SURAU.CO – PEDULI SUMATERA, Saat Saudara Kita Menjerit, Hati Kita Harus Bangkit: Musibah yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara bukan sekadar berita duka yang lewat di depan mata. Ia adalah panggilan kemanusiaan, panggilan iman, dan panggilan persaudaraan. Rumah-rumah terendam, akses jalan terputus, ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, dan sebagian bahkan kehilangan harapan. Pada saat seperti inilah, kepekaan hati kita diuji: apakah kita memilih diam, ataukah kita hadir sebagai bagian dari solusi.
Banjir besar yang melanda kawasan tersebut bukan hanya merusak bangunan, tetapi juga mengguncang kehidupan. Anak-anak terpaksa mengungsi, orang tua kehilangan mata pencaharian, sementara ibu-ibu berjuang menjaga keluarga tetap tegar di tengah keterbatasan. Di balik foto-foto relawan yang menembus arus air dengan perahu karet, ada kisah nyata tentang perjuangan bertahan hidup.
Inilah saatnya kita kembali menghidupkan spirit ta’awun, saling membantu yang menjadi ciri utama umat Islam. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang, kecintaan, dan empati adalah seperti satu tubuh. Ketika satu anggota sakit, seluruh tubuh merasakan pedihnya. Hari ini, sebagian tubuh kita sedang terluka di Sumatera. Maka seluruh bagian lainnya harus bergerak, peduli, dan membersamai.
Kita Mungkin Tak Bisa Datang, Tetapi Kita Bisa Mengulurkan Tangan
Tidak semua dari kita mampu hadir langsung di lokasi. Tidak semua dari kita kuat berjibaku di tengah banjir, mengangkat logistik, atau memindahkan para lansia yang terjebak di rumah. Namun setiap kita memiliki peluang untuk tetap ikut membantu—melalui donasi, doa, dan menyebarkan informasi kebaikan.
Ada keluarga yang membutuhkan selimut dan pakaian hangat. Dan Ada anak-anak yang menunggu makanan dan susu. Ada ibu-ibu yang butuh obat-obatan, peralatan kesehatan, dan air bersih.
Sementara relawan di lapangan mengerahkan tenaga, kita dapat menguatkan mereka dengan bantuan terbaik yang bisa kita berikan.
Sedikit Dari Kita, Sangat Berarti Untuk Mereka
Bantuan yang kita salurkan hari ini mungkin tampak kecil di mata kita. Namun bagi mereka yang tengah menghadapi bencana, itu bisa menjadi harapan besar.
Sebungkus sembako dapat menghilangkan lapar satu keluarga. Sepotong selimut dapat menghangatkan tubuh seorang anak. Obat-obatan dapat menyelamatkan satu nyawa. Sementara donasi yang ikhlas dapat menggerakkan roda logistik yang sangat dibutuhkan di lapangan.
Jangan tunggu nanti. Jangan merasa harus banyak dulu baru bisa memberi. Kebaikan tidak diukur dari jumlahnya, tetapi dari ketulusan hati yang menyertainya.
Mari Menjadi Cahaya di Saat Mereka Diliputi Gelap
Musibah adalah ujian, baik bagi mereka yang terkena maupun bagi kita yang menyaksikan. Bagi mereka, itu adalah ujian kesabaran. Bagi kita, itu ujian kepedulian. Semoga Allah menjadikan bantuan kecil yang kita berikan sebagai penolong di hari ketika tidak ada penolong selain pertolongan-Nya.
Setiap rupiah yang kita salurkan, setiap doa yang kita panjatkan, setiap pesan kebaikan yang kita sebarkan—semua akan menjadi saksi bahwa kita tidak berpaling ketika saudara kita membutuhkan.
Saat Sumatera menangis, mari kita hadir untuk menghapus air matanya. Semoga Allah menjadikan gerakan Peduli Sumatera ini sebagai amal jariyah yang terus mengalir hingga akhir hayat.
Jadwal shalat untuk Wilayah DK Jakarta dan sekitarnya
Rabu, Desember 2025 M, Jumadil Akhir 1447 H
Subuh: 04.07, Terbit: 05.25, Zhuhur: 11.46, Ashar: 15.11, Magrib: 17:59, Isya’: 19.14.
Sumber: Kemenag. (Oleh: Tengku Iskandar, M. Pd Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat Indonesia)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
