Kehidupan modern sering kali menuntut kita untuk memiliki mental sekuat baja. Tekanan pekerjaan, masalah ekonomi, dan dinamika sosial bisa mengguncang stabilitas emosi siapa saja. Psikologi modern menawarkan solusi melalui konsep resiliensi. Namun, Islam sebenarnya telah lama mengajarkan cara membangun resiliensi mental melalui bab “Mujahadah”. Menggabungkan kedua konsep ini dapat menciptakan fondasi jiwa yang sangat kokoh.
Memahami Esensi Mujahadah
Kita perlu memahami makna dasar dari Mujahadah terlebih dahulu. Secara bahasa, Mujahadah berarti bersungguh-sungguh. Dalam konteks tasawuf dan akhlak, istilah ini merujuk pada perjuangan melawan hawa nafsu. Anda berjuang mengendalikan ego dan keinginan negatif dalam diri sendiri.
Para ulama menyebut ini sebagai perang terbesar manusia. Musuh utamanya bukan orang lain, melainkan diri sendiri. Seseorang yang rutin melakukan Mujahadah akan memiliki kendali penuh atas emosinya. Mereka tidak mudah meledak saat marah atau hancur saat sedih. Kemampuan inilah yang menjadi kunci utama dalam membangun resiliensi mental.
Hubungan Mujahadah dan Kekuatan Mental
Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali setelah mengalami keterpurukan. Orang yang resilien tidak akan membiarkan kegagalan menghancurkan hidupnya. Konsep Mujahadah melatih aspek ini secara spiritual.
Saat Anda mempraktikkan Mujahadah, Anda melatih kesabaran secara intensif. Anda belajar menerima ketetapan Tuhan dengan lapang dada. Sikap ini mengurangi beban stres secara drastis. Pikiran Anda akan tetap jernih meski sedang menghadapi badai masalah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Ayat ini menjanjikan jalan keluar bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Keyakinan akan adanya “jalan keluar” inilah yang memperkuat mental seseorang. Anda menjadi optimis dan tidak mudah putus asa.
Langkah Praktis Melatih Mujahadah
Bagaimana cara kita mengaplikasikan ini dalam kehidupan sehari-hari? Anda bisa memulainya dari hal-hal sederhana.
1. Menahan Reaksi Impulsif
Cobalah untuk diam sejenak saat ada pemicu kemarahan. Tarik napas dalam-dalam. Jangan biarkan mulut Anda mengucapkan kata-kata kasar. Tindakan menahan diri ini adalah bentuk nyata Mujahadah. Anda sedang melatih otot mental untuk menjadi lebih kuat.
2. Mengurangi Ketergantungan Duniawi
Kecemasan sering muncul karena kita terlalu mencintai hal duniawi. Kita takut kehilangan harta atau jabatan. Mujahadah mengajarkan kita untuk melepaskan keterikatan tersebut secara perlahan. Fokuskan hati hanya kepada Sang Pencipta. Hati yang tidak terikat akan lebih sulit untuk disakiti atau dikecewakan.
3. Konsistensi dalam Ibadah
Disiplin beribadah merupakan latihan ketahanan mental yang luar biasa. Anda memaksa tubuh untuk bangun malam atau berpuasa. Kebiasaan ini membentuk karakter yang tangguh dan tidak manja. Karakter tangguh sangat vital dalam proses membangun resiliensi mental.
Mengubah Rasa Sakit Menjadi Kekuatan
Orang yang melakukan Mujahadah memandang rasa sakit dengan cara berbeda. Mereka melihat ujian sebagai sarana pembersihan jiwa. Pandangan ini mengubah penderitaan menjadi energi positif.
Psikologi menyebut ini sebagai cognitive reframing. Anda membingkai ulang kejadian negatif menjadi sesuatu yang bermakna. Islam menyebutnya sebagai hikmah. Mencari hikmah di balik musibah akan membuat jiwa Anda tenang.
Anda tidak lagi mengeluh “Mengapa ini terjadi padaku?”. Sebaliknya, Anda bertanya “Apa yang Tuhan ingin ajarkan padaku?”. Perubahan pola pikir ini secara otomatis meningkatkan level kesehatan mental Anda.
Kesimpulan
Kesehatan mental bukan hanya soal terapi klinis. Pendekatan spiritual memegang peranan yang sangat penting. Membangun resiliensi mental dengan Mujahadah memberikan ketenangan yang abadi.
Anda tidak hanya menjadi kuat secara psikologis, tetapi juga dekat dengan Tuhan. Mulailah berjuang melawan hawa nafsu hari ini. Jadikan setiap tantangan sebagai ladang latihan jiwa. Dengan begitu, Anda akan memiliki mental yang tidak mudah retak oleh kerasnya kehidupan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
