Waktu berjalan sangat cepat tanpa kita sadari. Banyak orang sering meremehkan detik demi detik yang berlalu begitu saja. Kita kerap menunda pekerjaan penting dengan alasan masih ada hari esok. Padahal, tidak ada jaminan kita masih bernapas atau sehat pada keesokan harinya. Islam mengajarkan konsep manajemen waktu yang sangat brilian melalui bab bersegera dalam kebaikan. Konsep ini bukan sekadar teori, melainkan panduan praktis untuk hidup lebih produktif.
Mari kita selami makna mendalam dari perintah untuk menyegerakan amal saleh ini. Kita akan melihat bagaimana prinsip ini mengubah pola pikir kita terhadap waktu.
Musuh Utama Bernama Penundaan
Penundaan adalah penyakit kronis bagi produktivitas manusia. Dalam istilah psikologi, kita mengenalnya sebagai prokrastinasi. Namun, dalam konteks spiritual, menunda kebaikan bisa berakibat fatal. Setan sering membisikkan kata “nanti” di telinga kita. Bisikan ini membuat kita merasa waktu masih sangat panjang. Akibatnya, kita lalai mengerjakan kewajiban agama maupun tugas duniawi.
Kita harus sadar bahwa kesempatan sering kali tidak datang dua kali. Kesempatan berbuat baik hari ini mungkin hilang saat matahari terbenam. Oleh karena itu, kita wajib melawan rasa malas tersebut sekarang juga. Orang sukses selalu menghargai waktu mereka dengan sangat ketat. Mereka tidak membiarkan jam kosong berlalu tanpa manfaat yang nyata.
Ancaman Tujuh Perkara yang Mengerikan
Rasulullah SAW memberikan peringatan keras mengenai pentingnya memanfaatkan waktu. Beliau mengingatkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan sebelum datangnya penghalang besar. Kita tidak boleh menunggu kondisi sempurna untuk bertindak. Seringkali, kondisi sempurna itu tidak pernah ada. Kita justru akan berhadapan dengan berbagai kesulitan jika terus menunggu.
Berikut adalah kutipan hadis yang menjadi landasan utama bab ini:
“Segeralah beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melupakan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang menyergap, atau Dajjal yaitu seburuk-buruk yang gaib yang ditunggu, ataukah kiamat, padahal kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (HR. Tirmidzi)
Kutipan di atas menegaskan urgensi tindakan nyata. Kita tidak tahu kapan sakit akan datang merenggut kesehatan. Kita juga tidak tahu kapan masa tua akan merampas kekuatan fisik kita.
Mengubah Pola Pikir “Nanti Saja”
Mengubah kebiasaan menunda membutuhkan latihan yang konsisten. Anda harus mulai dari hal-hal kecil di sekitar Anda. Misalnya, segera tunaikan salat begitu azan berkumandang. Segera selesaikan tugas kantor sebelum tenggat waktu mendekat. Jangan biarkan tumpukan pekerjaan menghantui pikiran Anda di malam hari.
Prinsip bersegera dalam kebaikan mengajarkan kita untuk proaktif. Kita tidak boleh menjadi manusia reaktif yang hanya bergerak saat ada tekanan. Orang yang proaktif akan mencari peluang kebaikan di mana saja. Mereka menyadari bahwa setiap detik adalah modal berharga dari Tuhan. Menyia-nyiakan waktu sama dengan membakar modal tersebut tanpa hasil.
Relevansi dengan Manajemen Waktu Modern
Dunia modern sering berbicara tentang efisiensi dan efektivitas. Ternyata, ajaran Islam sudah menekankan hal ini sejak belasan abad lalu. Menyegerakan kebaikan adalah bentuk efisiensi tingkat tinggi. Anda memotong waktu tunggu yang tidak perlu. Anda menghilangkan kecemasan akibat pekerjaan yang tertunda.
Penerapan prinsip ini akan membuat hidup Anda lebih tenang. Anda akan memiliki lebih banyak waktu luang untuk keluarga atau istirahat. Pekerjaan yang selesai lebih awal memberikan kepuasan batin tersendiri. Sebaliknya, menumpuk pekerjaan hanya akan meningkatkan stres dan menurunkan kualitas hasil kerja.
Penutup: Mulailah Sekarang Juga
Jangan menunggu motivasi datang baru Anda bergerak. Gerakkan tubuh Anda, maka motivasi akan mengikuti dengan sendirinya. Jadikan bab bersegera dalam kebaikan sebagai prinsip hidup Anda mulai detik ini. Ingatlah bahwa kematian adalah satu-satunya kepastian di masa depan. Kita harus mempersiapkan bekal terbaik sebelum masa itu tiba.
Mari kita manfaatkan sisa umur ini dengan sebaik-baiknya. Buanglah kata “nanti” dari kamus kehidupan Anda. Gantilah dengan kata “sekarang” dan rasakan perubahan besar dalam produktivitas Anda. Waktu adalah pedang; jika Anda tidak memotongnya, ia akan memotong Anda.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
