.
Sedangkan Iblis:
- mengerti perintah Allah
- mampu melakukannya
- sengaja menolak
- merasa dirinya lebih mulia
- menyalahkan Allah atas kesesatan dirinya:
“Karena Engkau telah menyesatkanku…” (QS. Al-A‘raf: 16)
Inilah bentuk kekafiran.
Kedua, Penyesalan harus menyertai Taubat harus. Iblis tidak menyesal. Ulama menjelaskan bahwa pintu taubat terbuka, tetapi Iblis tidak punya keinginan untuk bertaubat.
Alasan:
- Ia tidak mengakui kesalahannya
- Tidak menyesal
- Tidak bertekad untuk berhenti
- Justru bertekad sebaliknya: menyesatkan manusia hingga hari kiamat
Artinya, ia tidak memenuhi satu pun syarat taubat.
Hakikat Taubat dan Syaratnya ; Iblis Tidak Memilikinya
Menurut ulama, taubat memiliki tiga syarat:
- Menyesali perbuatan dosa
- Meninggalkan dosa tersebut
- Bertekad tidak mengulangi
Jika dosa itu berkaitan dengan hak manusia, ada syarat keempat: mengembalikan hak orang lain.
Iblis tidak memenuhi semua syarat ini. Justru ia:
- tidak menyesal
- tidak meninggalkan dosanya
- bertekad untuk terus melakukannya sampai kiamat
- ingin menyesatkan sebanyak mungkin manusia
Dengan demikian, sangat jelas mengapa taubat itu “ditolak”—karena taubat yang dimaksud sebenarnya tidak pernah ada.
Hikmah Ilahi: Kenapa Iblis Ada?
Pertanyaan lain muncul yakni; mengapa Allah tetap mengizinkan Iblis hidup dan menggoda? Mengapa Allah tidak memusnahkan saja?
Para ulama menjelaskan banyak hikmah di balik keberadaan Iblis, antara lain:
1. Agar terlihat siapa yang benar-benar taat dan siapa yang munafik. Tanpa ujian, tidak ada pembeda antara:
- orang yang benar-benar beriman
- orang yang sekadar ikut-ikutan
Godaan Iblis menguji kualitas iman manusia.
2. Agar manusia mendapatkan pahala besar karena melawan godaan. Setiap kali manusia melawan godaan Iblis:
- ia mendapat pahala
- ia naik derajat
- ia semakin dekat dengan Allah
Tanpa musuh, perjuangan tidak berarti.
3. Agar manusia bergantung kepada Allah. Tanpa godaan, manusia akan merasa mampu sendiri. Dengan adanya setan, manusia sadar betapa lemah dirinya dan butuh perlindungan Allah.
4. Agar neraka memiliki penghuninya yang berhak. Iblis dan para pengikutnya adalah makhluk yang dengan sadar memilih jalan kesesatan. Neraka disiapkan untuk mereka.
Kesombongan: Akar dari Penolakan Taubat Iblis
Kesombongan adalah dosa pertama yang terjadi dalam sejarah makhluk.
Iblis sombong karena merasa dirinya lebih baik. Kesombongan inilah yang membuat seseorang tidak mau mengakui kesalahan. Dan orang sombong:
- sulit menerima kebenaran
- sulit meminta maaf
- merasa lebih pintar dari orang lain
- mudah meremehkan makhluk lain
- merasa dirinya tidak perlu taubat
Kesombongan sangat berbahaya karena menjadi penghalang utama menuju taubat.
Bahkan Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.” (HR. Muslim)
Jika manusia saja bisa terhalang karena sombong, apalagi Iblis yang kesombongannya jauh lebih besar.
Taubat Itu Anugerah ; Tidak Diberikan kepada Hati yang Sombong
Ibn Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa taubat adalah karunia Allah—tanpa taufik Allah, seseorang tidak akan mampu bertaubat.
Allah memberikan taufik taubat kepada:
- hamba yang rendah hati
- hamba yang menyesal
- hamba yang menerima kebenaran
Dan Allah tidak memberi taufik taubat kepada:
- orang yang sombong
- orang yang menentang
- orang yang merasa lebih mulia dari ketetapan Allah
Iblis termasuk yang kedua. Ia memilih kesombongan. Leb memilih permusuhan. Ia memilih jalan kesesatan. Karena itu, Allah tidak memberikan taufik taubat kepadanya.
Mengapa Allah Selalu Menerima Taubat Manusia?
Ini berbeda dengan manusia. Allah berjanji:
“Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya.” (QS. Asy-Syura: 25)
Allah membuka pintu taubat:
- seluas udara
- sepanjang hidup
- kapan pun
- berapa pun dosanya
Selama manusia:
- tidak sombong
- tidak meremehkan dosa
- mau mengakui kesalahan
- mau berubah
Allah pasti menerima taubatnya.
Pelajaran Besar dari Penolakan Taubat Iblis
Kisah Iblis bukan sekadar kisah tentang makhluk yang durhaka. Ia adalah pelajaran besar bagi manusia.
1. Jauhi kesombongan, karena itu akar kerusakan. Kesombongan membuat:
- Iblis terkutuk
- Fir’aun tenggelam
- kaum ‘Ad dihancurkan
- umat-umat terdahulu dibinasakan
Sifat ini sangat dibenci Allah.
2. Taubat tidak hanya ucapan. tetapi sikap hati. Taubat bukan sekadar berkata “aku menyesal”, tetapi:
- pengakuan dosa
- kerendahan hati
- keinginan berubah
- tindakan nyata
3. Jangan jadikan setan sebagai teman. Setan akan selalu membisiki bahwa:
- “Nanti saja bertaubat.”
- “Dosa kamu terlalu besar.”
- “Allah tidak akan ampuni kamu.”
Ini semua tipu daya.
Penutup
Allah tidak menolak taubat Iblis, karena Iblis tidak pernah bertaubat. Yang Iblis minta hanyalah penangguhan umur, bukan pengampunan. Ia tidak mengakui kesalahannya, tidak menyesal, tidak bermaksud berhenti dari maksiat, dan justru berniat menyesatkan manusia hingga kiamat. Dosa Iblis adalah bentuk kesombongan yang paling besar. Kesombongan yang mengarah kepada kekafiran.
Dari kisah ini kita belajar bahwa:
- kesombongan adalah penyakit yang menutup pintu taubat
- taubat membutuhkan kerendahan hati dan pengakuan salah
- manusia selalu memiliki pintu taubat yang terbuka, tidak seperti Iblis
- Allah Maha Penyayang namun tidak menerima taubat tanpa syarat
Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat Iblis dan diberi taufik untuk selalu bertaubat dan kembali kepada Allah.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
