SURAU.CO – Kitab ‘Aqidatul Awam merupakan salah satu karya paling populer dalam khazanah ilmu tauhid di dunia Islam, terutama di lingkungan pesantren Nusantara. Sebagai karya berbentuk nadzam, kitab ini telah menjadi pegangan dasar bagi para pelajar pemula untuk memahami fondasi akidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Dengan gaya bahasa yang sederhana serta bentuk syair bahr rajaz yang mudah dihafal. Karya monumental ini mampu mengantarkan banyak santri untuk mengenal konsep-konsep awal ketuhanan dan kenabian. Tidak mengherankan, popularitas kitab ini tentu tidak terlepas dari sosok penyusunannya, yaitu Imam al-Marzuki. Seorang ulama besar madzhab Maliki yang memiliki kontribusi luas dalam pengajaran ilmu keislaman.
Ilmu tauhid menempati posisi vital dalam disiplin ilmu Islam. Menurut para ulama, akidah merupakan fondasi utama yang menentukan lurus atau tidaknya keyakinan seorang Muslim. Ilmu fikih mengatur praktik ibadah dan muamalah, atau tasawuf yang membina akhlak dan kesucian jiwa. Sedangkan ilmu tauhid membahas inti keimanan, seperti mengenal Allah dan para rasul-Nya. Oleh karena itu, memulai belajar agama dengan memantapkan akidah merupakan prinsip yang telah mengakar kuat dalam tradisi pesantren.
Kitab ‘Aqidatul Awam hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut. Sebagai matan dasar, nadzam ini menuntun para pemula untuk memahami rukun iman, sifat-sifat wajib bagi Allah dan Rasulullah, serta konsep-konsep pokok dalam ushuluddin. Banyak pesantren menggunakan kitab ini sebagai bacaan hafalan.
Biografi Singkat Imam al-Marzuki
Nama lengkap pengarang kitab ini adalah al-Imam al-‘Allamah Ahmad bin Muhammad bin Ramadlan bin Manshur al-Makki al-Marzuki al-Maliki al-Husain al-Hasani. Ia memiliki kunyah Abu Fauz dan lebih dikenal dengan nama al-Marzuki, sebuah nisbah yang merujuk pada leluhurnya, al-‘Arif billah Marzuki al-Kifafi. Informasi ini tercatat dalam Fathu al-‘Allam Syarh Mandzumah ‘Aqidatul Awam, halaman 11.
Imam al-Marzuki lahir di Sibbat, Mesir, sekitar tahun 1205 H. Lokasi kelahirannya berada dekat sebuah lembah di wilayah tersebut. Pada masa mudanya, ia memulai perjalanan intelektual menuju Tanah Haram dan menekuni ilmu-ilmu agama, terutama fikih dan tradisi keilmuan madzhab Imam Malik. Setelah menghabiskan masa panjang dalam proses menimba ilmu, para ulama di Makkah kemudian mempercayakan kepadanya tugas mengajar. Dari sinilah ia tumbuh menjadi seorang mufti besar dengan fatwa-fatwa yang berpengaruh dalam lingkup madzhab Malikiyah, sebagaimana tercatat dalam Khulasotul Kalam Syarh Nadzom ‘Aqidatul Awam, halaman 7.
Guru dan Rihlah Keilmuan
Syeikh al-Kabir Sayyid Ibrahim al-‘Ubaidi adalah guru yang memiliki pengaruh kuat dalam perjalanan ilmiah Imam al-Marzuki. Melalui beliau, Imam al-Marzuki mempelajari qiraat yang sepuluh (qira’at al-‘asyrah) melalui dua jalur terkenal: as-Syathibiyah dan ad-Durrah. Ia juga mempelajari qiraat al-‘asyr kubra melalui jalur an-Nasr. Penguasaan yang mendalam dalam ilmu qiraat ini menunjukkan bahwa Imam al-Marzuki bukan hanya ahli dalam tauhid, tetapi juga seorang qari dan ulama Al-Qur’an yang kompeten.
Imam al-Marzuki melahirkan banyak murid yang kelak menjadi tokoh penting dalam keilmuan Islam, di antaranya:
- Syeikh Ahmad Dahman (1260–1345 H)
- Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (1232–1304 H), seorang mufti besar Makkah dan ulama yang sangat berpengaruh di abad ke-19
- Syeikh Ahmad bin Ali bin Sayyid Muhammad al-Halwani al-Kabir (1228–1307 H), seorang guru besar qiraat di wilayah Syam yang dikenal dengan gelar ar-Rifa’i
Keberadaan para murid besar ini menunjukkan luasnya pengaruh dan reputasi ilmiah Imam al-Marzuki di dunia Islam.
Karya-Karya Imam al-Marzuki
Imam al-Marzuki termasuk ulama yang prolifik. Beliau meninggalkan sejumlah karya penting yang menunjukkan keluasan ilmunya, tidak hanya dalam bidang tauhid, tetapi juga dalam fikih, bahasa, qiraat, hingga ilmu falak. Beberapa di antara karya-karyanya antara lain:
- Matan ‘Aqidatul Awam – karya paling terkenal yang menjadi pegangan dasar dalam ilmu tauhid.
- Tahsilu Naili al-Marom Syarh ‘Aqidatul Awam – syarah atas nadzam tersebut.
- Bulugul Marom li Bayani Alfadli Maulid Sayyid al-Anam – karya yang menjelaskan keutamaan Nabi Muhammad SAW.
- al-Fawaid al-Marzukiyah Syarh al-Ajrumiyah – komentar atas kitab nahwu dasar al-Ajrumiyah.
- Mandzumatun fi ‘Ilmi Falak – nadzam mengenai ilmu falak.
- Mandzumatun ‘Ishmatu al-Anbiya’ – nadzam tentang kemaksuman para nabi.
Keragaman karya ini menunjukkan kapasitas intelektual beliau yang luas dan mendalam.
Wafatnya Imam al-Marzuki
Imam al-Marzuki wafat pada tahun 1281 H dan dimakamkan di Ma’la, sebuah kompleks pemakaman tua di Makkah, tempat peristirahatan banyak tokoh besar. Informasi ini tercatat dalam Fathu al-‘Allam Syarh Mandzumah ‘Aqidatul Awam, halaman 11.
Hingga saat ini, karya beliau—khususnya ‘Aqidatul Awam—tetap menjadi rujukan utama dalam pengajaran akidah dasar. Pesantren, madrasah, dan lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia masih menjadikan nadzam ini sebagai bahan ajar wajib. Kemudahan dalam menghafal dan kedalaman makna membuat karya ini tetap relevan lintas zaman.
Sayyid Ahmad al-Marzuki bukan sekadar pengarang matan ringkas, tetapi seorang ulama besar dengan kontribusi keilmuan yang luas. Perjalanan rihlah ilmiahnya, kedalaman penguasaan terhadap berbagai disiplin ilmu, serta karya-karya monumentalnya memperlihatkan bahwa ‘Aqidatul Awam lahir dari tangan seorang ahli ilmu yang sangat kredibel. Dengan demikian, mengenal beliau lebih dekat menjadi langkah penting untuk memahami keagungan tradisi keilmuan Islam yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
