SURAU.CO. Dalam Munas Asosiasi Ma’had Aly se Indonesia melahirkan sejumlah rekomendasi penting bagi masa depan pendidikan Ma’had Aly. Salah satunya perihal pembentukan Direktorat Jenderal Kementerian Agama. Menurut Ketua AMALI, Ma’had Aly memiliki peran strategis sebagai lembaga pendidikan dan sebagai penjaga peradaban Islam Nusantara.”Salah satu rekomendasi Munas, para mudir berharap agar Direktorat Jenderal Pesantren ke depan memiliki struktur yang lebih ramping, efektif, dan tepat sasaran. Minimal ada eselon II yang secara khusus menangani Ma’had Aly, dan tentu diisi oleh alumni pesantren yang benar-benar memahami budaya pesantren,” ungkap KH Nur Salikin sebagai Ketua AMALI yang baru periode 2025–2030.
Munas AMALI kali ini merumuskan sejumlah rekomendasi penting bagi masa depan Ma’had Aly. Salah satunya, kebutuhan untuk memperkuat struktur Direktorat Jenderal Pesantren agar lebih efektif dan fokus. “Para mudir berharap agar Direktorat Jenderal Pesantren ke depan memiliki struktur yang lebih ramping, efektif, dan tepat sasaran. Minimal ada eselon II yang secara khusus menangani Ma’had Aly, dan tentu diisi oleh alumni pesantren yang memahami budaya pesantren,” kata Kiai Nuris, panggilan akrabnya.
Rekomendasi
Hasil rekomendasi forum asosiasi pesantren ini penting untuk mempercepat transformasi Ma’had Aly sebagai pusat kaderisasi ulama dan akademisi pesantren di Indonesia. “Perjalanan Ma’had Aly bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan jalan pengabdian dan amanat peradaban Islam Nusantara,” ujarnya dalam keterangan persnya.
Dalam Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (AMALI) 2025 menghasilkan dorongan kuat bagi penguatan kelembagaan Direktorat Jenderal Pesantren. Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang pada 28-30 November itu juga menetapkan Mudir Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, KH Nur Salikin sebagai Ketua AMALI yang baru untuk periode 2025–2030. Hadir dalam acara tersebut antara lain Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz, KH Irfan Yusuf, KH Riza Yusuf, Direktur PD Pontren Basnang Said, serta Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly Mahrus El-Mawa.
Kiai Nur Salikin
Terpilihnya Kiai Nur Salikin mendapat respon hangat para peserta Munas. Pria kelahiran Grobogan ini merupakan figur muda dengan kapasitas akademik kuat. Nuris pernag menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Kemudian mendalami fikih di Universitas Al-Ahgaff Yaman, dan menyelesaikan jenjang magister serta doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian juga pernah menimba ilmu melalui talaqqi di Darul Mustafa Tarim, Ribat Tarim, Darul Ghuroba’, serta sejumlah pesantren. Jejak akademik dan pengabdiannya mencakup pengajaran persiapan mahasiswa Timur Tengah, dosen Ma’had Aly, Bendahara AMALI, hingga juri MQK dan tim penyusun soal PBSB serta LPDP Dana Abadi Pesantren. Salah satu karyanya adalah buku “Fikih Minoritas.”
Di luar aktivitas akademik, masyarakat mengenal Kiai Nuris melalui media sosial. Gaya santun dan mudah menjadikan manaka muda khususnya mampu banyak yang menreima dakwahnya. Terpilihnya menjadi sebagai pimpinan AMALI akan m,enjadi era baru yang lebih progresif dan adaptif terhadap perkembangan ekosistem pesantren. Adanya rekam jejak akademik yang kuat, pengalaman kelembagaan yang luas, dan aktivitas dakwah digital yang aktif, Kiai Nuris akan mampu memperkuat Ma’had Aly sebagai pilar penting pendidikan pesantren di Indonesia
Ma’had Aly
Sekedar informasi Ma’had Aly, yaitu sebuah lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren yang setara dengan jenjang sarjana (S1). Lembaga ini menyelenggarakan studi keislaman yang terstruktur dan mendalam, sering kali berfokus pada kajian ilmu agama berbasis kitab kuning dan bertujuan untuk mencetak ulama profesional dan berkualitas. Ma’had Aly juga telah diakui secara resmi oleh Kementerian Agama dan ada yang sudah mendapatkan izin operasional sejak tahun 2018.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
