Khazanah
Beranda » Berita » Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW
Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

 

SURAU.CO – Begini Cara Nabi Shollalloohu ‘alayhi wa sallam Memperlakukan Istrinya, dan Hendaklah Khususnya Ikhwan Salafiyyun Memperhatikan Serius Perkara Ini.

ﺍلاﺑﺘﺴﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ

Tersenyumlah di Hadapan Wajah Istri

Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda :

تبسُّمُكَ في وجْهِ أخيكَ لَكَ صدقةٌ

Sinergi Hukum dan Moralitas dalam Kitab Riyadus Shalihin: Membentuk Pribadi Muslim Utuh

‘Tersenyum di wajah saudara anda adalah sedekah. HR. Turmudzi dll. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohih Turmudzi [1956]: ‘Shohih’. (Sisi Pendalilan) ﻓﻜﻴﻒ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﺯﻭﺟﺘﻚ

Maka bagaimanakah lagi jika tersenyum di hadapan istrimu

ﻣﻼﻃﻔﺔ ﺍﻟﺰّﻭﺟﺔ ﺑﺈﻃﻌﺎﻣﻬﺎ

Bersikap lembut kepada istri saat menyuapi dia

Rosululloh shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

إنَّكَ لن تُنْفِقَ نفقةً تبتَغي بها وجهَ اللهِ عزَّ وجلَّ إلَّا أُجِرْتَ بها حتَّى ما تجعلُ في فَمِ امرأتِكَ

Menggali Makna Reformasi Birokrasi dan Semangat “Itqan” Demi Pelayanan Prima

‘Tidaklah anda memberikan nafkah kecuali anda akan mendapatkan pahala, sampaipun satu suapan yang anda berikan kemulut istri anda’. HSR. Bukhori [56]

ﻣﻼﻃﻔﺘﻬﺎ ﺑﺎﻟﺸّﺮﺏ ﻣﻦ ﺳﺆﺭﻫﺎ

Bersikap lembut kepadanya dengan meminum dari sisanya

‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa mengisahkan:

كُنْتُ أشْرَبُ وأَنَا حَائِضٌ، ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ فَيَضَعُ فَاهُ علَى مَوْضِعِ فِيَّ، فَيَشْرَبُ، وأَتَعَرَّقُ العَرْقَ وأَنَا حَائِضٌ، ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ فَيَضَعُ فَاهُ علَى مَوْضِعِ فِيَّ.

‘Dulu aku minum dalam keadaan haidh, lantas Rosululloh shollalloohu alayhi wa sallam  mengambil gelas minumanku tsb, lalu beliau meletakkan mulutnya ditempat mulutku meminum dari gelas tsb kemudian meminumnya, dan tidaklah aku minumkuah dalam keadaan haidh, (kecuali) kemudian Rasulullah shollalloohu alayhi wa sallam   mengambil tempat kuah tsb, lalu meletakkan bibir beliau ditempat bibirku, menyentuh tempat kuah tersebut, dan meminumnya’.  HSR. Muslim [300]

Menjaga Kehormatan Publik: Pelajaran Penting bagi Pejabat Negara

ﺍﻻﺗّﻜﺎﺀ ﻓﻲ ﺣﺠﺮﻫﺎ

Bersandar di pangkuannya

‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa mengisahkan:

أنَّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: كانَ يَتَّكِئُ في حَجْرِي وأَنَا حَائِضٌ، ثُمَّ يَقْرَأُ القُرْآنَ.

Sesungguhnya Rasulullah Rosululloh shollalloohu alayhi wa sallam   dahulu bersandar di pangkuanku (dalam satu riwayat menyandarkan kepalanya) sambil membaca Alqur’an yang padahal saat itu aku sedang haidh. HSR. Bukhori [297]; Muslim [301]

ﺍﻻﻏﺘﺴﺎﻝ ﻣﻌﻬﺎ ﻣﻦ ﺇﻧﺎﺀ ﻭﺍﺣﺪ

Mandi bersama istri dalam satu bejana

Dalam hadits yang bersumber dari ‘Aisyah, Ummu Salamah, Maimunah dan Ibnu ‘Umar rodhialloohu ‘anhum disebutkan:

ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﷺ ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻫﻮ ﻭﺯﻭﺟﺘﻪ ﻣﻦ ﺇﻧﺎﺀ ﻭﺍﺣﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻬﺎ : ﺃﺑﻘﻲ ﻟﻲ (ﺃﻱ ﺍﻟﻤﺎﺀ ) ﻭﺗﻘﻮﻝ ﻫﻲ : ﺃﺑﻖ ﻟﻲ “

Nabi shollalloohu alayhi wa sallam  dulu seringkali mandi bersama istrinya dari satu bejana, sampai beliau mengatakan pada istrinya : ‘Sisakan aku air’, dan istrinya pun mengatakan : ‘Sisakan aku air’. HSR. Bukhori [5955]; Muslim [321]; dll.

ﻣﻼﻋﺒﺔ ﺍﻟﺰّﻭﺟﺔ ﻭﻣﻤﺎﺯﺣﺘﻬﺎ

Mencandai istri dan bergurau bersamanya

Rosululloh shollalloohu ‘alayhi wa sallam berkata kepada Jabir bin Abdillah rodhialloohu ‘anhumaa :

فَهَلَّا بكْرًا تُلَاعِبُهَا وتُلَاعِبُكَ

’Mengapa kamu tidak menikahi gadis saja, sehingga kamu bisa kamu mencandai dia, dan diapun bisa mencandaimu ?’ HSR. Bukhori [5247]; Muslim [715]

Sementara itu ada hadits dari ‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa:

أنها كانت مع رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ في سفرٍ وهي جاريةٌ فقال لأصحابِه تقدَّموا فتقدَّموا ثم قال تعالَيْ أُسابقُكِ فسابقتُه فسبقتُه على رجلي فلما كان بعد خرجتُ معه في سفرٍ فقال لأصحابِه تقدَّموا ثم قال تعالَيْ أُسابقُكِ ونسيتُ الذي كان وقد حمَلتُ اللحمَ فقلتُ وكيف أُسابقُكَ يا رسولَ اللهِ وأنا على هذه الحالِ فقال لَتفعَلِنَّ فسابقتُه فسبقَني فقال هذه بتلكِ السَّبقةِ

bahwasanya beliau bersama Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam dalam sebuah safar, yang  saat itu beliau (‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa) masih remaja. Lantas Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam berkata kepada para sahabatnya rodhialloohu ‘anhum : ‘Silakan kalian duluan jalan ke depan’, maka merekapun jalan ke depan.

Lalu beliau berkata kepada Aisyah rodhialloohu ‘anhaa : ‘Kemarilah, (Ayo kita lomba lari), dan Aku akan mengalahkanmu’. HR.Ahmad [24118]. Kata al Albani rohimahulloh dalam al Irwa [V:327]:’Sanadnya shohih, seluruh perawinya terpercaya, perwayinya Bukhori-Muslim’.

ﻣﻌﺎﻭﻧﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﺷﺆﻭﻥ ﺍﻟﺒﻴﺖ

Membantu Pekerjaan Istri di Rumah

‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa pernah ditanya,

ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﷺ ﻳﻌﻤﻞ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻪ ؟

‘Apa sih yang biasa dilakukan oleh Rosululloh shollaloohu ‘alayhi wa sallam saat ada di rumahnya ?’

Aisyah rodhialloohu ‘anhaa menjawab

ما كان إلَّا بشَرًا مِن البشَرِ كان يَفْلي ثوبَه ويحلُبُ شاتَه ويخدُمُ نفسَه

‘Beliau pada dasarnya manusia biasa sama seperti yang lainnya, beliau menjahit bajunya, memerah susu kambing, dan mengurus kebutuhannya’. HR. Ibnu Hibban [5675]; Bukhori dalam Aadabul Mufrod, dll. Kata al Albani rohimaahulloh dalam Shohih Aadabul Mifrod [420]:’Shohih’)

ﺗﻨﻈﻴﻒ ﺍﻟﻔﻢ ﻣﻦ ﺃﺟﻠﻬﺎ

Membersihkan mulut untuk (kenyamanan) istrinya

‘‘Aisyah rodhialloohu ‘anha mengkhabarkan:

أنَّ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ كانَ إذا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بالسِّواكِ.

“Kebiasaan Rosululloh shollalloohu ‘alayhi wa sallam jika masuk rumah, beliau mengawali dengan bersiwak”. HSR. Muslim [253]

ﻭﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺘّﻄﻴّﺐ ﻭﺍﻟﺘّﺰﻳّﻦ ﻟﻬﺎ :

Termasuk hal tersebut  adalah memakai parfum dan berhias untuk sang istri

Ibnu ‘Abbas rodhialloohu ‘anhumaa berkata:

إني لأتزين لامرأتي كما تتزين لي

‘Sesungguhnya saya menyukai untuk berhias untuk dirinya (istri), sebagaimana aku menyukai dirinya berhias untuk diriku’. HR Ibnu abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya [X:210], dll. Kata Ibnul Muflih dalam al Furu’ [VIII:380] :’sanadnya hasan’.

ﻳﻨﺎﺩﻳﻬﺎ ﺑﺘﺮﺧﻴﻢ ﺍﺳﻤﻬﺎ ﻭﺑﺄﺳﻤﺎﺀ ﻭﻛُﻨﻰ ﺗﺤﺒّﻬﺎ

Memanggil istri dengan selembut-lembutnya sebutan, dan (atau) dengan nama dan kunyah yang dia sukai

ﻛﺎﻥ ﷺ ﻳﻘﻮﻝ ﻟـ [ ﻋﺎﺋﺸﺔ ] : ” ﻳﺎ ﻋﺎﺋﺶ ،ﻳﺎ ﻋﺎﺋﺶ ﻫﺬﺍ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻳﻘﺮﺋﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ “

‘Rosululloh shollalloohu ‘alayhi wa sallam dahulu senantiasa memanggil Aisyah rodhialloohu ‘anhaa dengan panggilan ‘Ya AISY’, (dalam riwayat) wahai ‘Aisy, ini Jibril ‘alayhis salam berkirim salam untukmu. HSR. Bukhori (6201); Muslim (2447)

ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻌﺎﺋﺸﺔ ﺃﻳﻀﺎ : ” ﻳﺎ ﺣﻤﻴﺮﺍﺀ “

Dan terkadang beliau memanggail ‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa dengan :’Ya humayroo’. HR. Nasa’i dalam al Kubro [VIII:181]. Kata al Albani rohimahulloh dalam as Shohih [VII:818]:’Shohih’.

ﻭﺍﻟﺤﻤﻴﺮﺍﺀ ﺗﺼﻐﻴﺮ ﺣﻤﺮﺍﺀ ﻳﺮﺍﺩ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﺒﻴﻀﺎﺀ

Humairah, bentuk tasghir  dari kata hamroo (merah) yang di maksudkan dengannya adalah (merah namun lebih mendekati) putih’

Dan ‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa pernah berkata kepada (suaminya) Rosululloh shollalloohu ‘alayhi wa sallam :

يا رسولَ اللهِ كُلُّ نسائِك لها كُنيةٌ غيري

‘Ya Rosululloh -shollalloohu ‘alayhi wa sallam- semua istri Anda memiliki kun-yah kecuali aku (maka mohon berilah aku juga kun-yah)

فقال لها رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : اكتَني بابنِك عبدِ اللهِ

Maka beliau pun berkata kepadanya  ‘Kun-yahmu adalah ‘ummu abdillah’. (HR.Ahmad [25530] dll. Kata al Albani rohimahulloh dalam as Shohihah [I:255]:’Shohih’.

ﻏﺾ ﺍﻟﻄﺮﻑ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ ﻧﻘﺎﺋﺼﻬﺎ

Menutup Mata dari Sebagian aib yang ada pada istrinya

Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

لا يفرَك مؤمنٌ مؤمنةً إن سخِطَ منْها خُلقًا رضِيَ منْها آخرَ

‘Janganlah seorang mukmin (suami) membenci seorang mukminah (istri), jika dia tidak menyukai dari suatu akhlak (dari istrinya), (maka boleh jadi) dia ridho pada sebagian akhlaknya yang lain. HSR Muslim [1469]

ﻣﻮﺍﺳﺎﺓ ﺍﻟﺰّﻭﺟﺔ ﻭﻣﺴﺢ ﺩﻣﻮﻋﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺑﻜﺖ

Menghibur istri dan mengusap air matanya jika istri sedang menangis

Anas rodhialloohu ‘anhu mengisahkan:

كَانَتْ صَفِيَّةُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، وَكَانَ ذَلِكَ يَوْمَهَا ، فَأَبْطَأْتُ فِي الْمَسِيرِ، فَاسْتَقْبَلَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ تَبْكِي وَتَقُولُ: حَمَلْتَنِي عَلَى بَعِيرٍ بَطِيءٍ؟! فَجَعَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ بِيَدَيْهِ عَيْنَيْهَا وُيُسْكِتُهَا

Pada suatu safar Rosululloh shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersama Shofiyah rodhialloohu ‘anhaa -karena hari tersebut adalah hari giliran beliau untuk mendampingi Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam.

Namun ia (Shofiyah rodhialloohu ‘anha) berjalan ketinggalan (di atas untanya) karena untanya berjalan lambat, dan hal itu menyebabkan Shofiyah rodhialloohu ‘anhaa menangis seraya berkata ‘Engkau membawaku di atas unta yang lamban.’
Maka Rasulullah datang dan menyeka air matanya dan menenangkannya. HR. Nasa’i [9117] dll. Dalam kitab al Huquuq Zawjiyyah fi as Sunnah an Nabawiyyah (hal.82-83) dikatakan : ’sanadnya hasan’.

ﺗﺤﻤّﻞ ﻧﻘﺎﺷﻬﺎ

Sabar atas Kritikan Istri

Umar bin Khoththob rodhiallohu ‘anhu mengisahkan tentang bagaiamana beliau dulu pernah berdebat dengan istrinya, dan istri beliau terkadang mendebatnya

فَصَخِبْتُ عَلَى امْرَأَتِي فَرَاجَعَتْنِي فَأَنْكَرْتُ أَنْ تُرَاجِعَنِي قَالَتْ وَلِمَ تُنْكِرُ أَنْ أُرَاجِعَكَ فَوَاللَّهِ إِنَّ أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُرَاجِعْنَهُ

‘… Kemudian aku mengajak isteriku berdiskusi, lalu ia pun mendebat (mengkritisi) argumentasiku’. Aku mengingkari akan perlakuannya itu. Ia pun berkata, “Kenapa kamu tidak mengajakku berdiskusi? Demi Allah, sesungguhnya para istri-istri rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam mengajak beliau berdiskusi. HSR.Bukhori [5191];  Muslim [1479]

ﻻ ﻳﻌﻴﺐ ﻃﻌﺎﻣﻬﺎ

Tidak mencela masakan/makanannya

Abu Hurairoh rodhialloohu ‘anhu menceritakan:

ما عَابَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ طَعَامًا قَطُّ؛ إنِ اشْتَهَاهُ أكَلَهُ، وإلَّا تَرَكَهُ.

‘Tidak pernah sama sekali Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam mencela makanan, jika berselera, beliau memakannya, dan jika tidak, maka beliau pergi meninggalkannya (tanpa mencela masakan tersebut)’. HSR. Bukhori [3563]

ﺷﻜﺮُﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﺪّﻣﻪ

Berterimakasih kepada istri atas apa yang telah dia lakukan

Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

من لم يشكرِ النَّاسَ لم يشكرِ اللَّهَ

‘Barangsiapa yang tidak berterimaksih kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah’. HR. Turmudzi [1955] dll.  Kata Syaikh al Albani rohimahulloh dalam Shohih Turmudzi [1955]:’shohih’.

ﺇﻛﺮﺍﻡ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﻭﺻﺪﻳﻘﺎﺗﻬﺎ

Memuliakan Keluarga Istri dan Para Teman Dekat/Sahabat Mereka

‘Aisyah rodhilalloohu ‘anhaa mengisahkan:

وإنْ كان لَيذبحُ الشَّاةَ فَيَتَتَبَّعُ بِها صدايقَ خديجةَ فَيُهْدِيها لهُنَّ

‘Jika Rosululloh shollalloohu ‘alayhi wa sallam menyembelih kambing, maka beliau mencari teman-teman dekat khodijah-rodhialloohu ‘anhaa-, lantas menghadiahkan daging kambing kepada mereka’. HSR. Bukhori [3818]; Muslim [2435]; dll.

ﺇﻋﻼﻥ ﺍﻟﺘﻤﺴّﻚ ﺑﻬﺎ

Menampakkan Sikap Penjagaan Pada Istri

‘Aisyah rodhilalloohu ‘anhaa mengisahkan terkait kisah Ummu Zar’i dan suaminya, di mana suaminya telah berbuat baik pada dirinya, namun (sayangnya) ia menceraikannya, maka lalu Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam berkata kepada ‘Aisyah rodhilalloohu ‘anhaa  :

يا عائشةُ ! كنتُ لك كأبي زرعٍ لأمِّ زرعٍ ، إلا أنَّ أبا زرعٍ طلَّق ، و أنا لا أُطلِّقُ .

Wahai ‘Aisyah, ibarat aku terhadap dirimu adalah seperti Abu Zar’i kepada Ummu Zar’I, hanya saja  namun aku sungguh tidak akan menceraikanmu !’.  HR Thobroni [270]. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohihul Jami’ [141]:’Shohih’.

