Ibadah
Beranda » Berita » Islam Memuliakan Petani

Islam Memuliakan Petani

Islam Memuliakan Petani
Islam Memuliakan Petani

SURAU.CO. Islam memuliakan petani karena profesi ini dianggap sebagai ibadah. Profesi ini memberikan manfaat berkelanjutan kepada masyarakat. Petani mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui tawakal dan kerja keras. Pahala terus mengalir dari setiap hasil tanaman yang bermanfaat. Hasil tanaman tersebut memberi manfaat bagi manusia, hewan, bahkan lingkungan. Umat menganggap hasil tanaman tersebut sebagai sedekah jariyah hingga hari kiamat.

Islam memuliakan petani karena pekerjaan bertani adalah ibadah yang bernilai tinggi, memberikan manfaat luas bagi manusia, hewan, dan lingkungan, serta memiliki pahala sedekah yang terus mengalir. Selain itu, masyarakat menganggap pertanian sebagai profesi yang paling terhormat. Profesi ini menuntut pelakunya untuk tawakal kepada Allah SWT.

Bekerja sebagai petani diniatkan sebagai ibadah untuk mencari rida Allah, yang akan memberikan keberkahan dan pahala. Petani adalah “penolong negeri” karena hasil taninya (sayuran, buah-buahan, beras) bermanfaat bagi banyak orang dan makhluk lain. Penanam tanaman bersedekah setiap kali manusia, hewan, atau burung menikmati hasilnya. Setiap hasil tanaman yang dimakan akan menjadi sedekah bagi orang yang menanamnya. Pahala dari sedekah ini terus mengalir bagi penanamnya hingga hari kiamat.

Orang menganggap bertani sebagai pekerjaan yang menuntut tingkat tawakal yang tinggi kepada Allah SWT. Hasil panen bergantung pada kehendak Allah SWT.  Petani memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam, yang merupakan ajaran Islam. Kewajiban untuk bertani termasuk dalam kategori fardhu kifayah (kewajiban kolektif), yang berarti jika sudah ada sebagian orang yang melaksanakannya, maka kewajiban tersebut gugur bagi yang lain.

Alasan petani dimuliakan dalam Islam

  • Ibadah dan Tawakal: Bertani adalah bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seseorang membutuhkan tawakal (ketergantungan pada Allah) dalam pekerjaan ini. Ia menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-An’am: 99 tentang Allah yang menurunkan air untuk menumbuhkan tanaman.
  • Pahala yang Berkelanjutan: Petani menanam tanaman sebagai sumber pahala sedekah. Setiap makhluk hidup yang memakan hasil tanaman tersebut memberikan pahala sedekah yang tidak terputus kepada petani.
  • Manfaat bagi Orang Banyak: Petani memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan lingkungan dengan menyediakan makanan dan menciptakan keseimbangan alam. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan umatnya untuk memelihara pertanian karena kontribusinya yang sangat luas.
  • Pekerjaan yang Mulia: Orang-orang memberkati makanan yang mereka hasilkan dari hasil jerih payah sendiri untuk dikonsumsi. Mereka memanfaatkan makanan tersebut dengan menjual atau memberikannya kepada orang lain. Selain itu, petani juga menjalankan “jihad ekologis” dengan menjaga dan mengolah bumi secara bijaksana.
  • Keteladanan Nabi: Sejarah Islam mencatat para sahabat dan Nabi Muhammad SAW sendiri yang sering menanam pohon seperti kurma dan anggur.

Hadis dan ayat terkait

  • Pahala atas hasil panen: “Siapa yang menanam tanaman, dan tanaman itu tumbuh dan memberi hasil, maka dia akan mendapatkan pahala setara dengan hasil yang diambil dari tanaman tersebut,” (HR. Ahmad).
  • Sedekah jariyah: “Tidaklah seorang Muslim menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung, manusia, atau hewan memakannya, kecuali itu menjadi sedekah baginya,” (HR. Bukhari & Muslim).
  • Kemuliaan profesi: “Sebaik-baik pekerjaan adalah yang paling dicintai oleh Allah, dan pekerjaan yang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia,” (Hadis).

Filosofi

Filosofi Islam memuliakan petani karena profesi ini memiliki banyak kemuliaan, seperti nilai ibadah, manfaat sosial, dan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Masyarakat memuliakan petani karena mereka menghasilkan makanan. Makanan menopang kehidupan manusia dan makhluk lain. Banyak orang menganggap pekerjaan petani membutuhkan takwa dan tawakal. Pekerjaan petani mendatangkan pahala yang terus mengalir. Pahala terus mengalir bahkan setelah petani meninggal dunia.

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

Kemuliaan profesi petani dalam Islam

  • Ibadah dan sedekah: Menanam tanaman dianggap sebagai ibadah dan sedekah yang pahalanya terus mengalir selama tanaman itu bermanfaat bagi makhluk lain.
  • Kemandirian pangan: Petani berperan penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan, karena produksi pangan lokal adalah perwujudan dari etika solidaritas Islam.
  • Tawakal dan takwa: Pertanian dianggap sebagai pekerjaan yang lebih tinggi karena lebih dekat dengan sifat tawakal (ketergantungan) kepada Allah.
  • Manfaat bagi sesama dan alam: Petani menanam hasil panen yang dinikmati manusia dan binatang. Petani turut menjaga kelestarian alam melalui kerja kerasnya.
  • Investasi akhirat: Bertani bukan hanya urusan dunia, melainkan juga investasi akhirat yang pahalanya akan terus mengalir bahkan setelah penanam meninggal dunia.

 Tujuan

Tujuan Islam memuliakan petani adalah untuk menjaga ketersediaan pangan, memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan memberikan manfaat luas bagi makhluk hidup lainnya. Orang menganggap pekerjaan bertani sebagai pekerjaan mulia karena merupakan bentuk ibadah. Pekerjaan bertani menumbuhkan sifat tawakal kepada Allah SWT. Allah memberikan pahala yang berkelanjutan melalui sedekah dari hasil panen bertani. Petani mendapatkan pahala yang berkelanjutan saat mereka bersedekah dari hasil panen. Kegiatan bertani mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan bersedekah.

Tujuan utama memuliakan petani dalam Islam

  • Menjamin ketahanan pangan: Petani berperan krusial dalam menyediakan makanan yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup dan menjalankan aktivitas.
  • Memberikan manfaat luas: Hasil panen petani tidak hanya dinikmati manusia, tetapi juga hewan dan makhluk lain. Setiap makhluk yang memakan hasil pertanian menjadi sedekah bagi petani yang menanamnya.
  • Mendidik sikap tawakal: Pertanian mengajarkan seseorang untuk lebih bertawakal (berserah diri) kepada Allah SWT karena ada unsur ketidakpastian dalam proses alam, sehingga menumbuhkan kesadaran akan kekuasaan Tuhan.
  • Menjadi bentuk ibadah dan sedekah: Masyarakat menganggap kegiatan menanam dan menggarap lahan pertanian sebagai ibadah. Petani meyakini bahwa pekerjaan mereka adalah bentuk sedekah yang pahalanya terus mengalir. Prinsip tersebut mendasarkan keyakinan pada sebuah hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis itu menyatakan bahwa pekerjaan yang paling bermanfaat bagi manusia adalah sebaik-baik pekerjaan. Oleh karena itu, umat Muslim menganggap pertanian sebagai profesi yang mulia.
  • Menghargai kerja keras dan keterampilan: Islam sangat menghargai kerja keras dan penguasaan keterampilan. Menjadi petani membutuhkan pengetahuan dan keahlian dalam mengelola tanaman, yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
  • Mendorong kemaslahatan bersama: Sektor pertanian memiliki dampak ekonomi yang besar, terutama di pedesaan. Menghidupi diri sendiri dan keluarga melalui pertanian adalah bagian dari menjaga kemaslahatan umat.

(mengutip dari berbagai sumber)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement