Khazanah
Beranda » Berita » Kitab Aqidatul Awam: Syair Ringkas Ilmu Tauhid untuk Pemula

Kitab Aqidatul Awam: Syair Ringkas Ilmu Tauhid untuk Pemula

Kitab Aqidatul Awam: Syair Ringkas Ilmu Tauhid untuk Pemula
Ilustrasi

SURAU.CO – Ilmu tauhid berdiri sebagai fondasi utama ajaran Islam. Pesantren-pesantren di Nusantara menjadikannya pelajaran wajib sejak tingkat dasar karena tauhid membahas inti keyakinan yang tidak bisa umat Islam tawar. Jika fiqih mengatur perilaku lahiriah dan tasawuf membina akhlak batin, maka tauhid memurnikan keimanan setiap Muslim. Para ulama memandang tiga ilmu ini—tauhid, fiqih, dan tasawuf—sebagai representasi iman, Islam, dan ihsan sebagaimana Nabi jelaskan dalam hadis Jibril.

Seorang Muslim tidak cukup hanya rajin beribadah. Ketika keyakinannya salah, Allah tidak menerima ibadah itu meskipun ibadah tersebut tampak benar secara lahiriah. Karena itu, setiap mukallaf wajib mempelajari tauhid secara global sebagai fardhu ‘ain. Adapun pendalaman dalil-dalilnya termasuk fardhu kifayah.

Imam an-Nawawi menegaskan empat pilar agama dan memasukkan “sehatnya keyakinan” sebagai salah satunya. Syekh Ibrahim al-Baijuri menjelaskan dalam Tuhfatul Murid Syarh Jauharah at-Tauhid bahwa seseorang menempuh jalan keyakinan yang sehat ketika ia menetapi aqidah Ahlussunnah wal Jamaah (Asy‘ariyah dan Maturidiyah). Dengan kata lain, akidah yang benar membangun pondasi bagi seluruh amal seorang hamba.

Pesantren mengatur pembelajaran tauhid secara sangat sistematis. Pada tingkat dasar, para santri memulai perjalanan intelektual mereka menggunakan kitab ‘Aqidatul ‘Awam, sebuah mandhûmah pendek tetapi padat yang merangkum pokok-pokok aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Setelah itu, mereka melanjutkan ke kitab yang lebih tinggi seperti Kifayatul ‘Awam, Tuhfatul Murid, atau Al-Iqtishad fi al-I‘tiqad.

Biografi Singkat Syekh Ahmad al-Marzûqi

Syekh Ahmad al-Marzûqi, penyusun Aqidatul Awam, hidup sebagai salah satu ulama terkemuka di Makkah pada abad ke-13 Hijriah. Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Muhammad Ramadhan bin Manshur al-Makki al-Marzûqi al-Maliki al-Husaini al-Hasani.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Beliau lahir di Mesir pada tahun 1205 H. Setelah itu, beliau menempuh pendidikan di Makkah dan mengajar di Masjidil Haram. Para ulama pada masa itu sangat menghormati beliau karena keluasan ilmu, ketakwaan, dan kezuhudannya. Banyak murid beliau tumbuh menjadi ulama besar, seperti Sayyid Ahmad Zaini Dahlan dan Syekh Ahmad Dahman.

Syekh al-Marzûqi menulis beberapa karya penting selain Aqidatul Awam, seperti Tahshil Naylil Maram, syarah resmi mandhûmah tersebut, dan al-Fawaid al-Marzûqiyah, syarah atas kitab Jurûmiyah. Beliau wafat pada tahun 1281 H dan para muridnya mengantarkan jenazah beliau ke pemakaman Jannatul Mu’alla di Makkah.

Kisah Penyusunan Aqidatul Awam

Kisah penyusunan Aqidatul Awam menyimpan keunikan yang membuat banyak orang memandang kitab ini sebagai karya yang sangat istimewa. Dalam beberapa kitab syarahnya, para ulama menceritakan bagaimana Syekh al-Marzûqi menerima mandhûmah ini melalui mimpi yang sangat jelas.

