SURAU.CO-Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari dalam Al-Hikam menerangkan:
“Allah Swt. mendatangkan gangguan lewat tangan mereka agar kita tidak merasa tenang bersama mereka. Dia ingin membuat kita resah terhadap segala sesuatu agar tidak ada sesuatu pun yang menyibukkan kita dari-Nya.”
Taat Beribadah Namun Mendapatkan Celaan dari Manusia
Kita rajin menjalankan berbagai ketaatan dan ibadah kepada Allah Swt., namun yang kita dapatkan justru cacian dan celaan dari orang-orang yang berada di sekitar kita. Jangan takut dan jangan pula bersedih. Allah Swt. sengaja melakukan hal itu dengan berbagai hikmah yang sudah ada dalam ilmu-Nya. Di antaranya adalah agar kita tidak tergila-gila dengan penghargaan dan penghormatan mereka. Jikalau sampai terjadi, maka kita akan menjadi hamba dari sesuatu yang kita inginkan. Dan Allah Swt. tidak menginginkan seorang pun dari hamba-Nya menjadi hamba kepada selain-Nya. Dia-lah yang menciptakan kita dan memberikan rezeki kepada kita. Maka, bagaimana mungkin kita mempersembahkan ubudiyah (penghambaan) kita kepada selain-Nya?
Selain itu, penghinaan yang kita terima adalah penghinaan juga bagi nafsu syahwat. Bukankah nafsu kita selalu menginginkan kemuliaan, keagungan, disanjung, dan dipuji? Jikalau kita membiarkan semua itu, maka amalan yang kita lakukan selama ini akan sia-sia belaka. Jadi, ini adalah salah satu kasih sayang-Nya kepada kita. Sehingga, kita mendapatkan pahala seutuhnya dari ibadah yang kita lakukan.
Hikmah lain yang bisa kita petik dari tindakan buruk ini adalah teguran bagi kita. Bisa jadi, kita telah bermaksiat kepada-Nya tanpa kita sadari atau memang sengaja kita lakukan. Sehingga Allah Swt. memberikan kepada kita melalui hinaan orang-orang yang berada di sekitar kita. Ini bukanlah azab bagi kita, tetapi justru bentuk kasih sayang-Nya karena Dia tidak membiarkan kita larut dalam maksiat.
Hikmah paling besar yang bisa kita dapatkan adalah kembalinya kita kepada-Nya. Jikalau kita sudah merasa resah dan sedih dengan semua kejadian yang tidak mengenakkan, maka tidak ada tempat mengadu kecuali kepada-Nya. Jikalau selama ini ibadah kita masih mengharapkan pujian dan sanjungan, maka kejadian ini justru akan menyadarkan kita untuk ikhlas beribadah dan hanya mengharapkan rida-Nya. Persembahkanlah ibadah kita seutuhnya untuk mendapatkan keridaan-Nya. Jangan pernah menyekutukan-Nya.
Setan Tidak Akan Membiarkan Kita
Syekh Ibnu ‘Athaillah mewanti-wanti:
“Jikalau kita mengetahui bahwa setan tidak pernah lalai dari kita, maka janganlah kita lalai dari Zat yang kehidupan kita berada di tangan-Nya.”
Semenjak Iblis la’natullah menentang perintah Allah Swt. untuk bersujud kepada Adam As., maka Allah Swt. sudah menetapkan permusuhan abadi di antara keduanya. Iblis, setan, dan semua pengikutnya tidak akan pernah membiarkan kita berada di jalan ketaatan. Mereka akan berusaha melakukan apa pun agar kita tersesat.
Kita harus tahu bahwa mereka tidak akan pernah melupakan permusuhan itu dengan kita. Selama bumi ini masih ada dan kiamat belum terjadi, maka perang di antara keduanya tidak akan pernah berakhir. Tujuannya hanya satu, agar kita bisa menemani mereka di dalam neraka. Oleh karena itu, kita jangan pernah lalai mengingat tipu daya setan, sebagaimana kita juga tidak boleh lalai mengingat Allah Swt., Zat yang menentukan kehidupan kita dan kehidupan mereka.
Jikalau kita mengisi hati kita dengan ketaatan, maka setan akan menjauhi kita. Sebaliknya, jikalau hati kita dipenuhi maksiat, maka kita akan jauh dari ketaatan. Siap siaga selalu, dan jangan pernah sekali pun mau mengikuti godaan setan. Ingatlah kepada Allah Swt., Zat Yang Maha Kuasa.(St.Diyar)
Referensi : Atha’illah as-Sakandari, Kitab Al-Hikam (penerjemah : D.A. Pakih Sati)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
