Bekerja bukan sekadar rutinitas harian untuk mencari nafkah. Islam memandang aktivitas bekerja sebagai bagian integral dari ibadah. Seorang muslim harus memiliki semangat yang berbeda saat melangkahkan kaki ke tempat kerja. Kita dapat menemukan landasan kuat mengenai hal ini dalam kitab Riyadus Shalihin. Karya fenomenal Imam An-Nawawi ini menyimpan banyak mutiara hikmah tentang etos kerja muslim.
Kita perlu menggali kembali motivasi tersebut agar semangat kerja tidak mudah padam. Banyak orang merasa lelah karena kehilangan orientasi. Padahal, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW memberikan panduan jelas. Mari kita telusuri nilai-nilai luhur tersebut untuk meningkatkan produktivitas kita.
Meluruskan Niat sebagai Fondasi Utama
Segala sesuatu bermula dari niat di dalam hati. Imam An-Nawawi menempatkan hadis tentang niat pada bab pertama kitabnya. Ini menunjukkan betapa krusialnya peran niat dalam setiap aktivitas, termasuk bekerja. Anda harus memastikan niat bekerja adalah untuk mencari ridha Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis masyhur:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengajarkan prinsip etos kerja muslim yang mendasar. Jika Anda bekerja hanya untuk uang, Anda hanya mendapat uang. Namun, jika Anda meniatkannya untuk menafkahi keluarga karena Allah, nilainya berubah menjadi pahala. Kelelahan fisik akan bertransformasi menjadi penggugur dosa. Pola pikir ini akan melahirkan energi positif yang tak habis-habis.
Kemandirian dan Kehormatan Diri
Islam sangat membenci sifat pemalas dan benalu. Seorang muslim sejati pantang meminta-minta selagi tubuhnya sehat. Riyadus Shalihin memuat bab khusus yang memuji orang-orang yang makan dari hasil keringat sendiri. Kemandirian merupakan lambang kehormatan seorang mukmin di hadapan manusia dan Tuhan.
Simaklah motivasi dari Nabi Muhammad SAW berikut ini:
“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada memakan hasil jerih payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil jerih payah tangannya sendiri.” (HR. Bukhari).
Nabi Daud adalah seorang raja, namun beliau tetap bekerja membuat baju besi. Kisah ini menampar keras mereka yang gengsi dalam memilih pekerjaan. Etos kerja muslim menuntut kita untuk menghargai setiap proses. Tidak ada pekerjaan yang hina selama itu halal. Anda harus bangga mampu berdiri di atas kaki sendiri.
Bekerja Sebagai Bentuk Sedekah Terbaik
Banyak orang mengira sedekah hanya berupa uang kepada fakir miskin. Padahal, memberikan nafkah kepada keluarga memiliki nilai sedekah yang sangat tinggi. Pemahaman ini sering luput dari benak para pekerja.
Dalam Riyadus Shalihin, terdapat riwayat yang sangat menyentuh hati para pencari nafkah:
“Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau nafkahkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu, maka yang paling besar pahalanya adalah satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu.” (HR. Muslim).
Motivasi ini sangat luar biasa. Setiap tetes keringat ayah dan ibu untuk anak-anaknya tercatat sebagai kebaikan utama. Anda tidak perlu merasa bersalah jika belum bisa menyumbang ke panti asuhan. Prioritaskan keluarga Anda dengan harta yang halal. Allah menjanjikan balasan besar bagi mereka yang bertanggung jawab.
Menjaga Amanah dan Profesionalisme
Etos kerja muslim juga mencakup aspek profesionalisme atau itqan. Seorang pekerja muslim harus menunaikan tugasnya dengan sempurna. Anda tidak boleh berkhianat atau mengurangi timbangan kinerja. Kejujuran menjadi mata uang yang paling berharga dalam dunia bisnis dan kerja.
Imam An-Nawawi memasukkan banyak hadis tentang larangan berbuat curang. Seorang pedagang muslim harus jujur menjelaskan cacat barangnya. Seorang karyawan harus jujur dalam menggunakan jam kerjanya. Keberkahan harta sangat bergantung pada cara kita memperolehnya. Harta yang sedikit namun berkah jauh lebih baik daripada banyak namun hasil tipu daya.
Kesimpulan
Kitab Riyadus Shalihin menawarkan panduan komprehensif bagi pekerja modern. Kita harus kembali membuka lembaran-lembaran hadis tersebut. Etos kerja muslim bukan sekadar teori, melainkan praktik nyata sehari-hari. Mulailah dengan niat yang benar, bekerjalah dengan mandiri, dan jaga amanah.
Dunia kerja adalah ladang pahala yang sangat luas. Jangan biarkan rutinitas mematikan semangat spiritual Anda. Jadikan setiap tugas kantor sebagai jalan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan begitu, kesuksesan dunia dan akhirat akan berada dalam genggaman Anda.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