Pada suatu malam, beliau bermimpi melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat. Rasulullah meminta beliau membaca sebuah syair tauhid. Ketika beliau menanyakan syair apa yang Rasulullah maksud, Rasulullah langsung mendiktekan bait-bait awalnya. Syekh al-Marzûqi mendengarkan dengan penuh adab dan mengikuti bacaan Rasulullah bait demi bait.

Ketika beliau bangun, beliau mendapati seluruh syair itu melekat dalam ingatannya dari awal hingga akhir. Pada malam berikutnya, Allah kembali mempertemukan beliau dengan Rasulullah dalam mimpi. Rasulullah meminta beliau melafalkan ulang seluruh mandhûmah itu, dan para sahabat mengucapkan “amin” setiap kali beliau menutup satu bait. Setelah itu, Rasulullah mendoakan agar syair tersebut membawa keberkahan bagi Syekh al-Marzûqi dan seluruh umat Islam yang mempelajarinya.

Sikap yang Benar Terhadap Musibah

Setelah dua mimpi itu, banyak orang mendatangi Syekh al-Marzûqi dan meminta syair tersebut. Beliau menyampaikan mandhûmah itu sesuai hafalannya, lalu beliau menambahkan beberapa bait penutup. Di antara tambahan itu terdapat bait terkenal:

وَكُلُّ مَا أَتَى بِهِ الرَّسُوْلُ # فَحَقُّهُ التَّسْلِيْمُ وَالْقَبُوْلُ

“Setiap ajaran yang Rasul bawa menuntut kita untuk menerima dan tunduk kepadanya.”

Beliau kemudian menamai mandhûmah tersebut dengan nama Aqidatul Awam sebagai ringkasan kewajiban akidah yang harus kaum Muslim miliki.

Isi Kandungan Aqidatul Awam

Syekh al-Marzûqi menyusun Aqidatul Awam dalam 57 bait dengan susunan yang sangat terstruktur. Beliau membuka syair dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah. Setelah itu, beliau menjelaskan sifat-sifat Allah yang wajib, mustahil, serta sifat jaiz-Nya.

Filosofi Bathok Bolu Isi Madu: Kemuliaan Hati di Balik Kesederhanaan

Beliau juga menerangkan sifat-sifat para Rasul, menyebut nama 25 Nabi, mengenalkan malaikat dan menyebut sepuluh nama malaikat utama. Ia menjelaskan empat kitab samawi, keharusan menerima semua ajaran Rasul, iman kepada hari kiamat, kisah Isra’ Mi’raj, serta penetapan kewajiban shalat.

Beliau menutup mandhûmah itu dengan doa dan harapan agar syair tersebut menjadi pegangan dasar yang menguatkan akidah umat Islam.

Bahasanya yang ringan dan berirama membuat para santri pemula mudah menghafalnya. Namun kandungannya yang padat mendorong banyak ulama menulis syarah untuk menjelaskan setiap baitnya secara lebih dalam.

Popularitas Aqidatul Awam mendorong para ulama menulis banyak syarah untuk memperdalam pemahamannya. Beberapa syarah penting itu meliputi:

  • Tahshil Naylil Maram karya Syekh al-Marzûqi
  • Nurudh Dhalam karya Syekh Nawawi al-Bantani
  • Jalâul Afhâm karya KH. M. Ihya’ Ulumiddin
  • Tashil al-Maram karya Syekh Ahmad al-Qath’ani

Melalui syarah-syarah ini, para santri tidak hanya menghafal bait-bait mandhûmah, tetapi juga memahami makna akidah Ahlussunnah secara sistematis dan mendalam.

Kitab Aqidatul Awam membuka pintu pertama bagi santri untuk mempelajari akidah Ahlussunnah wal Jamaah. Mandhûmah ini tampil singkat, tetapi ia merangkum inti keimanan yang wajib setiap Muslim ketahui. Kisah penyusunannya, ketangguhan ulama yang menulisnya, serta kedalaman maknanya menjadikan Aqidatul Awam tetap relevan dan terus para kiai ajarkan hingga hari ini.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement