Khazanah
Beranda » Berita » Bangkit Setiap Kali Jatuh: Jalan Kembali yang Dicintai Allah

Bangkit Setiap Kali Jatuh: Jalan Kembali yang Dicintai Allah

Bangkit Setiap Kali Jatuh: Jalan Kembali yang Dicintai Allah
Bangkit Setiap Kali Jatuh: Jalan Kembali yang Dicintai Allah

 

SURAU.CO – Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti mengalami jatuh, entah karena kelemahan, godaan, atau sekadar karena sifat manusia yang memang tidak sempurna. Tidak ada satu pun di antara kita yang bebas dari kesalahan.

Namun, yang lebih penting daripada jatuhnya kita adalah bagaimana kita bangkit setelahnya. Sebab, nilai sejati seorang hamba tidak ditentukan oleh seberapa jarang ia salah, tetapi seberapa cepat ia kembali kepada Rabb-nya.

“Setiap kali engkau jatuh dalam kesalahan, segeralah bangkit.”

Kalimat ini bukan sekadar motivasi; ia adalah prinsip hidup seorang mukmin. Allah tidak memerintahkan manusia untuk tidak pernah tercela, tetapi Ia memerintahkan agar kita tidak berputus asa dari rahmat-Nya. Bahkan saat kesalahan menimpa dan rasa bersalah menghimpit, Allah tetap membuka pintu-Nya dengan sangat luas.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Allah Tidak Mencari Kesempurnaan, Tetapi Kejujuran Hati

Seringkali kita merasa terlalu kotor untuk kembali, terlalu banyak salah untuk diampuni, atau terlalu jauh untuk ditarik kembali ke jalan lurus. Padahal, Allah bukan mencari hamba yang tidak pernah jatuh, sehingga merasa dirinya suci.
Yang Allah cintai adalah hamba yang mau kembali, dengan segala ketidaksempurnaannya.

Seseorang yang kembali kepada Allah dengan hati yang patah dan penuh penyesalan, dengan air mata yang tulus dan tekad untuk memperbaiki diri, adalah orang yang sangat dicintai oleh-Nya.

Bahkan, dalam banyak hadits disebutkan bahwa Allah bergembira dengan taubat seorang hamba, lebih daripada gembiranya seseorang yang menemukan kembali barang berharganya setelah hampir kehilangan segalanya.

Jangan Tenggelam dalam Rasa Bersalah

Salah satu godaan terbesar setelah melakukan kesalahan adalah merasa tidak pantas untuk memohon ampun. Padahal, rasa bersalah hanyalah berguna jika ia mendorong kita untuk bangkit, bukan membuat kita terpuruk.

Rasa bersalah yang terlalu dalam dapat berubah menjadi perangkap yang membuat kita merasa tidak layak untuk dimaafkan.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Di situlah syaitan bekerja: bukan hanya membuat seseorang jatuh, tetapi membuatnya berhenti untuk bangkit. Sementara Allah memanggil kita:
“Kembalilah, pintu itu tidak pernah tertutup.”

Bangkit Adalah Ciri Hamba yang Mulia

Kemuliaan seorang hamba bukanlah karena ia tidak pernah salah. Nabi Adam ‘alaihissalam sendiri pernah melakukan kekeliruan. Namun yang membuatnya mulia adalah kalimat taubatnya, kesadarannya untuk segera kembali kepada Allah.

Begitu juga kita.
Setiap kali tersungkur, tugas kita hanyalah satu: bangkit.

Tidak dengan sombong, tetapi dengan rendah hati.
Tidak dengan merasa suci, tetapi dengan tahu bahwa kita butuh Allah setiap saat.

Rahmat Allah Selalu Lebih Besar dari Dosa Kita

Kita boleh merasa lemah, tetapi jangan pernah berburuk sangka terhadap Allah. Tidak ada dosa yang terlalu besar bagi rahmat-Nya, selama kita datang dengan hati yang jujur. Tidak ada kesalahan yang terlalu gelap bagi cahaya ampunan-Nya. Bahkan, setiap langkah kembali kepada Allah akan dibalas dengan petunjuk, ketenangan, dan peluang untuk memperbaiki hidup.

Manajemen Waktu: Refleksi Mendalam Bab Bersegera dalam Kebaikan

Maka, ketika engkau merasa jatuh dalam dosa—baik kecil maupun besar—ingatlah bahwa:

Yang terpenting adalah kembalinya dirimu, bukan jatuhnya.

Dan yang Allah lihat adalah hatimu, bukan masa lalumu.

Yang menentukan masa depanmu adalah taubatmu, bukan kesalahanmu.

Penutup: Pintu Itu Tidak Pernah Tertutup

Ketika manusia menutup pintu-pintu maaf, Allah membuka pintu-Nya seluas-luasnya. Ketika manusia menghukummu dengan pandangan buruk tentang masa lalumu, Allah menilai hatimu yang hari ini. Dan ketika engkau merasa tidak layak, Allah justru memanggilmu kembali.

Bangkitlah. Setiap kali tersungkur, bangkit lagi. Karena rahmat Allah tidak pernah menjemukan kita.

Dan pintu ampunan-Nya selalu menunggu langkahmu untuk pulang. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement