SURAU.CO – Pendidikan akhlak di pondok pesantren membentuk karakter santri sejak dini. Salah satu kitab yang menjadi pedoman utama dalam pembelajaran akhlak adalah Taisirul Kholaq karya Syaikh Al-Hafidz Hasan Al-Ma’sudi. Kitab ini menawarkan pendekatan sistematis dan praktis untuk memahami akhlak, sehingga pelajar lebih mudah menerapkan nilai-nilai moral dan etika Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kitab Taisirul Kholaq berarti “kemudahan dalam akhlak”. Sesuai dengan namanya, kitab ini mempermudah pembelajaran akhlak bagi para pelajar, khususnya tingkat dasar. Kitab ini menekankan tidak hanya pemahaman teoritis, tetapi juga praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, santri dapat membedakan akhlak baik dan buruk serta menginternalisasikannya dalam perilaku sehari-hari. Struktur kitab yang ringkas memudahkan pemula memahami akhlak dengan cara yang lebih efektif dan menyenangkan.
Biografi Penulis: Hafidz Hasan Al-Ma’sudi
Hafidz Hasan Al-Ma’sudi memiliki latar belakang keilmuan yang sangat kuat. Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Husayn bin Ali al-Mas’udi. Lahir di Baghdad, Iran, menjelang abad ke-9 Masehi, beliau menempuh pendidikan awal dari ayahnya dan tumbuh menjadi ulama yang menguasai berbagai ilmu, baik agama maupun pengetahuan umum pada zamannya.
Selain itu, beliau termasuk keturunan Abdullah bin Mas’udi, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Tradisi keilmuan dan akhlak melekat dalam garis keturunannya. Hasan Al-Ma’sudi wafat di Fustat, Mesir, pada tahun 345 H/1956 M. Kiprah beliau dalam dunia pendidikan dan penulisan kitab akhlak menjadikannya tokoh yang dihormati, dan karyanya tetap relevan hingga kini.
Relevansi Kitab Taisirul Kholaq
Kitab Taisirul Kholaq menekankan bahwa pendidikan akhlak harus dimulai sejak dini. Prinsip ini sejalan dengan pendidikan pesantren yang menempatkan akhlak sebagai fondasi karakter santri sebelum mereka menekuni ilmu lainnya. Kitab ini menyajikan materi secara sistematis dan mudah dipahami. Bab-bab dalam kitab membahas berbagai adab, mulai dari adab terhadap guru, adab makan dan minum, hingga adab belajar. Dengan pendekatan ini, santri tidak hanya mempelajari akhlak secara teori, tetapi juga langsung mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain aspek kognitif, kitab Taisirul Kholaq menekankan pembentukan aspek afektif dan psikomotorik santri. Santri belajar memahami konsep akhlak, merasakannya, menilainya, dan mempraktikkannya dalam tindakan nyata. Misalnya, guru mengajarkan santri untuk bersikap sabar, jujur, dan rendah hati dalam interaksi sehari-hari. Pendekatan ini membantu santri menginternalisasi akhlak, sehingga perilaku baik menjadi bagian dari karakter mereka.
Pentingnya kitab ini dalam pendidikan pesantren juga terlihat dari relevansinya dalam kehidupan modern. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi, santri sering menghadapi tantangan menjaga nilai-nilai akhlak. Taisirul Kholaq membantu santri tetap menjaga akhlak mulia, menghormati sesama, dan menerapkan etika yang benar dalam berbagai situasi. Dengan pendidikan akhlak yang berkesinambungan, santri menghindari perilaku negatif dan membangun kepribadian seimbang antara dunia dan akhirat.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Taisirul Kholaq menjadi terobosan dalam pembelajaran akhlak di pesantren. Struktur kitab yang ringkas, bahasa yang mudah dipahami, dan materi yang relevan menjadikannya media efektif untuk mempelajari akhlak secara sistematis. Pendekatan salafiyah yang diterapkan menekankan bahwa akhlak bukan hanya pengetahuan, tetapi perilaku yang harus diterapkan secara konsisten.
Pendidikan akhlak melalui kitab ini membekali santri dengan karakter kuat, etika baik, dan kesadaran spiritual mendalam. Kajian Taisirul Kholaq menunjukkan bahwa pendidikan akhlak berbasis pesantren membangun karakter dan moral santri secara menyeluruh. Kitab ini menjadi rujukan penting bagi guru dan santri dalam menanamkan nilai-nilai akhlak, sehingga generasi muda menjadi beriman, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan kehidupan modern. Dengan pengajaran kitab ini, pondok pesantren melestarikan metode salafiyah secara relevan dan efektif hingga kini.
Daftar Referensi
-
Al-Ma’sudi, H. (1956). Taisirul Kholaq fi Ilmil Akhlaq. Fustat: Mesir.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