ﺍﻻﻫﺘﻤﺎﻡ ﺑﻬﺎ ﻓﻲ ﺃﺯﻣﺎﺗﻬﺎ ﻭﺭﻗﻴﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﺣﺎﻝ ﻣﺮﺿﻬﺎ

Memberi Pehatian Lebih Extra Kepada Istrinya Manakala Istri Dalam Kondisi Sulit, dan Meruqyahnya di Kala Sedang Sakit

‘Aisyah mengisahkan peristiwa saat saat dirinya diterpa isyu IFK (fitnah keji pada ‘Aisyah rodhialloohu ‘anha):

ﻛﻨﺖ ﺇﺫﺍ ﺍﺷﺘﻜﻴﺖ ﺭﺣﻤﻨﻲ ﷺ ، ﻭﻟﻄﻒ ﺑﻲ، ﻓﻠﻢ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﺑﻲ ﻓﻲ ﺷﻜﻮﺍﻱ ﺗﻠﻚ ﻓﺄﻧﻜﺮﺕ ﺫﻟﻚ ﻣﻨﻪ ﻛﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﺩﺧﻞ ﻋﻠﻲ ﻭﻋﻨﺪﻱ ﺃﻣﻲ ﺗﻤﺮّﺿﻨﻲ ﻗﺎﻝ : ﻛﻴﻒ ﺗﻴﻜﻢ ! ﻻ ﻳﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ

“Dulu (sebelum munculnya fitnah Ifk), kalau aku sedang sakit, maka beliau begitu(semakin)  dan bersifat amat lembut menyayangiku. (Namun) beliau tidak melakukan hal itu ketika aku sedang sakit di peristiwa ifk itu, maka aku pun mengingkari sikapnya tersebut.
Beliau (saat sakitnya ‘Aisyah rodhialloohu ‘anhu bersama fitnah ifk -pent) masuk kepadaku yang sedang sakit dan ibuku ada disampingku, beliau (hanya) berkata : ‘Bagaimana keadaanmu?’; dan tidak menambah sedikitpun dari ucapannya tersebut’. HSR.Bukhori [2661]

Dalil lainnya: ‘Aisyah rodhialloohu ‘anhaa mengisahkan:

كان إذا مرِض أحدٌ مِن أهلِ بيتِه نفَث علَيهِ بالمعوِّذاتِ
‘Dulu jika salah seorang keluarga (istri) nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam) sakit, maka beliau (meruqyahnya) dengan meniup pada tempat yang sakit tersebut dengan membaca  surat perlindungan (al Ikhlash, al Falaq, dan an Naas)
(HSR. Muslim [2192]

ﺇﻋﺎﻧﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

Membantu Istri Menumbuhkan Sikap Ta’at Kepada Allah Ta’ala

Nabi shollalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda:

رحِمَ اللَّهُ رجلًا قامَ مِن اللَّيلِ فصلَّى وأيقظَ امرأتَه ، فإن أبَتْ نضحَ في وجهِها الماءَ ، رحِمَ اللَّهُ امرأةً قامَت مِن اللَّيلِ وصلَّتْ وأيقظَتْ زَوجَها فإن أبَى نضَحَتْ في وجهِه الماءَ

” Allah merahmati seorang (suami) yang bangun malam kemudian shalat, lalu DIA membangunkan pula istrinya (untuk sholat malam). jika istri tidak mau bangun. maka dia mencipratkan air ke wajahnya (agar mau bangun untuk sholat malam)’. HR. Abu Dawud. Kata al Albani rohimahulloh dalam Shohih Abi Dawud  [1450]:’hasan shohih’.

ﺍﻟﻮﺛﻮﻕ ﺑﻬﺎ ﻭﻋﺪﻡ ﺗﺨﻮﻳﻨﻬﺎ

Menaruh Kepercayaan Pada Istrinya dan Tidak Mudah Mencurigainya

Jaabir bin ‘Abdillah rodhialloohu ‘anhumaa mengatakan:

نَهَى رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ لَيْلًا يَتَخَوَّنُهُمْ، أَوْ يَلْتَمِسُ عَثَرَاتِهِمْ
Rosululloh  shollalloohu ‘alayhi wa sallam melarang seorang Suami mengetuk pintu istrinya di malam hari saat suami baru pulang dari perjalanan, dan melarang untuk mengkhianati atau mencari- kesalahan istri’. HSR. Bukhori [1801]; Muslim [715]

Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin, wa shollalloohu ‘alaa Muhammadin. (Beriksaid)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement