Khazanah
Beranda » Berita » Ketika Akhirat Lebih Dekat dari Langkah Kita: Renungan Al-Hikam

Ketika Akhirat Lebih Dekat dari Langkah Kita: Renungan Al-Hikam

Ilustrasi hamba yang tenggelam dalam doa kepada Allah.
Ilustrasi hamba yang tenggelam dalam doa kepada Allah.

SURAU.CO-Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari  dalam Al-Hikam mengatakan:

“Jikalau cahaya keyakinan menerangi kita maka kita akan melihat akhirat lebih dekat kepada kita daripada kita berjalan menujunya. Kita akan melihat keindahan-keindahan dunia yang telah menunjukkan kepunahan.”

Ada pun maksud Syekh Ibnu ‘Athaillah yakni apabila cahaya keyakinan telah menyinari kita mengenai hakikat semua yang ada di dunia ini dan semua yang Allah Swt. kabarkan, maka kita akan melihat akhirat berada di hadapan mata. Seketika itu, kematian sudah menanti kita dengan cengkeramannya. Kita tidak mampu berjalan menghampirinya, sebab kematian sudah terasa di hadapan mata.

Kemudian, kita akan melihat para penghuni surga dengan segala kenikmatan dan kesenangan yang mereka rasakan. Kita juga akan melihat para penghuni neraka dengan segala siksaan dan kesengsaraan yang mereka derita. Oleh karena itu, semua itu memberikan efek jera yang luar biasa kepada kita, sehingga kita menjauhi semua larangan dan menjalankan semua perintah-Nya.

Melihat Hakikat Dunia

Syekh Ibnu ‘Athaillah menerangkan bahwa ketika kita menyaksikan dunia dengan segala keindahannya, kita akan mendapatinya di ujung kehancuran. Harta, jabatan, kumpulan materi, dan lain sebagainya tidak mampu menyelamatkan kita sedikit pun. Bahkan, kita akan menyaksikan penyesalan yang mendalam dalam diri orang-orang yang awalnya saling mencintai dan tergila-gila. Dulu, mereka rela menjadi hambanya, namun sekarang mereka justru mencela dan ingin melepaskannya. Sayangnya, penyesalan ini hanyalah harapan kosong, sebab pintu pertaubatan sudah tertutup bagi mereka.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Ingatlah, dunia ini hanyalah sementara, tidak ada yang abadi. Meskipun kita memiliki segudang harta, mobil-mobil mewah, jabatan-jabatan mentereng, dan lain sebagainya, semua itu tidak akan mampu menyelamatkan kita sedikit pun di akhirat kelak. Hanya ibadah dan amal shalih sajalah yang akan membantu kita mendapat rahmat Allah Swt. sehingga kita terhindar dari azab-Nya.

Selanjutnya, jikalau kita mampu menyingkap hakikat kehidupan dunia ini, kita akan mendapatinya penuh kehinaan dan tidak ada harganya sama sekali. Jangan sampai kita tertipu dan larut di dalamnya. Dunia adalah sarana, maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Jikalau kita memiliki kelebihan harta, sumbangkanlah di jalan Allah Swt. Jikalau kita memiliki jabatan tinggi, gunakanlah untuk menegakkan kalimat-Nya di muka bumi. Hanya itulah cara terbaik untuk mendapatkan ridha-Nya dan terhindar dari neraka-Nya di akhirat kelak.

Keinginan dan Hijab

Syekh Ibnu ‘Athaillah menegaskan :

“Bukan sesuatu yang ada di sisi Allah Swt. yang menghalangi kita dari melihat-Nya, akan tetapi keinginan untuk menjadikan sesuatu bersama-Nya yang menghalangi kita dari-Nya.”

Makna menurut beliau yakni, jikalau kita bertanya-tanya, kenapa kita tidak mampu mengetahui rahasia di balik sesuatu, atau kita belum mendapatkan cahaya Ilahi, maka ketahuilah bahwa itu terjadi bukanlah karena materi atau apa pun yang ada di alam semesta ini. Sama sekali tidak. Sebab, semua yang ada di dunia ini tidak akan mampu menghalangi cahaya-Nya. Semuanya hanyalah makhluk yang tidak bisa kita sepadankan dengan Khaliq.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Sesungguhnya, yang menghalangi kita dari melihat Allah Swt. adalah kesibukan kita dengan makhluk-Nya. Kita terlalu sibuk mencari harta sehingga lupa beribadah. Kita terlalu sibuk mencari penghargaan sehingga menomorduakan Allah Swt. Ingatlah, jangan sampai kita sibuk dengan makhluk sehingga lupa dengan Khaliq.

Syekh Ibnu ‘Athaillah menyampaikan bahwa jikalau kita mau berpikir dan merenungkannya baik-baik, kita akan mendapati bahwa alam semesta ini dengan segala isinya hanyalah kamuflase belaka. Tidak asli dan abadi. Hanya Allah Swt. semata-mata yang abadi dan asli. Jikalau Dia ingin menghancurkan dunia ini, Dia mampu melakukannya dengan satu kata saja, “Kun” (jadilah). Oleh karena itu, apa pun tidak akan mampu dan menghalangi cahaya-Nya. Intinya, jadikanlah alam semesta ini sebagai sarana menuju Allah Swt.(St.Diyar)

Referensi : Atha’illah as-Sakandari, Kitab Al-Hikam (penerjemah : D.A. Pakih Sati)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement