Manusia sering kali terjebak dalam perasaan tidak tenang saat melihat kesuksesan orang lain. Perasaan ini muncul begitu saja tanpa permisi. Kita mengenalnya sebagai penyakit hati, yakni iri dan dengki atau hasad. Islam memberikan perhatian serius terhadap masalah spiritual ini. Ulama besar Imam Nawawi menawarkan solusi konkret untuk mengatasinya. Mengobati iri dan dengki menjadi langkah krusial bagi setiap muslim. Tujuannya agar kita meraih ketenangan jiwa yang sejati.
Penyakit hati ini sangat berbahaya. Ia tidak hanya merusak hubungan sosial. Hasad juga menghancurkan amal kebaikan pelakunya. Imam Nawawi dalam kitab-kitabnya menjelaskan hakikat penyakit ini secara mendalam. Beliau juga memberikan resep penyembuhan yang efektif. Artikel ini akan mengulas pandangan beliau secara rinci. Kita akan belajar cara membersihkan hati dari kotoran dengki.
Memahami Hakikat Iri dan Dengki
Imam Nawawi mendefinisikan hasad dengan sangat jelas. Hasad adalah keinginan seseorang agar nikmat orang lain hilang. Seseorang merasa sempit dadanya saat saudaranya mendapatkan kebaikan. Ia baru merasa puas jika nikmat tersebut berpindah kepadanya atau sekadar lenyap dari orang lain. Sifat ini menentang takdir Allah.
Kita harus membedakan hasad dengan ghibtah. Ghibtah adalah keinginan memiliki nikmat serupa tanpa mengharapkan nikmat orang lain hilang. Ghibtah dalam hal kebaikan sangat dianjurkan. Namun, hasad adalah api yang membakar kayu bakar. Ia menghanguskan pahala yang telah kita kumpulkan dengan susah payah.
Mengobati iri dan dengki dimulai dari kesadaran diri. Kita harus mengakui bahwa perasaan itu ada. Pengakuan jujur adalah langkah awal penyembuhan. Imam Nawawi menekankan pentingnya ilmu dalam proses ini. Kita wajib memahami bahaya fatal dari sifat dengki.
Bahaya Dengki bagi Kehidupan
Sifat iri membawa dampak buruk yang nyata. Orang yang dengki akan hidup dalam penderitaan. Ia tersiksa oleh kebahagiaan orang lain. Hatinya tidak pernah merasa tenang. Ia sibuk memikirkan pencapaian orang lain daripada memperbaiki diri sendiri.
Imam Nawawi menukil sebuah hadis populer dalam pembahasannya. Rasulullah SAW bersabda:
“Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud)
Kutipan tersebut menjadi peringatan keras. Amal ibadah kita bisa sia-sia hanya karena perasaan dengki. Selain itu, dengki memicu dosa-dosa lain. Orang yang iri cenderung melakukan ghibah (menggunjing). Ia mungkin juga akan memfitnah untuk menjatuhkan saudaranya. Rantai dosa ini akan terus memanjang jika kita tidak segera memutusnya.
Resep Imam Nawawi dalam Mengobati Hati
Imam Nawawi menawarkan metode penyembuhan melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah dengan ilmu. Pendekatan kedua adalah dengan amal perbuatan. Kombinasi keduanya sangat ampuh untuk mengobati iri dan dengki.
1. Pendekatan Ilmu (Pemahaman)
Kita harus menyadari satu hal mendasar. Segala nikmat berasal dari Allah SWT. Allah membagikan rezeki sesuai dengan hikmah-Nya. Merasa iri sama artinya dengan memprotes keputusan Allah. Kita seolah meragukan keadilan Sang Pencipta.
Pemahaman ini harus kita tanamkan kuat-kuat. Orang yang dengki sebenarnya sedang melawan ketentuan Tuhan. Ia menganggap Allah salah meletakkan karunia. Pemikiran seperti ini sangat berbahaya bagi akidah. Menyadari hal ini akan membuat hati takut dan tunduk. Rasa takut ini akan mengikis bibit dengki secara perlahan.
2. Pendekatan Amal (Tindakan)
Imam Nawawi menyarankan kita untuk melakukan hal yang berlawanan dengan keinginan hawa nafsu. Nafsu menyuruh kita membenci orang yang mendapat nikmat. Maka, kita harus memaksakan diri untuk mencintainya.
Nafsu mendorong lisan untuk mencela orang tersebut. Maka, kita harus memaksa lisan untuk memujinya. Nafsu ingin kita bersikap sombong di hadapannya. Maka, kita harus bersikap tawadhu (rendah hati). Tindakan ini memang terasa berat pada awalnya. Namun, ini adalah obat paling mujarab.
Kita juga perlu mendoakan kebaikan bagi orang tersebut. Doakan agar nikmatnya bertambah dan berkah. Malaikat akan mengamini doa baik tersebut. Malaikat juga akan mendoakan hal yang sama untuk kita. Hati akan menjadi lunak dengan cara ini. Setan akan putus asa menggoda kita.
Langkah Praktis Sehari-hari
Penerapan teori Imam Nawawi memerlukan latihan rutin. Anda bisa memulai dengan langkah-langkah kecil berikut ini.
Pertama, fokuslah pada nikmat sendiri. Hitunglah karunia yang Allah berikan kepada Anda. Anda akan menyadari bahwa Allah sangat murah hati. Rasa syukur akan menutup celah iri.
Kedua, bersainglah dalam urusan akhirat. Jika melihat orang kaya bersedekah, jangan iri pada hartanya. Iri-lah pada semangat sedekahnya. Jadikan itu motivasi untuk beramal lebih baik. Ini mengubah energi negatif menjadi positif.
Ketiga, bersilaturahmi. Kunjungilah orang yang Anda rasa iri padanya. Berikan hadiah sekecil apapun. Rasulullah SAW bersabda bahwa saling memberi hadiah akan menumbuhkan rasa cinta. Rasa cinta akan membunuh rasa dengki.
Kesimpulan
Mengobati iri dan dengki bukan perkara mustahil. Imam Nawawi telah memberikan peta jalan yang jelas. Kita hanya perlu kemauan kuat untuk menempuhnya. Bersihkan hati dari kotoran dengki sekarang juga.
Kita harus ingat bahwa dunia ini hanya sementara. Nikmat duniawi tidak layak kita perebutkan dengan saling membenci. Fokuslah mengejar ridha Allah SWT. Hati yang bersih adalah kunci masuk surga. Mari kita amalkan nasehat Imam Nawawi ini dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita tetap bersih dan bercahaya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
